Jinyoung kaget melihat Hera ada disini, Jinyoung langsung keluar dari rumah, dan sedikit menahan bahu Hera agar tidak masuk ke dalam rumah Hyunmi.
"Neo michyeosseo? (Kamu gila ya?)"ucap Jinyoung sedikit membentak Hera. Tapi Hera hanya mengabaikan Jinyoung dan langsung masuk ke dalam rumah Hyunmi.
Baru Hera hendak melepas sepatunya, Jinyoung menahan lengan Hera, "Kenapa kamu kesini?"
Hera tidak peduli dengan pertanyaan Jinyoung dan menjawabnya,
"Kamu kan tadi yang bilang sendiri sedang disini, Jinyoung-ah".
Hera akhirnya berhasil masuk ruang tengah rumah Hyunmi lalu dengan sinis bertanya, "Mana gadis gila itu, merepotkan saja" sekali lagi Jinyoung memegang lengan Hera kasar.
"Pulang sekarang juga" ucap Jinyoung pada Hera dengan nada yang sedikit marah.
"Andwae. (Gak mau)"
Hera lalu melepas cengkraman tangan Jinyoung dari lengannya, "Wae? ( Kenapa?) Kenapa kamu hanya kasar padaku?", tanya Hera dengan nada yang meninggi.
Jinyoung terdiam.
"Kamu yang mengajakku ke hubungan ini, Jinyoung-ah", Hera berhenti sebentar lalu melanjutkan "Kenapa selalu dia yang kamu perhatikan? Apa aku harus sakit juga agar dapat perhatian kamu?"
Jinyoung belum juga angkat bicara.
"Dia itu cuman attention seeker. Dia cuman ingin perhatian orang-orang di sekitarnya. Cih. Menyusahkan."
"Cukup, Hera-ya" kata Jinyoung pelan.
"Kenapa? Kamu takut Hyunmi-mu itu mendengar? Biarkan saja. Biar dia tau kalo dia hanya merepotkan hidupmu." ucap Hera dengan suara yang keras, sengaja.
Di dalam kamar, Hyunmi yang sedang bercermin di cermin kamarnya dapat mendengar semua ucapan Hera. Hyunmi lagi-lagi menangis.
"Apakah aku memang menyusahkan Jinyoung oppa?" batin Hyunmi.
"Sampai kapan kamu mau mengurus wanita gila itu? Kamu sudah membuang 2 tahun dalam hidupmu secara sia-sia"
"Harusnya kamu biarkan wanita gila itu mati" ucap Hera sangat marah lalu meninggalkan Jinyoung yang sedang mematung.
Saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut Hera, Hyunmi tidak bisa menahan lagi amarahnya. Hyunmi akhirnya mengangkat cermin di kamarnya yg ukurannya lumayan besar, lalu membantingnya.
PRAAANGGGGGG
Lamunan Jinyoung tersadar saat mendengar suara kaca yang pecah dari dalam kamar Hyunmi. Jinyoung lalu langsung berlari ke kamar Hyunmi dan menemukan kaca yang sudah hancur berkeping-keping di hadapan Hyunmi yang berdiri mematung dengan tangan yang terkepal.
Jinyoung lalu membawa Hyunmi menjauh dari serpihan kaca itu, khawatir Hyunmi akan terluka. Jinyoung mendudukkan Hyunmi di sofa dan duduk di sebelah Hyunmi, mencoba menenangkan gadis itu.
Tangan Hyunmi masih terkepal dan gemetaran, Jinyoung mencoba menggenggam tangan gadis itu. Jinyoung mengusap punggung gadis itu, masih mencoba menenangkan gadis itu.
"Maafkan Hera, Hyunmi-ah" akhirnya Jinyoung membuka suara.
Hyunmi tetap terdiam, pikirannya sedang memikirkan banyak hal. Sampai akhirnya Hyunmi tertidur di bahu Jinyoung. Jinyoung lalu mengelus kepala Hyunmi dan menciumnya.
Minhyun dan Seongwoo hari ini memutuskan untuk ke toko buku. Minhyun berencana mencari buku tentang investasi dan Seongwoo...............
Komik.
Jaehwan dan Daniel tidak ikut karena ada jadwal kuliah. Diperjalanan menuju toko buku, Seongwoo terlihat senyum-senyum ke arah layar handphone. Minhyun yang sedang menyetir merasa konsentrasinya terganggu, "Waeyo? (Kenapa?) Kenapa senyum-senyum begitu".
Seongwoo lalu menjawab "Ini Minhyun-ah, gadis yang kemarin pingsan itu. Jaehwan berhasil mendapatkan instagramnya hahahaha" sambil menunjukan handphonenya kepada Minhyun.
Minhyun mengernyitkan dahinya. "Kok bisa hahaha Jaehwan memang stalker sejati" ucap Minhyun sambil sedikit tertawa.
"Whoaaa~ yeppeuda~ (Wah, cantik banget)" ucap Seongwoo kagum sambil memperlihatkan foto yang di unggah oleh Hyunmi di Instagramnya.
hanhyunmi_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
