Aku tak mengerti akan perubahan sikapmu. Semoga saja hanya untuk saat ini.
-FMenatap langit-langit kamar jenuh. Dengan hati yang gusar. Mengharap cemas kabarmu. Itu yang tengah ferra rasakan. Ferra masih dengan posisinya terlentang melamun dan beberapa kali ferra mengecheck ponsel yang terletak di nakasnya.
Belum ada kabar juga dari kamu. Sudah hampir setengah hari kamu seakan lupa dengan aku. Yang selalu resah dan gundah menanti kabarmu walaupun hanya mampu mendenger suara indah mu di ujung sana.
Berkali-kali ferra membuang pikiran negatif nya. Mungkin dia sedang sibuk atau mungkin dia akan tiba-tiba memberikan ku suprise. Entahlah ferra pun tak tahu.
Ferra mulai lelah, matanya sudah mulai terkantuk-kantuk. Seperti sudah tak kuasa menahan beban di atas kelopak matanya. Saat matanya sudah sangat di fase kelelahan, ferra terpejam. Ferra tersentak kaget saat ponselnya berbunyi.
Halo?
Mm, sayang maafin aku ya. Aku tau pasti kamu cemas nungguin aku. Tapi aku sibuk banget hari ini sampai aku lupa buat ngabarin kamu.
Enggh, gpp dion. Aku tau kok. Cukup denger suara kamu kaya gini aja aku udah lega berati kamu baik-baik aja.
Besok aku ke bandung sayang. Aku mau kerumah tante kamu. Tunggu aku besok ya?
Kamu yakin ? Kamu gak capek ?
Gak buat kamu mah sayang.
Apasih yon kamu lebay ih. Udah yah aku mau tidur aku capek banget.
Iya sayang selamat istirahat ya.
Iya dion.
Dan telpon pun terputus secara sepihak. Dion adyatama. Adalah laki-laki yang sudah menemani ferra selama dua tahun ini. Walaupun jarak memisahkan mereka. Entah mengapa ferra sangat mempercayai dion. Bahkan sangat mencintainya. Terlepas dari saat mereka masih menggunakan seragam putih abu.
Senyum ferra merekah seperti bunga yang baru saja mekar. Tanpa sadar kedua pipi ferra bersemu. Mendengar suara dion dan sikapnya yang selalu romantis membuat jantung ferra tak dapat berfungsi dengan baik. Yang tadinya ferra merasa kesal dan jengkel dengan dion. Entah mengapa ferra sudah lupa dengan rasa kesalnya.
🌞🌞🌞
Bandumg selatan pagi ini terlihat begitu cerah. Yup ferra tinggal di salah satu desa yang bertempatan di bandung selatan. Yang terkenal dengan kesejukannya bahkan udaranya yang sangat dingin. Walaupun matahari bersinar tetap saja dingin di pagi hari menusuk dipori-pori kulit ferra.Ferra menghirup udara yang amat sejuk menikmati setiap kehangatan matahari yang menyentuhnya setidaknya mengurangi rasa sedikit dingin yang ferra rasakan.
Setelah selesai ferra pamit pada tantenya lalu pergi menggunakan motor matic kesayangannya pemberian tantenya saat ulang tahun. Sebelumnya ferra lebih memilih jalan kaki karena sekolah dasar negri tempat dia mengajar tidak terlalu jauh dari rumah tantenya. Hanya memakan waktu sekitar 20 menit untuk sampai. Ya hitung-hitung sambil olahraga. Pangalengan jauh dari kata polusi toh itu tidak membuat ferra khawatir tidak seperti polusi di ibu kota yang sudah mencemari seluruh pelosok kota itu.
Ferra tiba di sekolah tempat dia mengajar hanya butuh waktu 20 menit untuk sampai.
Satu persatu murid menghampirinya. Setiap murid menyalami punggung tangannya. hampir seluruh murid di sekolah ini dari kelas satu sampai enam menyukai ferra. ferra tak keberatan tentang hal itu karena ferra sangat senang dirinya begitu terlihat seperti sosok ibu dibandingkan dengan guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Pelangi
Teen FictionAku ingin memberikan warna dihidup mu yang mampu membuat kamu tersenyum warna yang akan selalu kamu ingat di setiap kisah yang ku beri. Warna seindah pelangi dilangit senja yang akan ku ukir untuk mu hanya untukmu.