Part 3

3.8K 270 0
                                    

Part 3

***

Yasna sedang membantu Shalna mengemas barangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yasna sedang membantu Shalna mengemas barangnya. Tidak! Tidak, bukan Shalna ingin pindah kota. Shalna hanya ingin menghabiskan liburan semesternya di rumah Eyangnya. Yasna tampak sedih sekali, padahal ia ingin sekali ikut bersama Shalna. Namun ia masih menyelesaikan segala rapat organisasi di kampusnya.

"Lo bakalan lama banget ya di sana?" tanya Yasna saat memasukkan pakaian milik Shalna ke dalam koper.

"Ya nggak tahu, sih, Yas. Kita kan liburnya lumayan lama. Hampir sebulan lebih. Lagian eyang gue di sana kangen sama gue. Katanya pengen ketemu cucunya ini." Shalna duduk di depan Yasna. Memperhatikan Yasna yang sepertinya tidak ikhlas memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

"Judes amat sih muka lo. Lo nggak ikhlas gue liburan ke tempat Eyang gue?" sinis Shalna saat melihat Yasna terus memberengut kesal.

"Lo mau jawaban jujur apa bohong?" tanya Yasna. Shalna hanya mendengus.

"Lo mau jawab jujur atau bohong juga tetap nyakitin."

"Gue tuh sebenarnya agak nggak suka lo pergi ke rumah eyang lo," kata Yasna yang sukses menarik perhatian Shalna.

"Kenapa?" Shalna menatap horror ke arah Yasna.

"Gue sendirian kalau nggak ada lo," cicit Yasna.

Shalna sadar, sahabatnya itu tidak bisa sendiri. Terlalu biasa bersama Shalna.

"Nggak nyampe sebulan, kok," ujar Shalna.

"Tadi lo bilang bisa sampe sebulan. Kita kan liburnya sebulan. Gue nggak ada teman di sini," ujar Yasna.

"Niatnya sih gitu, tapi nanti bosan di sana lama-lama. Lagian lo kan masih ada acara organisasi. Sekali-sekali kumpul lah sama anak organisasi lo."

"Ya kalau kumpul sama mereka mah tiap saat juga bisa, tapi kadang mereka bahas program kerja kampus. Kan tetap aja bosan," kata Yasna mencari alasan agar Shalna tidak pergi terlalu lama.

"Lo kayak pacar gue aja deh. Posesif banget gue mau pergi lama," cibir Shalna.

"Huh!"

"Lagian kan ada ... Galen," kata Shalna menggantung. Rasanya sesak sekali gadis itu menyebutkan nama pria yang sudah menyakitinya, berpikiran buruk kepadanya.

"Hm ... Ya, ya, ya."

"Udah, ah, Yas. Nanti kalau lo bosen di sini, boleh deh lo main ke tempat eyang gue." Shalna memberikan saran. Yasna menimbang perkataan Shalna. Benar juga yang dikatakannya, tapi kapan? Hari-hari Yasna sibuk dengan pertemuan organisasi di kampus.

"Shal ....," panggil Yasna.

"Hmmm .... Ada apa?"

"Sebenarnya, kemarin itu ....," ucap Yasna menggantung.

 Shalna Sasikirana (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang