Chapter 2

371 36 0
                                        

Seorang wanita terlihat menyemprot sebuah tanaman dengan water sprayer di teras depan, ketika Davika memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah megah bergaya kontemporer modern yang didominasi dengan warna abu-abu dan putih. Sesudah mobil terparkir dengan sempurna Maureen dan Davika keluar dari mobil bercat merah.

Wanita yang sedang sibuk dengan tanamannya itu seketika menoleh ketika mendengar suara tawa kedua gadis itu dari kejauhan. Melihat kedua gadis itu datang, senyuman kemudian terlukis di wajah cantik yang diwarisi oleh putri tunggalnya.

"Mama? kok tumben sudah jam segini udah dirumah?" Maureen berjalan menuju ibunya yang terlihat masih menyempot tanaman kesayangannya. Maureen merentangkan tangan dan memeluk ibunya.

Wanita itu menaruh water sprayer ditangannya pada meja kecil yang ada di depannya. "Dokter Safira meminta untuk saling bertukar jadwal praktek karena nanti besok ada urusan keluarga. Jadi besok mama baru mengambil jadwal praktek penuh di rumah sakit" jawabnya mengelus-elus ujung rambut putrinya. Wanita itu menoleh ke arah Davika yang berjalan pelan ke arah mereka. "Makasih ya Davika sudah mengantarkan Maureen."

"Sama-sama tante Marisa, aku juga sudah lama nggak main kesini" Jawab Davika ramah

Marisa tersenyum "kamu semakin cantik padahal baru sebulan tidak bertemu. Apa kabar mama kamu?" ucapnya lalu memeluk sahabat putrinya itu.

Davika membalas pelukan wanita itu lalu sekilas mencium pipi kanan dan kiri Marisa. wanita itu sudah seperti ibu keduanya selama ini. "Mama baik kok tante Marisa. sekarang lagi mengurus bisnis restoran yang baru grand launching di Surabaya. Mama sering kesana selama sebulan ini"

"Ma, kita mau ke kamar dulu ya. kasian Davikanya mau istirahat di jalanan tadi macet." Maureen berkata sambil menarik tangan sahabatnya masuk ke rumah dengan tangan kiri sambil melemparkan ciuman jauh ke ibunya dengan tangan kanannya.

"Nanti makan malam ikut disini ya, Davika" kata Marisa membentuk kedua tangannya menyerupai corong dan sedikit berteriak agar terdengar ketika kedua gadis itu menaiki tangga ke lantai dua.

"Iya tante, aku juga kangen masakan tante nih" Jawab Davika sebelum menghilang dari ujung tangga.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------  

Maureen sedang meminum orange juice yang diantarkan Bi Minarti, pembantu rumah tangga dirumahnya sedangkan Davika sibuk dengan smartphone di tangannya sambil bersandar di pinggir ranjang berukuran kingsize di kamar Maureen.

"Menurut kamu Dean ganteng nggak?" Davika tiba-tiba bersuara dengan masih memperhatikan smartphonenya.

Maureen seketika tersedak mendengar pertanyaan Davika lalu menepuk-nepuk dadanya sendiri karena terbatuk-batuk.

Davika menoleh ke arah Maureen. "kamu kenapa?" wajahnya mengernyit heran.

Maureen menaruh gelas di tangannya ke meja nakas samping ranjangnya. "Emang kamu nggak tau kalau si Dean itu cewek?"

Davika mengangguk. "tau kok. dia kan satu kelas sama aku terus kebetulan sebelahan juga duduknya."

Maureen menjatuhkan tubuh di ranjangnya dengan posisi terlentang menatap langit-langit kamarnya." Terus kenapa kita harus bahas orang itu sih?" tanya Maureen.

"Penasaran aja. kenapa ada cewek yang bisa setampan dia" Jawab Davika santai.

Maureen memutar matanya dan menghela nafas. "Bisa nggak kita bahas hal lain yang lebih menarik?"

"Aku lagi ngeliatin instagramnya nih" Davika berkata dengan matanya masih melekat di layar smartphonenya.

"Siapa? atau kamu nemu tempat makan atau cafe yang baru buka?" Tanya Maureen antusias menoleh ke sahabatnya.

"Instagramnya Dean. dia baru accept requestku." Mata Davika berbinar-binar.

Maureen memutar matanya lagi. "Jangan-jangan kamu naksir ya sama si Dean itu?" Selidiknya menatap tajam ke Davika.

Davika terdiam beberapa saat dan baru akan membuka bibirnya untuk menjawab ketika terdengar suara ringtone tanda panggilan masuk dari smartphonenya. "Iya, halo, pa" Jawab Davika. "Duh, Papa ini. Kenapa bukan Gisella aja sih yang diajak? Iya udah oke bentar lagi Davika pulang"

Maureen mengerucutkan bibirnya melihat sahabatnya. "Om David kenapa?"

Davika mendengus kesal. "Papa minta aku temenin ke jamuan makan rekan kerjanya soalnya Mama nggak jadi pulang sore ini"

Maureen mengganguk. "Terus d kamu minta adik kamu yang masih umur 10 tahun nemenin om David ke jamuan makan rekan bisnisnya gitu?" Tanya Maureen terkekeh.

Davika melipat tangannya. Wajahnya semakin membentuk raut cemberut. "Gisella kan anaknya papa juga. kenapa harus aku terus yang temenin papa waktu Mama nggak bisa. acara kayak gitu kan selalu membosankan"

Maureen masih terkekeh menepuk-nepuk bahu sahabatnya. "Karena adik kamu masih dibawah umur. Sabar ya siapa tau kamu dapet jodoh di salah satu jamuan makan itu."

REINCARNATION (GxG)Where stories live. Discover now