M-J :: (19) Lagi

70.1K 6.5K 1K
                                        

M-J :: (19) Lagi

============

M I K A

Dua hari tidur (meski rasanya tidak seperti tidur, sih) membuat gue ketinggalan banyak berita. Untung Ana memberi tau segala hal. Tentang Reeveles yang dijebloskan ke penjara, tentang Nyokap yang sudah tahu bahwa Revon kembaran gue, tentang Nyokap yang mengingat Eddenick jika gue yang memberitahu.

Sekarang setelah kesehatan gue pulih, gue, Ana, dan Faren mencoba membuat dinner bareng orangtua kami masing-masing. Mungkin saja cara ini bisa membuat mereka kembali dekat dan mengingat satu sama lain.

Acara dinner pertama ini, gue harus memakai jas dan celana bahan. Karena restoran yang dipesan Faren dan Bokapnya--Om Niko--termasuk mewah. Duh, gue gugup sendiri. Bagaimana kalau-kalau ada hantu lewat tanpa kepala di tempat itu? Atau koki yang bawa-bawa pisau penuh darah? Astaga.

"Mika," Nyokap tiba-tiba membuka pintu kamar sewaktu gue tengah membetulkan dasi. Wanita setengah baya itu tersenyum simpul sambil menyorongkan sebuah kotak kecil. "Hadiah ulangtahun kamu, maaf ya, telat. Mama baru bisa beliin ini soalnya."

Kado ulang tahun.

Tunggu, gue baru inget. Gue ulang tahun tanggal 1 Mei kemarin!! Berarti gue udah tujuh belas! Seorang Mikong telah beranjak dewasa, saudara-saudara. Ah, senangnya.

"Makasih, Ma," gue tercengir, mencium pipi Nyokap berkali-kali, memeluknya seerat mungkin, menatap Nyokap dengan binaran mata bahagia. "Ah, Mika mulai deh lebaynya. Jangan dipoto kotaknya ke ask.fm, ya. Nanti banyak yang ask ke Mama isinya apa. Mama 'kan gak mau pamer. Nanti Mama di-judge."

Gue lupa, Nyokap gue adalah salah satu Nyokap gaul di Jakarta.

"Banyak yang minta pap selfie ke Mama 'kan? Mika liat kemaren! Awas aja kalo Mama kasih, nanti Mika marah. Mama gak boleh genit-genit," ucap gue, Nyokap tertawa. "Ah, ada-ada aja kamu. Ya udah, Mama duluan ke restonya, ya."

"Loh, Mika naik apaan dong?" gue melongo melihat Nyokap tengah menuruni tangga. Langkah Nyokap terhenti. Dia tersenyum samar. "Buka dong, kotaknya."

Setelah itu Nyokap kembari berjalan, meninggalkan gue sendirian yang bengong di tempat.

Oh, ya, buka kotaknya.

Gue membuka kotak dari Nyokap, menaruh kartu berisi ucapan selamat ulang tahun yang ditulis miring oleh Nyokap dengan hati-hati, lalu melongok ke dalam isi kotak.

Kunci. Kunci mobil.

YA AMPUN SI MAMA BAIK BENER.

Berjingkrak-jingkrak, gue mengucapkan syukur sebanyak mungkin. Gue menatap kunci mobil tersebut dengan mata bahagia. Disaat Alvaro dan Juna udah punya mobil di umur 15, gue baru mendapatkannya di umur 17. Dan gue bahagia. Dan gue mau teriak di ujung tebing.

Sebelum sempat gue sujud syukur, notifikasi LINE mampir. Gue mengeceknya sambil duduk di tepi kasur dengan santai.

Ana: Oi.

Mika: Apa, Cantik?

Ana: Masa Bokap gue berangkat duluan.

Mika: Ha? Nyokap gue juga masa.

Ana: Lo naik apaan ke sana kalo gitu?

Mika: Dikadoin kunci mobil sama Nyokap jadi bisa berangkat sendiri.

Ana: Ah, enak lo. Gue gak bisa nyetir, sialan.

Mika: Modus mau dianterin. Ayo sini, Yank.

TRS (3) - Mika on FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang