#6:kebetulan

12 2 0
                                    

    Alaska berjalan lesu ke arah lokernya,dia akan mengambil pakaian olahraga yang akan segera dia pakai karena sudah masuk jam pelajaran olahraga.

Dengan malas cowok berambut coklat itu membuka pintu lokernya,dan dia sangat terkejut saat tumpukan kertas berjatuhan di hadapannya.

Bukan kertas pelajaran tapi kertas pink dengan banyak tempelan love di atasnya.

Seketika alaska jijik melihatnya, dia tidak pernah suka dengan gadis yang memberikan surat itu.Andai saja milena yang memberikan surat cinta itu maka ia akan menari-nari di lapangan.

"Banyak juga fans kamu,pilih aja salah satu"
Alaska mendongak pada seorang gadis berambut hijau,siapa lagi kalo bukan bellinda,saudara tirinya.

"Ngapain kesini?"
Tanya alaska heran

"Mau pinjam buku biologi,buku ku hilang"
Dengan santai gadis itu menjawabnya.

"Kok bisa hilang?gak dijaga ya?"

"Udah deh aska! Aku perlu sekarang, nanti aja kalo mau marah-marah"
Kenapa jadi bellinda yang kesal?harusnya kan dirinya?

Alaska mengalah dan akhirnya mengambil buku tebal itu di lokernya.

"Milena?baju olahraga kamu kok ketat banget sih,gak takut digangguin sama badboy?"
Suara bellinda membuat cowok itu megalihkan perhatian nya pada sosok yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Apaan sih Bell,lagian udah biasa kali aku gini.Btw kamu gak masuk?"
Tanya milena heran melihat bellinda tidak masuk kelas.

"Masuk kok,ini mau pinjam buku biologi aska"
Milena mengangguk paham dan tanpa sengaja matanya bertemu dengan cowok itu.
Tatapannya yang menggelora menggetarkan hati milena, kenapa dia deg-degan ditatap seperti itu?

"Lama banget sih aska!"
Bellinda langsung mengambil buku itu dan segera pergi dari ruangan dan menyisakan alaska dan milena berdua.

Langsung saja suasana canggung menyergap di antara mereka.
Alaska merasa gugup karena sekarang milena tepat berdiri di depannya dengan pakaian yang sangat menggoda.

"Kenapa liatin aku kayak gitu?"
Tanya milena heran,alaska langsung gelagapan seraya membuang pandang ke arah lain.

"Ish...aku ngomong sama kamu alaska bukan sama batu!"
Milena merasa jengah karena alaska seakan tidak menganggapnya padahal sudah jelas kalo dia ada di depan alaska.

"Maaf tadi kamu bilang apa?"
Milena menggeram dalam hatinya,cowok itu sungguh membuatnya kesal.Bukankah tadi dia sudah cukup jelas berbicara?

"Gak ada lupain aja"
Gadis itu hendak melangkah meninggalkan alaska namun langkahnya tertahan ketika cowok itu memblokir jalannya.

"Kamu mau tahu kenapa aku liatin kamu?"
Rasa gugup langsung menjalar di seluruh tubuh milena karena tatapan cowok itu yang tidak seperti biasanya, bahkan jarak wajah mereka sangat dekat hingga milena mampu mencium wangi mint dari mulut alaska.

Milena menggeleng pelan tak tahu harus bagaimana,alaska di depannya sangat berbeda dengan alaska ketika di dalam kelas

"Karena...baju kamu ketat banget,ini sekolah bukan tempat menggoda cowok. Kamu gak malu kalo seandainya damian atau cowok lain godain tubuh kamu?"
Alaska berkata datar,nampak dari suaranya kalo ia benci pada milena.
Rasanya milena ingin menangis sekarang juga,alaska benar-benar membuat nya malu pada diri sendiri.

Hanya sekali saja milena berharap, selanjutnya ia tidak akan mendekati alaska lagi yang jelas-jelas tidak menyukainya.
Milena berbalik pergi,ia sudah cukup malu pada alaska yang memang berkata benar.Cowok itu bukan hanya baik tapi juga sangat sopan.
---

Setelah milena berlari meninggalkan alaska, cowok itu menggeram dalam hatinya.
Tidak seharusnya ia berkata seperti itu bukankah itu hanya membuat milena semakin membenci nya?

"Bodoh!bodoh! Gak seharusnya tadi aku bilang kayak gitu!"
Alaska memukul kepalanya dengan kuat,ia benar-benar frustasi karena gagal mendekati milena dengan cara yang baik.

"Woy! Lama amat sih ganti bajunya?coli lo ya?"
Damian berteriak sambil membawa bola,gara-gara menunggu alaska berganti pakaian ia dan teman-temannya jadi kelamaan menunggu untuk  bermain futsal.

"Sorry tadi bellinda datang minta buku"

"Masa?tadi gue liat milena dari sini,jangan-jangan lo berdua...."

"Awwh..."
Alaska memukul kepala damian keras,otak cowok itu benar-benar parah.

"Udah mending balik ke lapangan sekarang,aku bentar lagi nyusul"

"Ya udah cepetan,sakit kepala gue bego!"
Damian meringis karena rasa sakit di kepalanya,namun ia segera pergi menuju lapangan.

Sesegera mungkin alaska mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Seru Si Manis Milena(alaska & Milena)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang