Heart To Heart
_____
09.00Jimin tak habis pikir, bagaimana bisa Jungkook bertindak nekat seperti tadi? Hampir saja anak itu melewati batasnya kalau saja Hoseok tidak mendobrak pintu basecamp mereka.
Kini Jimin tengah bersama Hoseok dan Yurin yang masih saja menangis di sebuah bar kelas menengah. Jelas saja ia trauma.
"Ini semua juga karena salah gue." Yurin berucap lirih sambil menuang Soju ke dalam sebuah gelas kaca kecil.
"Ini karma buat lo, kak." Hoseok berujar tanpa merasa berdosa dan lengannya langsung disikut Jimin yang duduk di samping kanan Hoseok.
Yurin tertawa kering sambil menunjuk wajah Hoseok dengan tangan yang masih memegang gelas kaca. "Such an irony. Ini karma buat gue."
"Terus?" Jimin bertanya ke Yurin yang kembali menuang sebotol Soju ke gelas.
"Pardon? I don't get it what you mean." Yurin yang sudah mulai mabuk justru kembali bertanya ke anak itu.
"Kakak mau gimana lagi ke Jungkook? Kakak sendiri kan yang ngaku udah ngehancurin Jungkook. Sebagai temannya gue mau kakak tanggung jawab."
Yurin yang masih menenggak minuman haram itu lantas menggeleng pelan. "I don't know. I just.. mm..." Yurin mulai bicara melantur.
"Kak, tolong ngomongnya nggak usah pake bahasa Inggris!" Hoseok langsung protes. Kalau bahasa Inggris mah Hoseok lewat; nggak ngerti!
"Gue nggak mau tanggung jawab apa-apa ke dia. Gue udah jahat ke dia dan dia juga udah jahat ke gue. So, it's fair right?" Yurin kembali terkekeh dan kembali lagi menuang minuman haram itu ke gelas, namun sayang botol yang ia pegang ternyata sudah kosong.
"Shit!! Both of you, please call the waitress!" Titah Yurin yang wajahnya sudah memerah, cewek ini memang memiliki toleransi yang rendah terhadap alkohol.
Jimin dan Hoseok saling melempar pandangan. Apa katanya? Memangnya dia bawa cukup uang buat pesan lagi?
Namun saat Jimin ingin kembali bertanya, Yurin nampak sudah tertidur dengan kedua tangannya yang terlipat di atas meja sebagai bantal.
Untung aja! Batin keduanya kegirangan.
***
Sudah hampir dua jam Jimin dan Hoseok berada di bar menunggu Yurin terbangun dari tidurnya. Jimin sudah sangat bosan sedangkan Hoseok lelah hanya menunggu seperti orang tak punya tujuan hidup.
"Tinggalin aja deh, gue bosen nih."
"Kalau dia bangun terus masih mabuk gimana? Suka pinter lo." Hoseok berujar sambil menatap Jimin, sebal.
"Lo nggak capek nungguin dia tidur? Gue sih mau pulang aja."
Melihat Jimin bangkit dari tempat duduknya, Hoseok langsung saja mencekal satu tangan Jimin yang baru saja ingin melangkah pergi.
"Yang bener aja lo ninggalin dia sendirian disini?"
"Iya, gue mau pulang. Gue harus bantuin ibu gue antarin pesanan pelanggannya. Terserah kalau lo masih mau buang-buang waktu disini."
Tanpa ba-bi-bu Jimin pergi meninggalkan Hoseok berdua dengan Yurin di bar. Jimin juga sudah tak punya cukup uang untuk membeli apapun yang dijual di bar. Semua yang di tawarkan memiliki harga yang tidak wajar. Hoseok membiarkan Jimin pergi, toh Hoseok juga yang memaksa Jimin untuk ikut ke tempat laknat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth [JJK] (17+)
FanfictionI swear, you'll fall in love with me when you know the truth. [Jeon Jungkook] ______________________________ a/n: cerita ini mengandung banyak kata kasar, adegan kekerasan serta konten dewasa. Mohon kebijakannya dalam membaca. happy reading ^^