Jika hujan saja mampu membuat lengkungan warna di atas langit, maka masihkah kau pertanyakan tentang kemampuanmu mengguratkan warna di kehidupanku?
-Rendy
"Rennndddyyy...!!" suara Alsava melengking hebat siang itu. Ini perkara hape nya yang seenaknya di rebut oleh Rendy. Rendy adalah anak kelas sebelah, tepatnya kelas sebelas IPA1.
"Renddyy..! Woii kampret balikin hape gue!" teriak Alsava yang berdiri berseberangan dengan Rendy. Posisi cowok itu berjarak tujuh langkah dari Alsava yang saat ini sedang berkoar-koar seperti orang gila di koridor kelasnya.
"Woi itu kuping please ya jangan kayak cantelan wajan!" teriak Alsava yang geram akan kelakuan Rendy.
"Eh itu tolong sopannya di kondisikan ya dek, gini-gini gue ini masih kakak kelas lo jadi tolong sumon gue ini kakak kek, abang kek, atau akang gitu yahh apapun itu lah yang penting lo itu harus menuakan gue oke?" Kata Rendy dengan gaya songong nya yang membuat Alsava makin kesal.
"Dih, sudi amat gue manggil lo abang apalagi akang, muka aja masih kalah sama kabayan kawe 5, nggak ada pantes-pantesnya." Alsava mencibir Rendy.
"Bacot lo pedes amat njir sampe bolong nih my heart kecoblos."
"Lah gue mah jujur."
"Minta maaf gesit!" Perintah Rendy.
"Ogah amat gue minta maaf sama kutil naga kayak lo."
"Itu mulut gue karetin dua lama-lama dah."
"Yeu lo pikir gado-gado?"
"Udah buruan minta maap!"
"Lo itu minta maaf atau maksa maaf sih ha?" Alsava melipat kedua lengannya di depan dada.
"Gue minta nggak lo kasih yaudah maksa aja kan ya."
"Oke. Ma-af. Clear kan? Sekarang balikin hape gue!" Alsava mengulurkan tangan kanan nya yang langsung di tepis oleh Rendy.
"Lo minta maaf aja nggak bener."
"Oke oke oke!! Rendy gue minta maaf ya?"
"Nggak gue maafin ah."
"Lah? Kenapa?"
"Males gue maafin lo." Rendy memamerkan deretan giginya yang rapi sementara Alsava hanya dapat mengelus-elus dadanya.
"Lagipula lo kan belum nyumon gue dengan sumonan yang gue mau." Kini giliran Rendy yang melipat kedua lengannya di depan dada.
Rendy memang cowok terkampret yang pernah Alsava kenal. Dari mulai janji ingin mentraktir Alsava di kantin namun akhirnya malah kabur begitu saja, berjalan dengan santainya di lantai yang padahal Alsava sudah susah payah mengepelnya, hingga tingkat kampret paling parah adalah waktu sepatu Alsava yang dia sembunyikan di kotak sampah.
Alsava sendiri menyesal kenapa waktu UTS yang memang memberlakukan sistem random antara kelas sepuluh dan sebelas harus dia yang kebagian duduk dengan Rendy. Jika saja bukan dia pastilah hidupnya tidak akan se-apes ini.
"Woi Rendy balikin hape gue kalau nggak--"
"Kalau nggak nggak akan gue balikin sebelum lo panggil gue kakak." ujar Rendy enteng.
Alsava memutar bola matanya malas. "Udah deh lo nggak usah mempersulit gu--"
"Lo yang mempersulit diri lo sendiri oke?"
"Yaudah oke! Kak Rendy yang baik, yang ganteng imut-imut naujubilahminjalik...... Tolong balikin hape Alsava ya?" Pinta Alsava dengan sangat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU
Spiritual'Pernahkah kau rindu terhadap orang yang belum pernah kau temui? Rasanya seperti apa? dan.. jatuh cinta? bagaimana bila kau jatuh cinta kepada 'dia' yang jangankan tahu, kenal pun tidak denganmu? Rasanya seperti apa? Apakah.. seperti aku?' ...