M-J :: (9) Pesta

81.1K 7.4K 1.6K
                                        

a.n

haiii! malem banget gue apdet dan ya ga bareng sama sushi wkwkw. dia jam 9-an tadi apdetnya. ada yang nanya apa gue janjian apdet bareng sushi? padahal kebetulan:( kita emang sering sehati.

dan maaf malem banget apdetnya, nyokap buat gue gak megang hape dari sore ini:(

gue jelasin lagi, alurnya maju-mundur. obrolan sashi sama mika itu waktu mika udah balik dari eddenick. bukan mika bolak-balik eddenick-dunia nyata buat skype-an sama sashi.

btw, thankyou 2.5k votesnyaa! ganyangka ... dulu mah satu chap 10 vote udah sujud syukur:')

oke ujungnya gue curcol.

happy reading!!

=============

M-J :: (9) Pesta

=============

M I K A

Pesta.

Satu kata yang gue inget sewaktu Edden--Ayah Miles--mengucapkannya kala kami makan siang.

Sambil ngaso di balkon kamar--ngaso dalam arti satu kaki gue, gue naikin ke tepi balkon, mirip orang di warteg tapi versi gantengnya--gue memikirkan kata-kata itu.

Pesta.

Pasti bakal banyak orang. Dari Peri dan Manusia bakal berbaur di sana. Meski Edden bilang ada selisih pendapat, tapi Kerajaan Peri sama Manusia untungnya belom memanas. Jadi, mereka masih bisa ngadain pesta dalam rangka merayakan kemerdekaan Eddenick.

Dan pasti, gue bertemu Juliana.

Cewek itu lagi ngapain ya? Apa dia kaget juga waktu maid-maid gila menawarkan untuk ngemandiin dia? Apa dia bakal ngejahit gaun Jules yang mungkin senorak pakaian Miles?

Apa gue terlintas di pikirannya?

Walau cuman sekali?

Wanjay, gue mulai galau.

"Lagi memikirkan seseorang?" tanya sebuah suara di belakang gue.

Gue menengok. Ternyata Karin. Hantu itu melayang menuju balkon dan duduk di samping gue. Kadang gue kesel sih sama Karin. Dia yang ngejebak gue ke sini. Tapi, mau gimana lagi. Gue harus ngebantuin Miles.

"Sakit ya, Mik? Cinta tapi tidak bisa memiliki?" Karin bertanya tiba-tiba sambil menunduk, memandang danau hijau di sebrang kerajaan.

"Gak sakit kok. Cuman perih doang," jawab gue. Karin tersenyum. "Masih saja, omongan kamu selalu diselipkan humor. Pasti perempuan yang di dekatmu akan selalu bahagia karena tertawa terus."

"Bahagia dari manong," gue tertawa miris. "Nangis iya."

"Aku mendengarnya," ucap Karin dengan mata nyalang. "Aku mendengar igauanmu kemarin."

"Gue ngigo?" tanya gue dengan muka memerah.

Karin mengangguk. "Kau bilang, kau mencintai Ana. Kau memeluknya. Kau mengatakan sesuatu yang membuatnya menangis sambil tersenyum."

Gue sadar gak sadar, tetep bakat modus kayaknya.

"Kadang aku berpikir, Mik. Kenapa laki-laki sepertimu, Tuan Miles, dan Raja Edden harus selalu mengalah? Kau dan mereka mengalah karena mendahulukan kebahagiaan orang lain. Padahal karena kau melakukan itu, kau yang terkena getahnya. Tapi kau tetap menerimanya dengan tabah. Kau bahkan tak sekalipun memasang wajah marah pada orang yang telah menyakitimu. Kau masih tertawa meski kebahagiaanmu diambil," ucap Karin pelan.

TRS (3) - Mika on FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang