Rasa yang tak dimengerti

1.2K 113 25
                                    

Baru seminggu Raina bersekolah di sekolah barunya, ia sudah mendapatkan banyak teman dan sudah sangat akrab dengan lingkungan sekolahnya sendiri.

Hari ini pelajaran matematika. Teman teman Raina yang sedari tadi mengikuti pelajaran tampak sangat bosan. Tapi tidak dengan Raina. Ia sangat tekun dan terlihat berkonsentrasi. Bukan karena ia menyukai pelajaran itu, tapi karena ia menghargai seseorang yang telah mengajarnya dengan tulus ikhlas.

" Duhhh lama bener bel istirahat. Gua udah bosen banget in--- "
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Kesya berteriak sangat keras karena bel yang ia tunggu tunggu berbunyi. Ia pun menjadi pusat perhatian teman temannya.

" Lo bisa gak sih diem sehari?!!! Itu mulut atau toa?  Brisik banget tau ga!!! "
Protes Azka kesal.

" Yah ayang Azka, suara ku ini kan merdu kok kamu bilang toa sih "
Kata kesya yang sedari tadi memasang wajah cemberut

" Buset dahhh suara kayak kaset rusak lu kata merdu. Gile gile gileee "
Celetuk Udin disambut gelak tawa teman temannya.

" Baiklah anak anak kita tutup pelajaran ini kita sambung di hari berikutnya"
Kata bu Endang menengahi obrolan mereka.

Anak kelas 11 IPA 2 itu pun dengan bersemangat pergi meninggalkan kelas untuk menuju tempat mereka masing masing.

" Na ikut ke kantin ga? "
Tanya foni dan angela bersamaan
" emm, gausa deh gua mau pergi ke perpus aja,mau cari novel"
Balas Raina dengan senyum manisnya.

" Yaampun naa, lo ga pusing apa tiap hari baca buku mulu, gua aja liat buku bawaannya mau pingsan"
Canda foni diiringi dengan akting yang di lebih lebihkan

" ah lo aja yang emang gadoyan buku hahaha. Yauda deh kita ke kantin dulu ya na".
Balas Angela dengan senyuman kepada Raina

Raina pun membalasnya dengan anggukan.

Ketika berjalan di sepanjang koridor, entah mengapa Raina mengurungkan niatnya untuk ke perpus dan malah pergi menuju taman belakang sekolah. Setibanya disana, Raina melihat seorang laki laki yang tidak lain adalah Azka. Ia pun berjalan dan menghampiri Azka yang duduk di kursi taman itu.

" Jidat lo kenapa? "
Tanya Raina tanpa basa basi.
" Bukan urusan lo"
Jawab azka dengan nada dingin.
" Kalo sakit itu di obatin, jangan malah di diemin kaya gini.
Ucap Raina sembari mengobati jidat Azka yang ia duga terluka karena berkelahi.

Azka yang melihat perlakuan Raina ini pun hanya bisa terdiam. Karena entah apa yang dirasakan laki laki itu sangat berbeda kepada Raina kali ini.

Bagi Azka, Raina merupakan gadis yang berbeda di bandingkan gadis lainnya. Disaat gadis lain mendekati Azka karena Azka sosok yang tampan, cool, famous, dan juga kaya. Tidak dengan Raina. Raina bahkan tidak mengenal asal usul Azka jelas, karena ia baru pindah seminggu lalu. Tapi Raina dengan perasaan yang sangat tulus selalu membantu Azka saat ia merasa sedih ataupun terluka.

" Lain kali, kalo lo mau berantem pikir pikir dulu. Kalo lo gamau mikirin apa yang bakal terjadi sama diri lo ini. Setidaknya, pikirin gimana perasaan orang yang mereka sayang terluka kayak gini".
Ucap Raina memecah keheningan.

Mendengar perkataan Raina entah kenapa pikiran Azka semakin tidak menentu. Ada getaran di dalam hati Azka saat dekat dengan Raina. Azka pun tidak bisa memastikan bahwa dia jatuh cinta kepada Raina. Karena ia saja tidak mengerti apa itu cinta. Ia bahkan tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Yang dia tahu, ia selalu ingin berada di dekat Raina.

RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang