【 ᴛʀᴏɪs 】

2.8K 407 166
                                    

Di hari Kamis ceria dengan cuaca yang sangat bersahabat ini, tampak segerombol pejuang nilai di lantai tiga sekolah sedang bercengkrama.


Segerombol pejuang nilai yang dimaksud adalah anak-anak dari kelas 12 perhotelan 3. Di antaranya; Hyunjin, Seungmin, Jisung, Felix, Changbin, dan Park Woojin.

Mereka sudah ada di sekolah sejak pukul 7 tadi. Kata ketua kelas, hari ini ada pengumuman perubahan nilai karena sikap dan absen. Makanya tadi malam grup kelas heboh sesekali terlihat umpatan kekesalan para pelajar di semester akhir sekolah.

Changbin salah satunya. Setelah puas mengeluarkan isi kebun binatang di grup kelas, dia memutuskan untuk datang ke sekolah. Dia juga tidak mau ambil resiko menuntaskan nilai di semester kedua, yang ada tugasnya makin banyak.

Tapi ternyata mereka dibohongin. Jadilah keenam pemuda itu berkumpul dan mengungkapkan kekesalan masing-masing.

Felix yang pertama. Dia menggerutu sambil garuk-garuk kepalanya, padahal sama sekali tidak gatal. Soalnya tadi tidur pukul 4 pagi dan terpaksa bangun di pukul 6 karena harus sekolah. Sepanjang perjalanan dari lapangan menuju kelas juga masih misuh-misuh sendiri.

Nasib Felix berakhir dengan Woojin yang mendorongnya agak keras sampai si Australian menubruk pintu dari kelas lain.

Yang lain ketawa kecuali Changbin. Pemuda yang kadang suaranya terdengar sengau itu mendekat ke Felix, menoyor kepala yang lebih muda, baru mengelusnya. "Makanya jangan suka ngeluh, dihajar Woojin kan lo."

Semua langsung bersorak. Jisung dan Woojin jadi pelopor. Dari situlah aksi lempar-lemparan kacang telur bermula.

Biasanya rombongan ini sering bercerita di dalam kelas sambil ngemil kuaci Seungmin. Kuaci sendiri memang jadi salah satu makanan ringan kesukaan anak kelas karena cara memakannya benar-benar menguji kesabaran. Anak-anak lain merasa tertantang.

Tapi Changbin selalu menyerah di kuaci ketiga karena cara membukanya yang susah. Udah dibukain satu sama Felix, malah dijawab, "Gak usah, makasih. Lo bukanya pake gigi, 'kan? Jijik gue."

Yaudah iya.

Di percakapan selanjutnya, pembahasan mereka sangat random. Kayak, bener-bener random.

Yang lebih banyak bicara ya Woojin. Diikuti dengan Jisung dan Hyunjin. Yang lain hanya mengikuti alur percakapan yang sudah ada.

Posisi mereka sekarang, Woojin sedang berdiri sambil memegang tali tasnya. Seungmin duduk di sebelah Changbin di lantai. Hyunjin sama Jisung duduk di rak sepatu kayu yang super panjang milik sekolah. Felix fokus sama ponselnya sambil nyender di bahu Changbin. Changbin ketawa mendengar cerita si gingsul.

Woojin membuka topik dengan mengungkapkan kalau dia rindu tempat magang kemarin. Bukan cuma rindu tempatnya, tapi juga rindu uang tip yang dikasih turis.

Cerita mereka berlanjut ke anjing adeknya Jisung yang kemarin malam menggonggong tanpa alasan jelas. Lalu Hyunjin bercerita kalau tetangga lamanya yang bernama Kijoong suka menel ke Seungmin. Ujung-ujungnya mereka jadi curhat.

Dan banyak lagi cerita lain. Pokoknya benar-benar random. Sementara yang lain ikut dalam percakapan, Felix tidak melepaskan fokusnya dari permainan yang membuatnya candu beberapa hari belakangan.

Dia denger sih, sesekali ketawa kecil atau ngelirik waktu ada sesuatu yang lucu. Tapi gak terlalu masuk dalam percakapan.

"Di sini siapa yang nilai Bahasa Inggrisnya tinggi?" tanya Woojin iseng sambil duduk di atas rak sepatu kayu.

2017 ;; changlix [hiat.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang