Misunderstanding

862 115 11
                                    

Sojung menatap ponselnya dengan kening berkerut. Ia baru saja menelepon seseorang yang selama bertahun-tahun menyimpan buku catatannya, dan merupakan seorang seniornya di dunia industri.

Kim Taehyung.

Namun yang membuatnya heran adalah lelaki itu menyuruhnya menelepon, tetapi teleponnya ditolak dan tiba-tiba saja tidak bisa dihubungi.

"Mwoya?" Tanyanya pada diri sendiri meskipun ia tahu dirinya tak akan mendapat jawaban atas pertanyaannya tersebut.

"Unnie, aku dengar CEO So akan datang ke ruang latihan?" Jung Eunbi yang memiliki tubuh kecil dengan pinggang yang paling kecil dibanding keenam gadis itu berbisik ke telinga Sojung yang saat itu tengah duduk di lantai di dorm.

Sojung menoleh terkejut dan juga heran. "Kenapa?" Ia balik bertanya. Sebelumnya sang CEO tidak pernah datang untuk melihat latihan. Mungkin hanya beberapa bulan sekali karena kesibukannya.

"Aku dengar dari Hyeongeun* oppa begitu tadi,"

*Head manager GFRIEND

Sojung pun mendesah. Hari ini, dirinya mungkin akan berlatih hingga pagi tanpa istirahat.
-

Setelah siaran V-live berakhir, Taehyung masuk ke dalam kamar mandi membawa ponselnya. Ia pun kembali mengecek ponselnya dan hanya ada dua panggilan tak terjawab dari si penelepon, tetapi dia tidak mendapati pesan singkat.

Ia pun kemudian balik menelepon seseorang yg ia rasa adalah Kim Sojung. Namun setelah sekitar lima menit menunggu, tidak ada jawaban.

"Apakah dia marah?" Tanyanya pada diri sendiri. Lalu mencoba untuk menelepon lagi dan tak lagi mendapat jawaban meski ia telah mencoba meneleponnya sebanyak tujuh kali.

"Marah karena aku tak menjawab teleponnya?" Sekali lagi ia bertanya pada dirinya sendiri. Keningnya berkerut heran.

"TAEHYUNG MENONTON YADONG DI KAMAR MANDI!" Seseorang berteriak dan Taehyung kenal suara tersebut. Kim Namjoon.

Lalu seseorang menggedor pintu yang memang sengaja ia kunci agar tidak ada yang tiba-tiba masuk saat ia tengah menelepon.

"YA! KIM TAEHYUNG!" Suara Jung Hoseok.

Terdengar pula suara suara tawa Seokjin, Jimin dan Hoseok. Dan Yoongi, ia yakin bahwa lelaki itu hanya tersenyum atau tidak beranjak dari tempatnya. Si pemalas itu.

"Taehyung, tonton lah bersama!" Kali ini Jimin yang berteriak, setelah itu ia tertawa lagi.

Taehyung menghela napasnya. Teman-temannya itu sangatlah berisik saat ini. Dasar otak mesum.

"Tunggu sebentar lagi. Belum klimaks!" Akhirnya Taehyung pun membalas teriakan-teriakan para temannya dan kembali berfokus pada ponselnya. Lalu mencoba untuk mengirim pesan singkat.

For: 010-xxx-xxxx
Kim Sojung, kau marah?

Kemudian ia keluar dari pintu kamar mandi. "Hyung, kau mau lihat juga?" Tanyanya seraya merangkul bahu Namjoon dan mengotak-atik ponselnya.
-

Satu hari setelah pengiriman pesannya, tidak ada tanda-tanda akan ada balasan. Ia mencoba menelepon lagi, tetapi juga tak kunjung dijawab.

Taehyung bertanya-tanya apakah yang nomor tersebut bukan nomor dari Kim Sojung atau gadis itu marah kepadanya? Kau tau, tentang buku catatan (atau mungkin diary?) berwarna merah marun itu. Ia menyimpannya lebih dari tiga tahun jadi tidak ada kemungkinan bahwa ia telah membacanya.

Dan ya, ia memang telah membaca semuanya yang tertulis di buku tersebut. Anggaplah ia lancang, tetapi ia sangat penasaran tentang gadis itu. Dan ia pun melihat beberapa foto yang diselipkan di sana, bahkan mengambil dua foto.

"Harusnya aku foto saja," gumamnya pada diri sendiri frustasi seraya mengacak rambutnya.

"Ada apa?" Jimin yang duduk di sebelahnya di dalam Van bertanya.

Taehyung menggeleng. "Tidak ada." Jawabnya dan mencoba menutup matanya seraya mobil Van membawanya ke bandara.
-

Dua hari, tiga hari, hingga seminggu kemudian tak kunjung ada balasan dari gadis itu.

Terkadang ia berpikir bahwa nomor yang ia kirimi pesan singkat itu bukanlah nomor dari Kim Sojung melainkan sasaeng fans, tetapi ia cepat-cepat mengubah pikirannya karena selama satu minggu ini tidak ada yang terjadi terhadap penggemarnya dan tidak ada berita yang aneh tentang dirinya.

Maka dari itu, ia belum menyimpan nomor tersebut di kontaknya.

Dan pada saat ia tidak mengharapkan apa-apa, duduk di sofa menghadap ke luar kaca besar di kamar hotel sambil menonton televisi yang menayangkan acara talk show dengan bahasa yang ia tidak mengerti, ponselnya berdering sebentar tanda ada pesan masuk.

From: 010-xxx-xxxx
Tidak. Kenapa saya harus marah, sunbaenim?

Hampir saja Taehyung melompat sangking girangnya. Ia berdiri di atas sofa dengan kedua tangan yang diangkat ke atas kepalanya.

Mungkin ia memang tidak boleh mengharapkan sesuatu karena pada saat ia tidak menunggu dan berharap, gadis itu akhirnya membalas pesannya.

Baru saja ia hendak menelepon, tetapi ingat bahwa itu akan menjadi panggilan internasional dan ia tidak tahu bagaimana keadaan di sekitar gadis itu. Jadi ia hanya membalas dengan pesan singkat lagi setelah menyimpan nomor Sojung di kontaknya.

For: Diary Merah
Karena kau tidak membalas pesanku ㅋㅋ
Ngomong-ngomong, jangan terlalu formal karena kita seumuran

Dan tak lama, Sojung membalas pesannya.

From: Diary Merah
Maaf untuk itu^^
Bolehkah? Kalau begitu, kapan kau akan mengembalikan fotoku? Foto itu sangat penting bagiku

Kemudian ia mengeluarkan dua foto milik Sojung di dompetnya. Dua foto tersebut adalag foto sebelum debutnya. Satu adalah foto dirinya sendiri, foto formal dengan seragam sekolah. Dan satunya adalah fotonya bersama seorang gadis lain. Temannya? Dilihat dari background, kemungkinan foto tersebut diambil di studio. Mungkin teman yang juga menjadi trainee di agensi sebelum agensinya sekarang ini.

Oh ya, Taehyung ingat gadis yang ada di foto bersama Sojung. Ia tidak hafal namanya, tetapi gadis itu adalah gadis yang muncul di acara survival untuk mencari anggota baru KARA. Yang tragisnya memilih untuk bunuh diri dan melompat dari apartmentnya.

For: Diary Merah
Kalau kau mau fotonya, kita perlu bertemu karena aku mau kau mengambilnya sendiri :)

To be continue

When Idol Falling Love [BTS's V X GFRIEND's Sowon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang