4

219 41 10
                                    

Hari ini adalah saatnya untuk menunjukkan lagu apa yang akan di tampilkan di pentas seni yang akan datang.
Semua mahasiswa/i yang akan tampil sudah berkumpul di aula.

Dan ini saatnya aku dan Vernon. Menunjukan lagu yang akan kita bawakan di pentas seni, di depan. Jihoon dan Seungcheol sunbae, karena memang mereka yang bertugas memilih.
Selesai.

"Aku belum pernah mendengar lagu ini, siapa yang menciptakannya?" kata Jihoon sunbae

"Aku sunbae" kata Vernon

"Lagunya cukup baik, hanya saja kau harusnya lebih memperdalam chemistrymu dan Eunra" komentar Jihoon sunbae.

"Vernon, bukankah kau menciptakan lagu ini sendiri? Rapp juga kan? Tapi mengapa kau kurang menghayati saat melakukan  rapp?" Komentar Seungcheol sunbae.

Aku hanya menunduk.

"Aku akan berusaha lebih keras lagi sunbae" kata Vernon.

"Kalian harus lebih banyak berlatih lagi" tambah Jihoon sunbae.

"Ayo selanjutnya..." Seungcheol sunbae memanggil urutan selanjutnya yang akan menunjukkan lagu apa yang akan mereka bawakan di pentas seni.

Aku berjalan meninggalkan aula untuk pergi ke kantin. Aku tak bertemu dengan Roa dan Sowon, mungkin mereka masih di aula. Sibuk dengan lagu yang akan mereka bawakan untuk pentas seni.
Aku duduk sendiri menikmati makan siangku di kantin, saat aku sedang asyik mengunyah makanku. Tiba-tiba segerombolan perempuan datang padaku. Jeongyeon dan teman-temannya, Jeongyeon menggebrak mejaku.

"Hey kau! Aku sudah bilang kan! Jangan pernah dekati Vernon!" Dengan nada tingginya.

"Aku tak mendekatinya" kataku santai, dan masih tetap menikmati makan siangku.
Kemudian Jeongyeon melemparkan nampan makanku, dan semua berserakan.
Aku berdiri dan menghadapnya dengan pandangan tajam.

"Apa maksudmu?" Tanyaku datar.

"Apa kau tak dengar aku bicara apa Eunra-ssi?!" Dia tetap berbicara dengan nada tingginya.
Tangannya bergerak menjambak rambutku, tapi ada tangan yang mencegahnya. Dokyeom.

"Hey! Apa yang akan kau lakukan ha? Kau membuat keributan disini! Ini kampus! Bukan ajang untuk bertengkar atau labrak melabrak" kata Dokyeom, aku tak menyangka Dokyeom biasa setegas ini.

"Kau tak usah ikut campur Dokyeom, ini urusanku dan dia!" Dia melotot ke arahku sambil menudingku.
Kemudian tangan Dokyeom menarikku dan menjauhkanku dari Jeongyeon dan teman-temannya.

___Vernon POV__

Setelah Eunra berjalan keluar aula aku mengikutinya, dia berjalan ke kantin.
Aku melihatnya duduk sendirian.

"Dia memang pemberani" batinku.

Aku duduk sedikit jauh dari keramaian, aku meminum milk tea di bangku pojok kantin. Setelah aku menutup tutup botol milk teaku, aku langsung fokus pada perempuan yang menghampiri Eunra. Jeongyeon, lagi.

"Sebenarnya apa yang dia mau"

Dia mulai menggebrak meja Eunra, aku benar-benar sebal melihat apa yang dia lakukan. Aku diam, selama dia tak bertindak lebih jauh.
Kulihat ada adu mulut antara Jeongyeon dan Eunra, kemudian saat aku melihat Jeongyeon melempar nampan makan Eunra jujur aku tak bisa tinggal diam.
Aku masih melihat mereka, sampai saat Jeongyeon akan bergerak menjambak rambut Eunra aku mulai melangkahkan kakiku.

Baru dua langkah, ku lihat ada seorang laki-laki yang mencegah tangan Jeongyeon yang akan menarik rambut Eunra.

Akhirnya aku menghentikan langkahku, saat melihat laki-laki itu menarik tangan Eunra pergi menjauh dari hadapan Jeongyeon.

Serious, I love you!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang