Bel pulang telah nyaring berbunyi. Semua siswa-siswi sibuk dengan ranselnya masing-masing. Mulutnya pun tak kalah sibuk bersorak-sorai ricuh. Cukup sudah hari yang melelahkan ini.
"Fan, Al, gue duluan ya nyokap gue udah stay di depan gerbang soalnya." Ujar Caca yang di iyakan oleh Fanin sementara Alsava hanya memberikan anggukan.
"Oke bye!" Caca segera berlari keluar kelas.
"Al lo balik sama siapa?" tanya Fanin yang melihat Alsava masih sibuk memasukkan buku-bukunya kedalam tas.
"Ntar gue minta jemput sama mama." Jawab Alsava yang masih fokus dengan aktivitas nya.
"Oh oke kalau gitu gue duluan ya takut ketinggalan bus nih!" ujar Fanin yang langsung lari keluar kelas tanpa menunggu jawaban lagi dari Alsava karena sopir school bus yang biasa jadi langganan sekolah ini terbilang cukup disiplin.
Jika telat sedikit dia bisa ketinggalan mana belum lagi yang naik bus itu bukan hanya dirinya bisa-bisa tidak akan dapat tempat duduk.
Alsava yang akhirnya selesai dengan barang-barangnya pun melengang keluar kelas. Sementara selembar kertas sengaja tak di masukannya ke dalam tas. Alsava mengeluarkan hape miliknya dari saku rok abu-abu nya berniat mengirim pesan pada mama nya.
To : Momma
Ma Alsava udah pulang. Buruan jemput ya.
Send>>
"Oi kampret!" seseorang menegurnya dengan amat sangat tidak sopan. Alsava mengedarkan pandangannya. Matanya menangkap Rendy yang sedang berlari ke arahnya.
"Baru balik lo?"
"Menurut lo?" Alsava memutar bola matanya malas.
"Yeu malah balikin pertanyaan. Kok tumben lo keluar terakhiran biasanya kan lo yang paling semangat kalo bel pulang gini?."
"Ya karena gue lagi nggak semangat."
Rendy mengerenyitkan alisnya. "Nggak semangat kenapa?"
"Ya karena mood gue lagi hancur."
"Hancur kenapa?"
"Ya karena namanya juga badmood"
"Kok bisa badmood?"
"Ya karena gue lagi kesel!"
"Kok bisa kesel?"
"Ya karena nilai ulangan sejarah gue anjlok Rennndddyyy warrghhhh..!!!" Alsava meledak. Wajahnya terasa panas. Mood nya yang memang sudah hancur kini tambah hancur lagi gara-gara Rendy.
Sementara Rendy yang awalnya terkejut dengan bentakan Alsava kini malah tertawa puas. Karena justru inilah yang di tunggui nya daritadi.
"Lo sumpah ngeselin banget ya!" Nafas Alsava naik turun tidak teratur karena ia tadi berteriak cukup kencang. Untungnya sekolah sudah mulai sepi.
"Sorry deh sorry." Kekeh Rendy sebelum akhirnya menyambar kertas yang sudah agak lucek akibat di genggam Alsava dan makin terbahak-bahak setelah membaca sebuah sisipan pesan di pojok bawah sebelah kiri.
Alsapa tolong belajarnya lebih di tingkatkan lagi! Jangan kebanyakan main hape! Bapak capek ngasih kamu nilai tambahan atas dasar rasa KEKASIHANAN tahu?!" -Yamanto s,pd.
"Apa lo ketawa-ketawa? Seneng?" ketus Alsava.
"Duh ampun ya Tuhan sampe nangis gue." Rendy menyapu air matanya yang sedikit menitik karena terlalu banyak tertawa hingga perutnya pun mulai mules.
"Pak Yaman so sweet juga ya bisa nulis pesan cinta buat murid teladan kayak lo gini." Rendy berusaha menahan tawanya. Ia sudah lelah tertawa. Perutnya sakit jika tertawa lagi.
"Pesan cinta your head!" Alsava merebut paksa kertas ulangannya dari tangan Rendy.
"Ya lagian lo juga sih nilai kecil-kecil amat. 32. Itu juga pake nilai kasih sayang pula." Rendy menjitak pelan kepala Alsava.
"Ga belajar ya?"
"Belajar kok!"
"Bohong!"
"Gue belajar dari jam 8 terus tidur jam sepuluh tahu!" Sahut Alsava yang biasa tidur jam 9 malam.
"Kok nilai cuma mentok segini?"
"Ya karena belajarnya 30 menit sisanya gue pakai buat instagram-an sama youtube-an hehe." Alsava memamerkan deretan giginya.
Rendy hanya mematung mendengar penuturan polos Alsava. Mulutnya terbuka seakan tak percaya, kok ada ya manusia super duper pe'a begini?
"Ya abis gimana, gue nggak tahan kalo nggak nge-stalk bebeb gue semaleeemmm aja. Terus tadi malem dia juga nge-live di instagram." Alsava menghela nafas panjang.
Rendy yang sudah langsung paham siapa orang yang di sebut Alsava dengan kata 'bebeb' pun mengerenyitkan alisnya.
"Perasaan lo tiap jam istirahat atau jamkos gitu sering ngepoin dia juga kan?" Rendy menaikan sebelah alisnya.
"Bahkan sampe bela-belain dah tuh nangkring di depan pintu berburu sinyal sambil senyum-senyum nggak jelas."
Alsava terbelalak. Kok?
"Iya kan? Dan gue yakin waktu lo di rumah banyak ke pake cuma buat ngepoin dia lagi kan sampe akhirnya tuh pipi merah kayak tomat."
Shit! Kok dia bisa tahu?!, teriak Alsava dalam hati.
"Em..ema..emang lo tau siapa orang yang gue maksud?" gugup Alsava.
Rendy mempersempit jarak antara dirinya dan Alsava. Matanya menatap tajam kedua bola mata gadis itu.
Blush~
Pipi Alsava memanas.
Lagi-lagi tatapan intimidasi!"Azmi?"
Jantung Alsava terasa mau copot di buatnya. Terlebih, kok dia bisa tahu?
"Iya kan?"
Drrtt..
Hape Alsava tiba-tiba bergetar menandakan ada pesan masuk.
From : Momma
Di mana sih kok tumben nggak nunggu di gerbang?
Buruan ini mama udah di depan."Ma..mama gu..gue udah nunggu di luar duluan ya!" tanpa fikir panjang Alsava langsung melesat secepat kilat. Perasaannya lega karena telah terbebas dari tatapan maut itu. Alsava harus banyak-banyak berterimakasih pada sang malaikat penyelamat yaitu mamanya.
Sementara Rendy sama sekali belum beranjak dari tempatnya berdiri. Matanya masih setia menatap punggung Alsava yang kian memudar.
"Lo terlalu sibuk dengan semua tentang Azmi, pangeran berkuda putih yang lo kira bakal ngejemput lo suatu hari nanti kan?" Rendy tersenyum miris.
"Lo itu emang cewek super bego yang pernah gue kenal. Buat apa sih mengorbankan dunia nyata lo demi dia yang hampir nggak nyata buat lo? Waktu lo banyak ke sita cuma demi 'dia' yang jangankan mikirin lo balik tapi bahkan seorang lo ada di dunia ini pun dia nggak tahu"
Rendy menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.
"Dan gue lebih suka kalau blushing lo itu gara-gara gue."
****
Nah loh?
Jadi sebenernya si Rendy yang notabene nya adalah kakak tingkat Alsava itu ada perasaan nggak sih ya sama Alsava?Hehe pantengin terus ceritanya dan follow aku ya untuk notifikasi chapter selanjutnya yash!
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote and comment ;)
![](https://img.wattpad.com/cover/130068847-288-k555408.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU
Spiritual'Pernahkah kau rindu terhadap orang yang belum pernah kau temui? Rasanya seperti apa? dan.. jatuh cinta? bagaimana bila kau jatuh cinta kepada 'dia' yang jangankan tahu, kenal pun tidak denganmu? Rasanya seperti apa? Apakah.. seperti aku?' ...