Oppa mencoba menghampiriku dan meraih tanganku. Tapi gagal karena aku berlari ke arah luar cafe itu. Tepat di depan cafe, Jinyoung oppa berhasil meraih tanganku yang sudah gemetaran tidak karuan.
Aku kehabisan kata-kata. Aku bahkan tidak menangis. Tangan ku sudah sangat gemetaran dan menunjukan kebiasaan ku. Mencakar-cakar tanganku sendiri apabila sedang ketakutan. Jinyoung oppa yang sudah mengetahui kebiasaan ku menggenggam satu tanganku, agar tanganku yg satunya tidak terluka akibat cakaran yang aku lakukan sendiri. Aku bahkan tidak menolak. Tapi tanganku terus gemetar. Jujur, saat ini aku tidak tau harus berbuat apa.
Wanita yang tadi duduk bersama Jinyoung oppa menghampiri kami, memecah keheningan antara kami berdua,
"Ini siapa Jinyoung-ah?" tanya wanita itu.
"Hyunmi" jawab Jinyoung oppa singkat.
Wanita itu mengangguk ngangguk tanda mengerti.
Lalu dia memisahkan tangan Jinyoung oppa dan tanganku, lalu berkata "Mianhae, Hyunmi-ssi, tapi kami berdua telah berkencan", sambil menggandeng lengan Jinyoung oppa.
Aku reflek menatap wanita itu. Kaget. Jinyoung oppa berusaha menghentikan wanita itu bicara, tapi wanita itu malah menambahkan,
"Hyunmi-ssi, Jinyoung lelah memiliki kekasih yang punya penyakit sepertimu. Jinyoung juga ingin punya kekasih yang normal dan sehat" ucap wanita itu dengan nada menyindir.
Jinyoung oppa sedikit membentak wanita itu, "Hera-ya berhenti".
Aku sudah tidak bisa membendung air mataku lagi. Aku menunduk. Terisak. Hanya bisa menangis. Aku mengepalkan kedua tanganku. Kesal.
Jinyoung oppa lagi lagi meraih tanganku tanpa memedulikan wanita itu disebelahnya. "Hyunmi-ah...." ucap Jinyoung oppa.
Tanganku semakin gemetar, aku akhirnya melepaskan tanganku dengan kasar dari genggaman Jinyoung oppa. Sekali lagi Jinyoung oppa mencoba menggenggam tanganku seraya memanggil namaku lagi, tapi kali ini gagal, karena aku mulai berlari dan meninggalkan tempat itu.
Aku berlari sambil menangis sejadi jadinya.
Selama berlari aku tidak merasakan suara langkah kaki mengikutiku dibelakangku. Menandakan Jinyoung oppa tidak mengejarku. Semua sudah terlalu jelas, Hyunmi-ah.
Aku berjalan tak tentu arah. Aku tidak tau harus kemana. Melihat Jinyoung oppa bersama wanita lain memang menyakitkan, tapi menyadari bahwa Jinyoung oppa sama sekali tidak mengejarku lebih sakit dari yang ku kira. Jinyoung oppa rupanya telah memilih. Dan pilihannya bukan aku.
Aku berjalan sambil masih menunduk dan terisak, lalu aku bertabrakan dengan seseorang sampai aku terjatuh. Orang itu, membantu aku berdiri sambil bertanya, "Nona, baik-baik saja?" Aku hanya sedikit membungkuk kepada orang itu, mengisyaratkan bahwa aku minta maaf telah menabraknya. Setelah itu aku lalu pergi.
Aku bisa merasakan hpku yang terus bergetar sejak tadi aku melarikan diri dari Jinyoung oppa. Aku sudah tau pasti itu dari Jinyoung oppa. Aku mencoba mengambil handphone dari slingbagku dan menemukan...
Oppa💓 sent you a message
Hyunmi-ah, angkat telfon oppa. (37)
Oppa💓 missed call (29)
Kenyataan yang menyakitkan dan tidak dapat dipahami adalah ketika dia jelas-jelas meninggalkanmu, tetapi dia tetap berusaha terlihat khawatir.
Hyunmi melihat jam di handphonenya.
20.29
Tidak terasa sudah cukup malam.
Hyunmi menghela napas, tidak tau mau kemana. Hyunmi mencoba untuk menelfon seseorang, tetapi saat sebelum akan memencet tombol telfon, Hyunmi mengurungkan niatnya.
"Mungkin saat ini sendirian lebih baik" batin Hyunmi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Akhirnya ketauann siapaaaaa nih oppa yang menyakiti hati Hyunmi hiks~~~
Btw hera juga karakter buatan ku yah~~ huh hera pelakor~~
Jinyoung got7~~~yihaw entah kenapa kepikiran dia untuk jadi salah satu castnya, kayanya gara2 ntn dia di master key deh, doi adem2 santai bgt di master key uhuyyy oppaable bgt😍
Jan lupa vote dan commentnya dong~~~~ 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart 💘Jinyoung GOT7 ; Minhyun Wanna One💘
Fanfiction"The worst kind of hurt is betrayal, because it means someone was willing to hurt you just to make themself feel better"