Confession

845 105 12
                                    

"Lagipula, ada yang ingin kukatakan padamu."

Sojung menahan napasnya saat Taehyung menatap matanya lekat, dalam dan juga tegas.

"Kurasa, ya, dia menyukaimu." Begitu yang dikatakan Nayoung saat keduanya menuruni anak tangga. Nayoung memang tidak bicara jika sedang berada dalam suatu lingkaran besar, tetapi karena itu dia pintar untuk mengamati keadaan. Dan temannya itu juga mengatakan bahwa seorang Kim Taehyung tidak pernah mengalihkan pandangannya, terlebih lagi saat dia berbicara.

Apa yang harus kulakukan?

"Aku...,"

"Tunggu sebentar." Sela Sojung dan diam-diam menghela napasnya lega. Dering teleponnya menyelamatkannya. Dari Jung Eunbi. "Halo, Eunbi-ya?" Katanya begitu menjawab telepon.

"Unnie, kau di mana? Sebentar lagi waktunya recording." Eunbi mengingatkan di seberang telepon dengan suara imutnya.

"Aku sedang menunggu Hyeongeun oppa. Sebelum jam lima aku akan sampai di sana."

"Kalau begitu hati-hati." Kemudian telepon di tutup.

Ia menoleh pada Taehyung dan lelaki itu masih menatapnya.

"Rekaman apa? Kau akan rilis album baru?" Taehyung bertanya.

Ia mengangguk. "Ya, dan akan menjadi full album yang pertama," Jawabnya. Mengingat bagaimana sang CEO mengatakan bahwa album selanjutnya adalah full album dan bukan mini album, ia tidak bisa menahan senyum lebarnya.

"Cantik," gumaman pelan Taehyung membuatnya langsung menutup mulut rapat-rapat.

"Apa?" Ulangnya dengan salah tingkah. Ia memang sering mendapat pujian seperti itu, tetapi baru kali ini ia salah tingkah.

Alih-alih mengulang kalimatnya atau merasa kikuk karena gumamannya terdengar, Taehyung justru menatapnya dalam seakan ingin mengorek pikirannya. Ia tidak berani untuk membalas tatapan mata Taehyung itu.

"Aku menyukaimu, Sojung."

Padahal Sojung tidak sedang meminum minumannya, tetapi ia merasa tersedak dan terbatuk-batuk. Ia tidak salah dengar, bukan?

"Apa?" Lagi-lagi Sojung mengulang. Rasanya ia tidak mempercayai pendengarannya sendiri.

"Kau mendengarku dengan sangat jelas." Balas Taehyung yang terlihat geli. Ya, Sojung tahu bahwa gelagatnya ini pasti terlihat sangat bodoh.

"Aku... Maㅡ"

"Aku tidak butuh jawaban." Potong Taehyung. Sojung pun mengerjapkan matanya merasa bersalah. "Selama kau tahu apa yang kurasakan padamu, itu sudah cukup. Tetapi lebih baik jika aku juga tahu perasaanmu padaku."

Sojung terdiam. Ia sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya pada Taehyung. Ia memang merasa aneh dengan sikap Taehyung padanya selama ini, tetapi ia juga tidak merasa terganggu. Bahkan ia menunggu pesan singkat dari lelaki di hadapannya ini. Jadi, apa yang harus ia katakan sebagai jawaban?

"Taehyung... Kau tahu kita tidak bisa seperti ini," Ucap Sojung pada akhirnya yang membuatnya justru merasa menyesal karena mengatakan kalimat itu.

Taehyung pun diam sambil mengamati wajahnya. Lalu, "Tapi kita berdua tetap manusia."

Lagi. Keduanya hanya terdiam. Kalimat Taehyung menyadarkannya bahwa dia hanyalah manusia biasa. Meskipun ia memang dilarang untuk memiliki hubungan secara romantis, tetapi tidak ada yang bisa melarangnya untuk jatuh cinta.

Belum sempat Sojung menjawab, ponselnya kembali bergetar tanda pesan masuk.

"Maaf, managerku sudah datang," Katanya. Lalu ia berdiri, "Sampai nanti, Taehyung."

Saat ia hendak melangkah pergi meninggalkan Taehyung, lelaki itu menahan tangannya dan masih menatapnya. Kali ini dengan senyum yang nampak kecewa, membuatnya merasa bersalah. "Setelah ini bersikap lah seperti biasa," Katanya. "Aku mohon."

Ia mengangguk seraya tersenyum. Saat Taehyung melepas pergelangan tangannya, barulah ia mulai melangkah pergi.

Tepat di depan kafe, sebuah mobil  SUV berwarna hitam yang dikenalnya sebagai mobil sang manager berhenti. Ia segera masuk ke dalam mobil dan menyapa Kim Hyeongeun, ketua manager.

"Seharusnya tidak kuizinkan kau pergi keluar," Kata Hyeongeun begitu dia mulai melajukan mobilnya. "Bulan depan kau akan merilis...,"

"Iya, iya. Aku tahu," Balasnya malas seraya menguap lebar. Jam telah menunjukkan pukul tiga pagi sehingga tidak ada kendaraan lain yang lewat, bahkan lampu-lampu yang masih menyala hanyalah lampu jalan dan lampu-lampu dari toko atau kafe yang buka dua puluh empat jam.

Dan ia tahu bahwa seharusnya ia menggunakan sedikit waktu luang yang ada untuk beristirahat. Tetapi apa boleh buat? Sebagai makhluk sosial, dirinya juga memerlukan pergi keluar hanya untuk sekedar bercengkrama dengan orang-orang baru. Selain itu, ia memang ingin bertemu dengan seorang Kim Taehyung yang meskipun lebih sibuk darinya tetapi masih menyempatkan untuk datang.

Kim Taehyung...

Ya, ia mengingat saat dirinya menjatuhkan buku catatannya di depan kamar mandi di gedung agensi yang menaungi lelaki itu. Tetapi ia bahkan tidak tahu bahwa lelaki itu akan mengambil dan menyimpannya hingga bertahun-tahun. Dan kini, setelah lelaki itu menyatakan perasaannya, Sojung jadi bertanya-tanya. Apakah mungkin seorang Kim Taehyung menyukainya bahkan sebelum keduanya debut sehingga buku catatannya disimpan begitu lama? 

Dan bolehkan Sojung berharap bahwa jawaban dari pertanyaannya sendiri itu adalah iya?

"Yang lainnya sudah menunggumu,"

Sebenarnya ia ingin memprotes kalimat Kim Hyeongeun. Bagaimana lelaki itu tahu bahwa membernya tengah menunggunya sedangkan dia baru saja tertidur di rumahnya? Tetapi rasa kantuk mulai menguasai dirinya.

"Biarkan aku tidur sebentar saja," Selanya. Tanpa menunggu jawaban Hyeongeun, ia pun memejamkan matanya dan terlelap.

Kini ia tahu apa yang harus dilakukan untuk menjawab perasaan Taehyung.

-To be continue-

When Idol Falling Love [BTS's V X GFRIEND's Sowon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang