kepedulian

271 36 8
                                    

'kenapa menyusahkan sekali sih, disana kau bisa cari sendiri bukan?'

'aku bertanya baik-baik, mengapa harus membentak.'
____________________________

"yakk... Oh Sehun, kenapa masih di sini? Susul Hayoung dan minta maaf."

Eomma Sehun marah, karna sikap anak tampannya itu.

"biarkan saja. Gadis bodoh itu menyebalkan, eomma."

Rengek Sehun.

"sekarang atau eomma bakar semua bo-"

ancaman Eomma Sehun terpotong.

"eomma, ishh."

Rengek Sehun, lalu menyusul Hayoung dengan terpaksa.

Di saat yang bersamaan, Hayoung terus menangis dan mencoba menenangkan dirinya.

Dia berpikir jika dirinya bodoh, menangisi hal tidak penting seakan-akan dirinya gadis kecil yang nakal dan baru saja dibentak oleh orang tuanya.

"bbo-doh hikss.. kau gadis bodoh Hayoung-ah hikss.."

Hayoung terus menyalahi dirinya sendiri.

Dia terus menangis tidak peduli banyak orang yang melihatnya.

"hapus ingusmu itu, menjijikkan!"

ucap seseorang, tiba-tiba datang.

Hayoung mengambil tisu yang diberi seseorang tersebut.

"kau itu bodoh ya? Banyak orang melihatmu."

Ucap seseorang itu memarahi Hayoung.

"aku tahu aku bodoh, jangan memarahiku juga."

Jawab Hayoung yang terus menangis.

Hayoung memeluk seseorang tersebut.

"baiklah, maafkan aku. Sudah jangan menangis lagi."

Ucap seseorang itu mengusap-usap kepala Hayoung, bermaksud menenangkan Hayoung.

"sudah, berhenti menangis. Kau semakin cantik jika menangis, hmm."

Ucap seseorang itu.

"be-beli hikss es krim hikss dulu, Yugyeom."

Ucap Hayoung manja.

"baiklah-baiklah, berhenti menangis. Ayo beli es krim."

Ajak Yugyeom, sahabat Hayoung.

-Hayoung-

"bbo-doh hikss.. kau gadis bodoh Hayoung-ah hikss.."

Seharusnya dia tidak membentakku, bukan?

Aku menangis, aku juga tidak peduli banyak orang yang melihatku.

"hapus ingusmu itu, menjijikkan!"

Aku menengok dan mengambil tisu yang diberi seseorang itu.

"kau itu bodoh ya? Banyak orang melihatmu."

Kenapa dia juga memarahiku, membuatku semakin ingin menangis.

"aku tahu aku bodoh, jangan memarahiku juga."

Aku semakin menangis, suasana hatiku sangatlah buruk.

Aku memeluk laki-laki ini.

"baiklah, maafkan aku. Sudah jangan menangis lagi."

Ucap laki-laki itu bahkan ia mengusap-usap kepalaku, aku nyaman bersamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'SMILE'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang