The Break Up Effects

664 71 14
                                    

*Note*
Happy birthday to our leader, Sowon! 💜🎉

Taehyung menutup sambungan ponselnya sebelum Sojung mengatakan sepatah kata. Hatinya begitu hancur setelah mengatakan hal itu pada Sojung. Memang hal itu perlu dilakukannya, demi kedua belah pihak.

Mobil yang diawasinya sejak tadibtak kunjung bergerak. Ia cukup yakin Sojung yang berada di balik kemudi itu menangis, ia dapat melihat siluet gadis itu.

Katakan lah ia adalah seorang pengecut. Ia datang ke tempat dimana mereka telah berjanji untul bertemu, tetapi Taehyung terlalu takut untuk memperlihatkan wajahnya dan tidak bernyali meminta putus secara langsung. Fakta bahwa ia masih sangat mencintai Kim Sojung membuatnya menjadi pengecut.

Beberapa menit berlalu, mobil Sojung tidak terlihat akan bergerak. Jadi Taehyung kembali mengenakan topi dan maskernya, dan berlalu pergi.

"Selesai?" Jungkook bertanya sesaat setelah Taehyung masuk ke dalam mobil dan menutup pintu.

Taehyung mengangguk, ia tidak melepas topi dan masker yang dikenakannya.

Jungkook mulai menyalakan mesin mobil dan mulai menjalankan mobil. Ia tahu apa yang baru saja dilakukan Taehyung dan ia bisa melihat betapa sedihnya lelaki itu saat ini, jadi ia tidak mengatakan atau menanyakan apapun. Saat Taehyung mulai terisak, Jungkook membawa mobil memutari Seoul alih-alih kembali ke apartemen.

Sehari sebelum ini, Taehyung meminta Jungkook mengantarnya dan menyeritakan rencana serta alasan dibalik rencananya itu. Seorang penggemar mengetahui hubungan mereka dan berniat akan mencelakai Sojung jika mereka terus bersama. Ya, memang terdengar sangat tidak masuk akal. Tetapi memang banyak orang yang tidak punya akal di luar sana, dan beberapa diantaranya mengaku menjadi penggemar dan tidak menghormati privasinya.

Selain itu, ia bertemu dengan CEO dari agensinya dan juga agensi yang menaungi GFRIEND saat konser. Meskipun tidak mengatakan dengan lantang, keduanya terlihat tidak menyetujui hubungan Taehyung dan Sojung.

Ya, kemungkinan, putus adalah pilihan yang terbaik. Begitu yang dipikirkannya.

-

Hwang Eunbi terus memperhatikan sang pemimpin berlatih tanpa kenal lelah. Jarum jam di ruang latihan itu sudah menunjukkan pukul 1 pagi, namun Sojung masih tetap berlatih, padahal besok (atau hari ini?) adalah hari comeback mereka. Seharusnya Sojung istirahat sedikit. Toh mereka harus bangun pagi.

"Sojung unnie, berhenti. Ayo pulang," Ajaknya, namun Sojung menghiraukannya.

Eunbi tahu alasan mengapa Sojung berlatih seperti orang gila. Padahal sudah lewat dari seminggu semenjak kejadian itu, tetapi Sojung masih belum kembali seperti Sojung yang dikenalnya.

Ia pun mengirim pesan pada Jungkook. Ya, dirinya dan Jungkook saling mengenal, keduanya pernah menjadi trainee di Big Hit sebelum akhirnya dipindah, dan mereka pun masuk dan lulus sekolah pada tahun yang sama.

To: Jeon Jungkook
Apa ada kesempatan mereka kembali lagi? Aku khawatir dengan sikap Sojung unnie

Pesannya belum terbaca oleh sang penerima. Ia mengerti bahwa temannya itu sibuk, terlebih lagi grupnya itu sedang merintis ke Amerika. Bisa dikatakan, ia memiliki teman yang merupakan seorang World Star sekarang.

Eunbi memutuskan untuk tidak menunggu balasan Jungkook dan memilih untuk menghampiri Sojung dengan botol air. "Kita pulang sekarang, unnie," Kalimatnya tidak terdengar seperti ajakan melainkan perintah.

Meskipun begitu, Sojung tidak memprotes dan juga memutuskan untuk pulang.

Hal terberat lainnya yg harus dilalui Sojung adalah kabar bahwa Ayahnya harus di rawat di rumah sakit. Ayahnya sakit saat dirinya sedang dalam masa promosi, membuat dirinya sangat sulit mencari waktu untuk menjenguk Ayahnya sendiri di rumah sakit.

Ia bahkan tidak punya waktu untuk menangis, meskipun dadanya sudah terasa sesak. Terlebih lagi, ia harus tetap tersenyum.

-

"Noona," Suara yang terdengar familiar memanggilnya ketika ia berjalan menaiki anak tangga sebuah studio di Seoul. Ketika ia mengangkat kepala, ia melihat seorang laki-laki dengan senyum yang membuat matanya menyipit.

"Oh, Cha Eunwoo," Sapa Sojung seraya membalas senyum manis lelaki itu. "Kau ada pemotretan di sini?" Tanyanya

Eunwoo mengangguk. Lalu, "Kau juga ada pemotretan?"

Sojung tersenyum lalu menggeleng. "Aku hanya mengunjungi teman. Ruangannya ada di lantai 3," Jawabnya.

"Ah, kau off hari ini?" Eunwoo bertanya lagi dan Sojung mengangguk. Lalu, "Enaknya. Aku rasa aku butuh satu hari off juga."

Sojung tahu bahwa jadwal Eunwoo sangat padat. Namun sebenarnya yang membuat lelaki itu sedih adalah jadwal padatnya bukan jadwal grup melainkan jadwal seorang diri. Terkadang lelaki itu bercerita bahwa agensinya terlalu mendorong aktivitas solonya dibanding dengan grupnya, dan itu membuatnya sedih.

"Kalau sudah selesai dan kosong, datang saja ke lantai 3," Kata Sojung saat seseorang memanggil Eunwoo. Setelah lelaki itu pergi, Sojung melanjutkan langkah menuju sebuah ruangan di lantai 3.

Sekitar satu jam berikutnya, Eunwoo selesai dengan pekerjaannya. Saat itu Sojung sedang memainkan ponselnya, membalas pesan dari para teman dan kerabat selagi temannya sedang mengerjakan pekerjaannya di bawah.

"Sojung Noona," panggil Eunwoo dari luar ruangan seraya mengetuk pintu.

Sojung segera menurunkan ponsel dari pandangannya dan menjawab panggilan Eunwoo dan menyuruhnya masuk. "Kau sudah selesai?" Tanyanya sambil menyinggung senyum.

Eunwoo mengangguk. "Ya, tapi aku tidak bisa lama mengobrol di sini," Katanya. Lalu, "Temanmu?" Ia bertanya seraya duduk di sofa di sebelah Sojung.

"Dia baru saja keluar. Kau tidak lihat?" Eunwoo menggeleng. Lalu, "Aku dengar kau masuk jadi bagian kelahiran 97?" Tanya Sojung lagi.

Eunwoo terkekeh seraya menunjukkan senyum hingga matanya tertutup setengah. "Kau tahu?"

"Aku lihat ada artikel muncul tentang itu," Jawab Sojung seraya menyesap kopinya. "Hanya para lelaki saja ya? Karena Yuju juga punya perkumpulan seperti itu juga,"

"Yah, ya. Hanya yang lelaki saja. Akan sulit untuk dekat dengan idol wanita lain," Jelas Eunwoo. " Lalu, "Bagaimana dengan 95?"

"Kami tidak benar-benar punya grup, namun pernah sekali berkumpul-" Sojung menghentikan kalimatnya sendiri saat tiba-tiba pikirannya mengulang hari itu dan jelas saja bahwa ia juga kembali memikirkan Taehyung.

Saat itu ia mengajak Taehyung untuk ikut, dan meskipun punya jadwal yang cukup padat, lelaki itu tetap datang bersama Jimin.

Kalau boleh jujur, dirinya sangat merindukan Kim Taehyung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When Idol Falling Love [BTS's V X GFRIEND's Sowon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang