07

2.1K 58 10
                                    

Brukkk

Vera pun terjatuh karena kakinya tergelincir sebab tidak seimbang untuk meloncat.

"loe nggak papa???" Tanya seorang cowok yang keluar dari warung.
ya betull sekali warung tersebut biasanya buat anak-anak nongkrong gak jelas gitulah biasa anak muda jaman now.

Tetapi Vera hanya menoleh ke kanan ke kiri untuk memastikan apakah dia berbicara dengannya.

"iya loe emang siapa lagi yang ada di sana selain loe." tanya cowok tersebut karna melihat cewek itu merasa kebingungan.

"hmm nggak apa-apa." jawab Vera dengan memincingkan matanya untuk memastikan bahwa ia pernah melihatnya.

"Gue Reza temannya Dimas." ucap Reza kepada Vera dengan mengulurkan tangan bahwa itu salam kenal dan Vera bangkit untuk menerima uluran tangannya.

"Oh iya. Gue Vera." jawab Vera dengan menampakkan senyuman dan menyudahi uluran tangan tersebut.

Setelah cowok bertiga selesai meminum secangkir kopi yang ada di warung tersebut ia memutuskan untuk keluar akan tetapi ia melihat temannya yang berbicara tersebut.
salah satu cowok tersebut keluar untuk melihat temannya tersebut.

"eh za loe bicara sama siapa??" tanya cowok tersebut dan melihat arah mata yang di lihat Reza.

"loe?? ngapain loe kesini?? berani banget loe keluar." tanyanya yang sangat merasakan kebingungan atas sikap cewek yang ia kenal.

"Hah?? Loe dim?? Kok loe disini??" Tanya balik Vera. Hmm iya ini yang tanya Dimas yang nembak Vera tadi dan resmi jadi pacarnya.

"Gue nanya malah tanya balik." Ucap Dimas selaku pacar Vera.

"Gue mau ke rumah sakit." Ucap Vera.

"Ohh" ucap Dimas dengan santai.

"Idih nie anak harusnya tanya trus nganterin gitu. Bodoh amat dah." Batin Vera.

"Loe bawa sepeda kan? Anterin gue ke rumah sakit." Ucap Vera setelah menyudahi ke heningan.

"Emang gue supir loe!!!" Ucap Dimas dengan mengangkat alis dan bertengger di pintu warung tersebut.

"Loe kan cowok gue." Ucap Vera dengan berjalan menuju ke Dimas.

"Udah sno anterin pacar loe. Loe gak kasihan apa mana ada angkutan umum yang mau lewat pada jam sekolah kek gini an. Udah deh anterin sana.. Nanti loe gue izinin ke guru piket." Ucap Reza dengan memutar badan dan berjalan menuju ke arah Dpinjem
Guru piket iyapss anak ini keluar karena sekarang waktunya guru piket dan mereka keluar gara-gara tiap guru itu masuk cuma kasih tugas mulu.

"Iya. Gue pinjem helm lo za" Ucap Dimas kepada Reza.

"Iya. Hati-hati loe bawa cewek."
Ucap Reza dengan raut muka yang khawatir. Karna si Dimas kalo udah ngedarai sepeda kayak Rossi yang jadi pembalap malah lebih ngendarainya lebih parah.

Tidak ada sautan dari Dimas melainkan Dimas berjalan menuju Vera.

"Iya udah ayo.. " Ucap Dimas dengan berjalan menuju parkiran di depan warung tersebut dan sudah di pastikan empat sepeda yang terparkir di sisi warung tersebut. Mereka jarang bukan jarang lagi tapi sering memarkirkan sepeda mereka disana.

**
Hai guys!!!
Para readers setiaku yang sudah baca. Maaf telat publisnya.
Sebenarnya kemaren mau aku publis tapi biasa kebiasaan anak kelas sembilan. Hahah maaf kan ya habis ini mau masuk dan pastinya banyak ujian gitu. Jadi maklumin ajah. Tapi ke esoknya aku bakalan publisnya setiap hari Sabtu malam.

Ohh iya buat kalian gimana ceritanya??? Comment yang banyak yah!!! Like juga.
Terima kasih sudah membacanya.
Ailapyu kalian😙

DIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang