Dilabrak

921 55 4
                                    

Raina semakin tidak mengerti mengapa Foni memperlakukan dirinya seperti itu. Malam semakin larut namun Raina memilih untuk menghubungi Foni yang hasilnya adalah nihil. Foni tidak menjawab telepon dari Raina. Ia juga sempat menghubungi Angela untuk menanyakan kabar Foni namun Angela juga tidak mengetahui kabar sahabatnya itu.

Drrrttttt......drrttttttt

Handphone Raina bergetar. Tanda sebuah chat telah masuk. Buru buru Raina mengecek Handphone nya dan berharap itu kabar dari sahabatnya Foni.

Naufan Raid Azka:  Naa?

Raina pun dengan kecewa melihat pesan yang diterimanya. Yang ia harapkan tidak sesuai kenyataan. Raina pun melempar handphone nya dan kembali memikirkan Foni.

Matahari telah menunjukkan sinarnya. Dengan cepat Raina memasuki kamar mandi untuk segera mandi. Entah apa yang dipikirkan Raina hingga ia telat bangun seperti ini. Setelah selesai bersiap siap Raina pun berpamitan kepada kedua orang tua nya dan segera pergi menuju sekolah.

" Loh? Kok lo disini lagi si?"
Tanya Raina yang sangat terkejut melihat Azka ada di depan rumahnya.

" Emang kenapa? Gue udah ijin kok sama mama papa lo buat berangkat bareng gue".
Jawab Azka dengan senyumnya.

" Mampus gue, senyumnya manis bener"
Gumam Raina di dalam hatinya.

" Muka lo kok kayak orang kurang tidur si? Terus chat gue semalem kenapa ga lo bales? Lo ngambek? Gue minta maaf deh kalo gitu".
Tanya Azka kepada Raina dengan wajah sedih nya.

" Udah ka ntaran aja ceritanya, sekarang kita berangkat dulu udah siang ini".
Jawab Raina dengan panik. Dan tentu ia menjawab seperti itu untuk mengalihkan topik pembicaraannya.

Setibanya mereka disekolah, benar dugaan Raina bahwa mereka berdua terlambat datang ke sekolah. Wajah Raina pun sudah menunjukkan wajah wajah panik. Raina tidak bisa memikirkan dirinya dicap sebagai murid yang tidak taat kepada aturan terutama telat karena alasan kesiangan. Bagi Raina itu adalah alasan yang tidak masuk akal. Azka yang melihat perubahan raut wajah Raina pun hanya terdiam dan mencoba menerawang apa yang di pikirkan gadis itu.

" Na? Gapapa kan telat?".
Tanya Azka sedikit bersalah.

" emm gapapa kok lagian gue juga yang salah karena telat bangun".
Jawab Raina tersenyum untuk menutupi raut wajah paniknya.

Tanpa Azka sadari tangan Azka pun sudah terangkat untuk mengusap puncak kepala Raina dengan lembut. Hingga suara Pak Indro yang keras menyadarkan mereka.

" Weladalahhhh..... iki arek arek uwes telat kok masih bisa senyum senyum disini".
Ucap Pak Indro yang sudah menatap tajam ke arah Raina dan Azka.

" Coba jelaskan mengapa kalian berdua telat? Terutama kamu Raina. Kamu murid baru dan bapak sudah melihat keseharian kamu. Kamu gapernah terlambat bahkan kamu tergolong kategori teladan. Tetapi mengapa hari ini kamu terlambat?".
Tanya Pak Indro tegas kepada Raina yang membuat gadis itu menundukan kepalanya.

" Sss... saya terr--terlambat bangun pak.....".
Jawab Raina terbata bata, masih dengan kepala yang tertunduk.

" Bohong Pak! Raina ga telat bangun. Saya aja yang telat tadi jemput dia. Jadi yang buat kita telat itu saya Pak bukan karena Raina telat bangun."
Ucap Azka membela Raina.

" Pak engga pak engga, saya emang telat bangun kok. Azka udah jemput saya pagi pagi, saya yang salah pak".
Jawab Raina jujur kepada Pak Indro karena tidak ingin Azka disalahkan sepenuhnya atas kejadian ini.

" DIAMMM!!!! Sekarang kalian berdiri menghadap ke tiang bendera dengan posisi hormat. Mengerti?!!".
Bentak Pak Indro kepada Raina dan Azka

" Baik pak".
Jawab Raina dengan wajah yang masih takut takut.

RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang