tak terduga

739 40 8
                                    

Hujan turun dengan lebat membasahi seluruh tubuh Raina. Tak peduli akan hal itu ia terus berjalan pulang dengan air mata yang masih menetes. Hati nya sangatlah rapuh, melihat persahabatannya hancur karena sesosok lelaki seperti Azka. Ia masih tak habis pikir, mengapa dirinya sangatlah bodoh hingga tak bisa mengerti perasaan sahabatnya Foni. Dan Raina pun tidak bisa mengerti, mengapa saat dirinya memutuskan untuk mulai menjauhi Azka, hati kecilnya justru berkata tidak. Ia merasakan bahwa luka dihatinya itu justru akan membesar bila ia menjauhi Azka. Namun, ia tidak bisa berbuat apa apa. Raina tidak boleh egois, Raina adalah sosok yang lebih memikirkan perasaan orang lain di bandingkan perasaannya sendiri. Itu prinsip hidup Raina.

Langkah Raina terhenti disebuah taman yang cukup sepi. Taman yang indah, yang selalu Raina kunjungi saat dirinya merasa sedih. Dan di taman inilah juga Raina memutuskan untuk menyudahi  hubungannya dengan Raka. Raka yang Raina sayangi, Raka yang Raina cinta dan Raka yang selalu memberikan cinta nya kepada Raina. Ya, Raina memang memiliki masa lalu yang cukup pahit, oleh karena itu ia pun tidak mau mengulang kembali kejadian satu tahun yang lalu. Dimana mereka berdua sepakat untuk memutuskan hubungan mereka, karena sahabat Raina yang bernama Gaby begitu mencintai Raka. Dan bukan karena hal itu juga, Raina tak ingin melihat sahabatnya selalu merasa kesepian dan tak ingin menambah rasa sakit dihati nya itu karena melihat Raka bersama Raina bukan bersama Gaby. Akhirnya, Raka yang amat sangat mencintai Raina pun terpaksa memutuskan untuk mengikuti kemauan Raina hanya demi melihat Raina bahagia.

" Rain? Hey".
Ucap seorang lelaki yang berusaha untuk membuyarkan lamunan Raina.

" Raka? Kamu kok disini?".
Dengan ekspresi terkejut, Raina bertanya mengapa Raka berada di taman ini.


" Em, aku tadi habis beliin jus buat Gaby, ga sengaja liat kamu disini yaudah aku  samperin kesini".
Jawab Raka yang masih menebak nebak ekspresi wajah Raina.

Raina pun hanya mengangguk tak menjawab ucapan Raka. Pikirannya masih bercabang. Di satu sisi ia memikirkan untuk mengorbankan perasaannya demi Foni dan di sisi lain, hatinya tidaklah rela jika tidak berada di sisi Azka.

" Rain Kenapa?".
Tanya Raka yang menyadari perubahan raut wajah Raina.

Raina yang tidak bisa menjawab pertanyaan Raka lebih memilih untuk menangis di bahu Raka, sama seperti yang dulu ia lakukan setiap dirinya merasa terluka.

" Nangis aja gapapa jangan di tahan tahan. Kalo kamu udah siap kamu bisa cerita sama aku".
Ucap Raka sembari mengusap puncak kepala Raina dengan lembut.

Setelah Raina merasakan dirinya sudah terlalu lama menangis, Raina memutuskan untuk bercerita kepada Raka agar beban pikirannya tidak terlalu lama menyakiti hati kecil nya itu.

" Raka...".
Panggil Raina yang sedikit canggung menceritakan masalahnya ini.

" Iya cerita aja".
Jawab Raka yang sudah paham akan perilaku Raina.

" Foni rak foni....".
Cerita Raina yang air matanya sudah kembali menetes.

" Iya Foni kenapa?".
Jawab Raka dengan lemah lembut.

" Foni marah sama aku karena Azka".
Seketika tangis Raina pecah karena bercerita masalah nya lagi.

" Udah.. kamu gaboleh rapuh gini cuma karena cowok kayak Azka. Kamu harus kuat. Kamu kan yang ngajarin aku buat gaboleh rapuh kalo ngadepin masalah kayak gini? Tapi kenapa sekarang kamu yang rapuh kayak gini? Mana Raina yang dulu aku kenal? Mana Raina yang selalu kuat ngadepin setiap masalah? Ayo Rain kamu pasti bisa ngadepin masalah ini".
Ucap Raka menenangkan Raina.

" Makasih ya Rak, cuman kamu yang bisa nenangin aku. Makasih ya".
Ucap Raina lirih.

" Yaudah kamu pulang gi baju kamu juga basah nanti masuk angin loh".
Kata Raka perhatian.

RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang