"Untung tadi aku telat masuk," katanya santai.
"Hampir saja aku tidak mau keluar lift. Sekarang aku bersyukur karena dengan begitu bisa
ketemu gadis cantik seperti kamu." Tambahnya.
"Hmm ..."
"Kamu tipe gadis kesukaanku."
Aku mual mendengar ucapannya. Wajah dokter muda itu berseri-seri. Sepertinya dia sedang menunjukan wajah kerennya padaku. Dia pasti sering mengatakan rayuan itu ke perempuan-perempuan lain.
"Usiamu berapa? 17 tahun? atau 18? Kamu masih SMU?" Ocehnya
'Oh ya ampun kenapa kamu cerewet sekali.' Ocehku dalam hati.
Tapi kali ini aku tergelitik untuk mengerjainya. Bagaimana bila dia berkencan dengan anak SMP sepertiku, padahal usia sendiri 24 tahun. Beda sekitar 10 tahun denganku. Kalau jadi kencan berarti aku kencan dengan om-om dong. Masa aku kencan dengan om-om? Om-om yang norak yang suka bertanya nomer telepon dengan semua perempuan yang ditemuinya.
Sesampai di rumah aku langsung duduk di meja rias. Memperhatikan penampilanku. Kulitku putih bersih, rambut yang lurus dan halus, dan deretan gigi yang tertata rapi. Aku tertawa geli membayangkan akan mengerjai dokter sok keren itu.
Sebenarnya dari tampangnya terlihat seperti orang baik-baik, suaranya bagus cocok sebagai pengisi suara di televisi, dan bibirnya yang merah menandakan dia belum pernah tersentuh dengan rokok. Sebetulnya dari pertama kali melihatnya aku sudah menyukai tampangnya. Sayangnya dia sudah menyadari ketampanannya dan malah diobral, itu yang membuatku malas.
Nanti waktu kencan aku pakai baju apa?Aku harus tampak dewasa agar dia percaya bahwa aku memang anak SMU. Hm ... kira-kira kencan seperti apa ya yang akan aku alami. Ia akan membawaku jalan-jalan kemana ya? paling-paling dia seperti laki-laki sok keren di televisi. membawa teman perempuannya melenggang dikerumunan orang banyak dan pamer. "Nih, aku punya teman cantik." Ini pertama kalinya aku kencan dengan cowok norak bernama Chris.
