【 ᴜɴᴇ 】

5.5K 662 537
                                    

Seorang Seo Changbin memang benar-benar tidak bisa dideskripsikan dalam satu paragrafㅡ tidak bisa bahkan dengan satu buah buku setebal 500 halaman sekali pun. Anaknya sangat ajaib dan susah ditebak.

Dibilang gentle, iya. Dibilang lucu, iya juga.

Dibilang pinter, enggak. Dibilang bodoh, iya.

Changbin hanya remaja normal yang kini berada di akhir tahun Sekolah Menengah Kejuruan dengan hobi bermain futsal di lapangan dan meracuni teman-temannya dengan kelakuan buruk (re: cabut).

Yah, sebenarnya Changbin tidak senakal itu, kok. Gak pernah merokok. Terakhir menghirup asap orang bakar sampah aja batuknya udah kayak orang mau mati aja. Dan dia cuma cabut kalau merasa lelah sehabis praktek atau lagi gak mood belajar.

Masalahnya Changbin gak pernah ada mood untuk belajar. Sekalinya ada kemauan belajar pasti gorengan Bude Sumi terlintas di otaknya, seolah minta dijamah.

Namun keahliannya dalam kejuruan dan futsal patut diacungi jempol. Sementara yang lain menghabiskan 15 menit untuk membersihkan bed dan memasang tiga lapis sheet dengan satu blanket, Changbin hanya butuh empat menit. Dia memecahkan rekor Daniel, alumni sekolah dengan waktu 4.55 menit.

Pesonanya juga gak main-main. Di kelas 10 dulu, Changbin terpilih sebagai model sekolah dan dilatih untuk mengikuti lomba modeling tingkat provinsi. Memang bukan nasib, Changbin kalah dengan alasan tubuhnya terlalu pendek.

Pada dasarnya Changbin ini cuek. Dia sadar tubuhnya lebih pendek dari yang lain. Buktinya masuk ke sekolah ini aja dulu sampe minta surat keterangan komite karena tinggi tidak memadai aturan. Untung berhasil menaikkan tinggi badannya sebanyak 10 cm selama 3 tahun belakangan.

Iya, tinggi laki-laki di perhotelan wajib minimal 160 cm sementara waktu mendaftar tinggi Changbin hanya mencapai 157 cm. Dirinya sendiri lelah dengan pertumbuhannya yang segini-segini aja. Padahal tahun depan sudah tidak bisa tumbuh lagi. Ini berita buruk karena anak kelas yang laki-laki tingginya sudah mencapai 170 semua dan Changbin malah masih terjebak di angka 167.

Awalnya tidak ada kendala kecuali teman-temannya terkadang suka menunduk setiap mengambil foto bersama. Tapi akhir-akhir ini ada oknum yang suka seenak jidat mengangkat tubuhnya.

Badan lo kecil sih, enak buat dibanting.

Kesal sih. Siapa yang tidak kesal waktu kamu lagi enak-enak ngangkang di atas meja sambil makan bakwan tiba-tiba digendong atau didorong sampai saus sambal kena seragam?

Dan oknum yang sering melakukan hal keji itu adalah si anak baru. Ngakunya pindahan Australia, tapi setau Changbin di Aussie gak ada orang sebeler dan gak sebuluk orang itu. Orang itu malah mirip masa lalu Park Woojin kalau dipikir-pikir.

Seperti yang dilakukannya sekarang. Pemuda dengan suara husky yang Changbin tebak hobinya nyengir dan menel ke semua orang itu tengah bermain Piano Tiles di ponsel teman sebangkunya, dengan mata membulat dan berteriak lumayan keras.

Buluk dan malu-maluin. Iya, di mata Changbin orang itu sangat buluk.

Ayo kita beritahu satu rahasia. Meskipun menganggap sangat buluk dan beler, pandangan Changbin hampir tidak bisa lepas dari anak baru pindahan Australia itu sejak bel istirahat berbunyi 15 menit yang lalu. Sesekali terkekeh melihat kelakuannya yang makin lama gak kayak manusia.

Oh, nama anak baru itu Felix, ngomong-ngomong.

Selama enam bulan satu kelas, siapa sangka Changbin malah menaruh hati kepada bocah yang sering dia sebut beler dan buluk tersebut?

.

.

.

2017 ;; changlix [hiat.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang