Prolog 2

432 34 2
                                        

"Bagaimana kau bisa mempermalukan keluarga Rutherford dengan memiliki kekasih dari keluarga Sailendra, keluarga pribumi yang paling menentang kekuasan negara kita. Apa kau lupa berapa banyak bangsa kita yang mereka bunuh?" Bentak Leonard menggepalkan tangannya menahan emosi yang membuncah di dadanya seusai pengakuan putranya.

"Aku mencintainya, Dad. Maharani tidak seperti mereka. Aku mohon tolong restui kami. Aku ingin menikahinya dan membawanya lari ke London dan tinggal bersama Mom" William masih berlutut di depan ayahnya mencoba untuk berbicara dengan setenang mungkin.

Leonard mengusap wajahnya dengan kasar dan memandang dengan wajah penuh amarah ke William. "Kamu lupa bahwa ayah dari perempuan yang kamu jadikan kekasih saat ini yang telah membunuh Gerald? Satu-satunya adik kandung Dad, William ! your uncle !"

"Dad, yang membunuh uncle adalah Adipura, bukan anaknya. Maharani tidak tau apa-apa" Jawab William pelan menundukkan kepalanya karena dia menyadari bahwa sangat sensitif jika berhubungan dengan kematian pamannya. Adik yang sangat disayangi oleh ayahnya tersebut.

Tangan Leonard memandang kosong ke arah jendela, enggan memandang ke arah putranya. Raut matanya tak bisa terbendung memancarkan kekecewaan.

William berdiri "Aku mohon Dad. Aku mohon pikirkan kembali demi kebahagian anakmu ini. Aku sangat mencintainya" ucapnya lalu pergi meninggalkan ayahnya yang masih juga terdiam menatap kearah jendela.

Keesokan harinya William memacu kudanya ke tempat biasa dia bertemu dengan pujaaan hatinya. Saat itu hujan mulai turun deras saat William turun dari kudanya dan mengikatkan tali ke sebuah pohon dekat danau. William membalikkan badannya dan kemudian nafasnya tercekat saat kedua matanya menangkap sesosok tubuh terlihat terbujur di dekat tepi danau. Air danau yang bening di sebelahnya perlahan berubah menjadi merah karena darah yang mengalir dari luka yang tampak di perutnya.

"Maharani !" teriak William berlari kearah dan merobohkan tubuhnya di dekat kekasihnya. Dia mengangkat kepala Maharani itu ke pahanya dan mencoba memeriksa denyut nadi yang ada di leher kekasihnya. William merasakan denyut nadi di lengan Maharani tapi terasa sangat lemah.

"Bertahanlah, aku akan membawamu dari sini untuk dicarikan pertolongan" William merasakan tenggorokannya tercekat karena panik dan kawatir.

Maharani membuka matanya perlahan "Will?" ucapnya lemah seakan dia harus mengeluarkan semua sisa tenaganya untuk berbicara.

"Yes love. Ini aku William" jawab William menyeka dengan kasar butiran air mata yang mulai menetes jatuh ke pipinya mencoba untuk menggendong tubuh Maharani yang sudah bersimbah darah.

Maharani meraih tangan kekasihnya dan menggengamnya. "Aku juga berjanji hanya akan mencintaimu bila aku diberikan kehidupan untuk terlahir kembali nanti" tangan Maharani yang lemah bergerak menyeka air mata yang membasahi pipi kekasihnya. "Jangan menangis cintaku, kita akan bertemu kembali kelak. Aku sangat mencintaimu, William Rutherford" ucapnya sambil tersenyum.

Tenggorokan William terasa semakin mencekik. Dadanya sangat sesak. Udara disekitarnya seakan-akan makin menipis sampai William merasakan sulit untuknya bernafas. Lalu seperti batu besar menghantam dadanya dan lututnya seketika lemas ketika dia melihat kekasihnya memejamkan mata dan tidak merasakan pergerakan lagi dari tubuh di pelukannya.

-----------------------------------------------------------------

William berjalan dengan langkah lunglai sesudah menyimpan tubuh kekasihnya di gudang kecil tempat penyimpanan senjata ayahnya yang tidak jauh dari rumahnya. William membuka pintu dan berjalan masuk ke rumahnya. Pikirannya kosong dan kalut. Di kepalanya saat ini hanya ingin mencari ayahnya dan meminta jawaban bagaimana seorang ayah bisa begitu tega merenggut kebahagiaan anaknya sendiri. Tangan kirinya terkepal menahan emosi dan tangan kanannya menggengam pistol yang selalu dibawanya untuk berjaga-jaga bila ada pribumi atau tentara Belanda yang menyerangnya. Langkahnya terhenti ketika sosok yang dicarinya ada di depannya.

REINCARNATION (GxG)Where stories live. Discover now