"Tolong hot caramel macchiato satu". Maureen berkata kepada barista berbadan kurus yang berada di balik meja kasir dalam coffe shop kecil yang masih berada di dalam area universitas.
Barista itu mengedipkan sebelah matanya dan beranjak bergeser ke depan mesin kopi disebelahnya. Tangannya dengan cekatan mengoperasikan mesin tersebut sekaligus menuangkan botol berwarna bening yang berisi sirup vanila dan kotak susu ke dalam gelas karton berwarna coklat muda.
Maureen memperhatikan barista itu membuat minumannya dan mengetuk-ketukkan pelan jarinya di meja kasir, namun aktifitasnya terhenti ketika terdengar suara tertawa dibelakangnya. Secara refleks Maureen menolehkan kepalanya ke arah orang-orang tersebut, orang-orang tersebut langsung menundukkan kepala terlihat menahan tawa dan beberapa lainnya berbisik-bisik dan sesekali melihat ke arah Maureen.
Maureen kembali menghadap ke meja kasir dan suara-suara tawa itu terdengar kembali. Maureen mulai merasakan perasaan tidak nyaman. "Apa ada yang salah dengan penampilanku?" ucapnya bergumam pelan pada dirinya sendiri sambil memeriksa sekeliling bajunya. Tidak menemukan ada yang janggal di pakaian yang dikenakannya, dia membuka tas yang ada di tangannya dan mengambil kaca kecil di dalamnya.
"Riasan wajah dan rambut juga wajar-wajar saja" gumamnya kembali sambil meletakkan kaca kecil itu kembali ke dalam tasnya. Suara tawa dan berbisik semakin terdengar, kali ini Mauren tidak bisa menahan kesabarannya karena dia meyakini bahwa orang-orang yang duduk di dalam coffe shop ini jelas menertawakannya.
Gadis itu memutarkan tubuhnya bersiap untuk menantang orang-orang tersebut untuk mempertanyakan maksud mereka menertawakannya, namun tubuhnya tertahan karena tiba-tiba dia merasakan ada sepasang tangan melingkari pinggulnya. Maureen mengerutkan dahi ketika menyadari kedua tangan itu mencoba memasangkan sebuah jaket ke pinggangnya."
"Sebaiknya kamu segera pulang dan membeli pembalut". Sebuah suara berbisik tepat di belakang kuping Maureen. Maureen terperajat lalu memutar badannya dan melihat Dean berdiri tepat didepannya. Maureen mengerjapkan kedua matanya untuk mencerna perkataan Dean, lalu mulai merasakan panas mulai menjalar ke wajahnya karena menahan rasa malu. Maureen kemudian melangkahkan kakinya tanpa sepatah kata apapun ke arah pintu keluar meninggalkan coffe shop itu.
Maureen masih berjalan cepat sekuat tenaga sampai akhirnya dia berhenti di atas trotoar sebelah jalan raya untuk mengambil nafas. "Ya Tuhan, kok bisa aku nggak sadar sih kalau menstruasi?" ucapnya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan mengusap wajahnya. Maureen mencoba memutarkan badannya berusaha melihat ke arah belakang roknya yang tertutup jaket berwarna biru tua.
Terlihat sebuah motor sport berwarna merah melaju di jalan raya dan berhenti tepat di depannya. "Hey, short girl." sapa Dean setelah membuka kaca helmnya.
Maureen melotot mendengar panggilan itu menghempaskan tangan dari jaket yang masih melingkar di pinggangnya. "Ada perlu apa denganku?"
"Apa kamu tidak melupakan sesuatu?" Dean memasang wajah serius menatap ke tepat arah Maureen.
"Kamu menyusulku kesini cuma mau ambil jaketmu kan?" kata Maureen dengan nada ketus dan mencoba membuka ikatan simpul dari lengan jaket yang melingkari pinggangnya.
Dean menggeleng. "Aku hanya ingin memberikan Macchiato yang kamu tinggalkan tadi". Dean mengulurkan paper bag coklat yang ada tangannya.
Maureen terdiam berapa saat menatap paper bag itu sebelum mengambilnya dari tangan Dean. "Terima kasih" ucapnya dengan nada yang melembut.
Dean menopangkan tangan di dagunya. "Kasir di coffe shop tadi memaksaku membayar ini karena kamu berlari begitu saja. Dan dipikirnya aku mengenalmu."
Maureen merasakan wajahnya mulai terasa panas lagi karena malu mengingat kejadian di coffe shop barusan. "Maaf jika aku sudah merepotkanmu"
Dean mengulurkan tangannya kanannya dengan posisi telapak tangan terbuka. "Mana uang 58 ribu rupiah yang aku bayarkan untuk Machiato itu?"
Maureen menghela nafas dan mengeluarkan dompet dari dalam tasnya. "Baiklah, ini uangnya. Sekali lagi aku minta maaf sudah merepotkanmu"
Pandangan Dean beralih pada selembar uang 100 ribu rupiah yang di sodorkan Maureen tepat depan wajahnya. "Apakah kamu tidak memiliki uang pas?"
"Tidak ada" jawab Maureen singkat.
Dean mengangkat bahunya dan agak bergeser dari posisi duduk dari atas motornya untuk mengambil dompet yang ada di kantung belakang celana jeansnya. Sebuah dompet kulit berwarna coklat sudah berpindah di tangan kirinya dan Dean terlihat sedang mencari uang di dalamnya dengan gerakan yang sangat amat pelan.
Beberapa menit berlalu dan Maureen terus menerus menghela nafas setiap melihat beberapa taksi berlalu di jalan raya di depan mereka, karena dia menunggu Dean mencari uang kembalian di dompetnya. "Kamu bisa mengambil kembalian uangnya" Ucap Maureen dengan nada tidak sabar.
Dean mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Maureen dan terlihat mengusap dagunya tampak sedang berpikir. "Begini saja, aku ada uang 50 ribu rupiah untuk kembalian. Jadi kamu masih hutang uang 8 ribu rupiah ke aku."
"Tidak perlu. kamu ambil semua saja kembaliannya" Nada bicara Maureen mulai terdengar meninggi.
Dean menggelengkan kepalanya memberikan selembar uang 50 ribu rupiah ke arah Maureen. "Aku tidak mau memiliki hutang uang ke cewek. Kamu aja yang hutang ke aku"
"Aku tidak apa-apa. tidak usah memberikan kembalian uang itu" Maureen mencoba berbicara lebih tenang mengingat bahwa Dean telah menolongnya tadi. "Lagian kan dia juga cewek, dasar aneh" Batinnya menahan perasaan kesal.
Dean mengusap dagunya kembali lalu mendekatkan kepalanya ke arah Maureen dan memberikan senyuman jahil. "Apa kamu sengaja terus menolak uang kembalian ini karena ingin berlama-lama disini berduaan denganku?"
Maureen mulai mengacak rambutnya dengan kedua tangan. "Ya Tuhan, orang ini sangat menyebalkan" gerutunya dalam hati. "Terserah kamu aja" ucapnya dengan nada sengit sambil meraih kasar uang 50 ribu rupiah yang ada di tangan kanan Dean.
Dean tersenyum menatap gadis itu berlalu menjauh darinya dan memberhentikan taksi yang lewat di depannya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mohon dimaklumi sebagai penulis pemula yang sangat amatir bila banyak kekurangan.
untuk yang sudah bersedia baca jangan lupa vote dan juga commentnya ya.
Ditunggu saran dan masukannya untuk membantu perbaikan saya sebagai penulis amatir. ;)

YOU ARE READING
REINCARNATION (GxG)
FantasyApakah kamu percaya adanya reinkarnasi? Reinkarnasi adalah kepercayaan bahwa seseorang itu akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain dan bukan dalam wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat ini. Yang lahir kembali adalah jiwa...