Waktu masih berjalan seperti biasa pada rutinitasnya. Para pemain kini menjadi semakin individualis. Mereka lebih banyak diam. Rasa curiga membuat mereka tidak lebih memilih untuk tidak melakukan kontak satu sama lain.
KRIEETT
"Makan dulu, guys. Kalian gak boleh mikir pake perut kosong." Indah masuk membawa tujuh mangkuk berisikan sup kentang yang dibantu oleh Monic di belakang.
"Gemana kalo itu racun? Kalo lo berdua si werewolf, matilah kita." Bola mata Amanda memicing pada dua gadis yang membawa makanan itu.
"Kita berdua dapet bahan dari lantai delapan, terus kita masak karena kebetulan di sana ada dapur." Monic mendahului Indah yang ada di depannya. Ia menyadari jika Indah terkejut dengan perkataan Amanda yang menuduh mereka. "Terserah kalian kalo gak mau. Gue laper. Yuk, Ndah kita makan," ucapnya seraya meletakkan nampan di tengah ruangan. Ia mengambil dua mangkuk untuknya dan Indah. Kemudian mereka memakannya dengan santai di pojok ruangan.
Fino berjalan ke tengah ruangan kecil itu untuk mengambil sup yang ada di sana. "Makasih udah masakin. Gue sampe lupa makan," ujarnya.
Indah tersenyum dan membalas, "Sama-sama."
Melihat Fino yang tidak apa-apa saat memakan sup kentang itu, membuat beberapa dari mereka tergerak. Mereka pun memutuskan untuk memakan sup tersebut, kecuali Amanda. Ia masih tetap pada pendiriannya untuk tidak makan.
"Manda, lo kalo gak mau makan buat gue aj―" Sebuah pukulan di kepala Giovan yang dilakukan oleh Rizky pun terjadi. Rizky pun memelototi temannya itu.
"Lo harus makan, Manda. Tapi kalo lo kuat gak makan ya gak apa-apa," ucap Rizky pada akhirnya.
"Bodo! Suka-suka gue!"
***
"Mon," panggil Indah.
"Kenapa, Ndah?"
"Kalo boleh tau, peran lo apa?" tanyanya. Namun melihat ekspresi dari temannya tersebut Indah pun langsung berkata, "Gak jadi. Lo gak perlu jawab."
Monic mencuci tangannya pada wastafel tanpa menjawab pertanyaan dari si penanya. Ia menimbang-menimbang dalam hati, apakah ia harus jujur tentang perannya?
"Gak usah dipikirin. Gue udah bilang gak usah jawab, kan?"
Monic pun tersenyum dan mengangguk pada temannya tersebut.
"Yuk, temenin gue muterin gedung. Gue bosen," kata Indah seraya berbalik memunggunginya.
"Lo gak mau tau peran gue?" cicit Monic dengan suara kecil.
"Ih, beneran gak per―"
"Denger, peran gue di sini..."
***
"Anjir! Padahal gue udah curiga waktu liat lokasi gedung ini. Terpencil banget," gerutu Aldiano.
"Terus? Kenapa lo malah ke sini?" tanya Fino yang sedang mengutak-atik ponselnya. Ia harap ada suatu keajaiban dengan tiba-tiba muncul sinyal.
Mereka berdua sedang berada di lantai delapan. Setelah mendengar dari Indah jika mendapatkan bahan makanan dari sana, Fino pun berinisiatif untuk mencari apa pun di lantai atas. Kebetulan Aldiano sudah ada di sana sebelum Fino sampai. Jadilah mereka berdua yang berbincang seperti sekarang ini.
"Gue pengen tau aja. Eh, malah kayak gini. Sorry malah curhat," tuturnya.
"Gak apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Buruk: Kelinci Yang Hilang
Mystère / ThrillerPernah mendengar tentang permainan Werewolf? Ya, permainan populer memburu serigala yang menyamar menjadi manusia di sebuah desa. Nah, sekarang, pernah dengar permainan Rabbit Doubt? Permainan ini sejenis dengan werewolf. Kalian adalah kelinci yang...