Bagi Changbin, tidak ada yang spesial di malam tahun baru kali ini. Yah, lagipula setiap tahun memang tidak ada yang spesial. Hanya dirinya di kamar, membuka saluran animax yang entah kenapa sangat mencintai karena memutar salah satu anime kesukaannya.
Sementara di luar rumah, di komplek luas yang bisa membuat kota sendiri itu, Changbin bisa mendengar anak-anak tengah tertawa dan berlarian. Terdengar juga bunyi kembang api sangat keras. Cukup keras sampai Changbin mengumpat puluhan kali.
Changbin tidak iri. Toh, dia menjalani setiap tahun dengan rutinitas yang sama. Mama masih sibuk dengan geng sosialitanya, dan Papa yang sibuk dengan pekerjaannya.
Tidak ada yang beda.
Yang membedakan malam tahun baru dengan malam lainnya mungkin banyaknya cemilan yang ditinggalkan Mamanya tadi sore sebelum berangkat ke Singapura, dan rumahnya sedikit sepi karena Bu Lina pulang kampung untuk menemui keluarganya.
Andai saja dia punya saudara selain Johnny. Kakak kandungnya itu selalu sibuk traveling, membuatnya pulang ke rumah tiga bulan sekali. Di rumah juga gak ada faedahnya. Bangun siang, terus membuat suara binatang sambil teriak sampai tetangga hampir memanggil polisi.
Dan teman-temannya, Changbin tidak yakin mereka masih bisa disebut teman. Disaat teman lama Chan, kakak sepupu Felix, datang jauh-jauh dari Australia sekedar untuk jalan-jalan dan memanggang daging, teman-temannya malah tidak menanyakan kabarnya sekali pun.
Dunia memang sekejam itu.
Awalnya Changbin berinisiatif mengajak Felix datang ke rumahnya. Hanya untuk menjadi teman nonton dan disuruh-suruh masak popcorn, kok. Dan, oh, mungkin akan dijadikan teman cuddle.
Tapi dia tidak melakukannya. Changbin sadar akhir-akhir ini Felix disibukkan dengan kegiatan baru. Pemuda Australia itu entah kenapa sibuk melakukan daily workerㅡ padahal kita semua tau kalau keluarga Felix hidup lebih dari kata berkecukupan.
Namanya juga Felix, setiap Changbin tanya jawabannya selalu tidak masuk akal. Entah itu cengiran minta digampar, dijadikan lelucon, atau hanya mengulum senyum sambil mengacak rambut Changbin.
Paling parah kalau Felix udah jawab, "Nyari duit buat nafkahin kamu dan anak-anak kita kelak, lah."
Sudah pasti kesal kalau diperlakukan seperti itu dengan Felix. Tapi, lucu juga, sih. Changbin sekarang malah kadang merasa kurang semangat kalau tidak mendengar ocehan atau gombal menjijikan dari Felix. Udah kayak kebiasaan.
Malam ini pukul 8, hampir setengah sembilan. Sebenarnya di luar sedang hujan. Makanya Changbin sempat heran kenapa masih banyak anak kecil keluyuran dan kembang api yang dibunyikan padahal hujan cukup deras.
Dia baru saja menyelesaikan popcorn buatan sendiri. Kakinya yang berbalut kaus kaki tebal berjalan malas di atas keramik dingin rumahnya, siap melangkah ke ruang tengah, masuk ke dalam selimut dan menonton banyak acara tahun baru.
Ting Tong
"BENTAR!"Changbin yang tadi hampir menyentuh sofa kini mendecak kesal sambil berlari kecil menuju pintu rumah. Di pertengahan jalan dia sadar masih memegang mangkuk popcorn, jadilah diletakannya di atas meja ruang tamu sementara bel rumah tidak berhenti berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
2017 ;; changlix [hiat.]
Fanfiction"enyah kek lo." +highschoolau!changlix (unpublished)