3

59 22 0
                                    

Ditulis oleh : Salma

==================

“Tulang dalam tubuhku terasa patah semua.” Dia mengucapkannya setelah helaan napas dan rentangan tangan, meregangkan otot-otot kakunya. “Memang semuanya pernah kulalui,” matanya melirik ke sekeliling dress room yang sepi, “tapi tidak pernah se-sendiri ini.”

Louis menyugar rambutnya pelan; agak mengacaknya. Matanya kembali menatap refleksi dihadapan, lantas tersenyum sedikit lebih samar, “Padahal ini hari besarku, kan?”

Pria bermarga Tomlinson itu mengeluarkan ponsel pintar dari saku, membukanya dan membuka aplikasi twitter yang baru pada kesempatan ini ia bisa buka. Tangannya dengan lincah membalas beberapa kicauan yang dengan ceria berkata ‘Selamat Ulang Tahun, Boobear.’ dan tidak lupa menekan tombol favorit dan beberapa kali tombol re-tweet.

Senyumnya jadi lebih nampak lagi … sebelum matanya melirik kicauan seorang penggemar yang bertanya dimana ucapan dari yang lainnya untuk Louis (semua tau siapa “yang lainnya”). Pria itu pun bertanya hal yang sama kepada dirinya sendiri.

“Kemana mereka, ya?” Lalu dia kembali menutup ponsel. “Hah, mungkin mereka lupa, atau sibuk.”

***

“Yaa, maafkan aku, tapi sungguh aku ingin membatalkannya dari kemarin, tapi tidak bisa. Kau tau, kan, acara ini mendadak dan manager-ku tidak bisa lagi menolaknya.” Ucapan pria diseberang itu sangat kecewa. Ditambah juga rasa bersalah. Karena tidak tega mendengar nada pasrah lawan bicaranya, Louis mengangguk dan akhirnya mengalah. Yah, bagaimanapun juga tidak bisa dipaksakan.

“Tidak apa, Bud, aku mengerti,” Louis tersenyum kecil, “aku harap kau bisa datang, sebenarnya, untuk menghabiskan sisa makanan nanti, haha.”

Ada sedikit tarikan napas dan suara terkikik tertahan, tapi mungkin Niall sedang bersama temannya, jadi Louis tidak begitu menghiraukan, kecuali saat Niall bilang, “yah, aku pasti akan melakukannya, sih.”

Sambungan terputus.

“Dua orang tidak bisa datang,” seru Louis kepada seseorang digendongannya, “kuharap yang lain bisa. Iya tidak, jagoan kecil?”

Freddie menampakan mulut tanpa giginya. Tersenyum, terkikik, terbatuk kemudian.

Ting!

Leyum: Lad, sorry but I can't come to your party this yearrrr.
Leyum: there is a lot of things I have to do, Lad. Sorryyy:(

“AAAARGH!” Lalu, Freddie menangis.

***

“Kenapa kau cemberut?” tanya duplikat Niall Horan. Yah, dari beberapa sisi sih, kelihatannya mirip. “Kau benar-benar aneh, Mr. Tommo, maksudku, kau memiliki anak dan kau tetap cemberut di pesta ulangtahunmu? Gila.” Dia terkekeh, lalu mencomot camilan yang disediakan lainnya.

“Diam, Cordon. Ini bukan talkshow mu dan kau tidak diperkenankan untuk bicara olehku.” Louis menghela napas. Biar saja dia dikira bocah, toh, suasana hatinya sedang galau gegana.

“Baiklah, baiklah, Tuan Ulang Tahun. Jangan lupa nikmati pestanya.” Pria itu tersenyum lagi, menikmati minuman dan makanannya, lalu berjalan dengan sedikit dansa ke sudut ruangan, mendekati kerumunan orang yang bercengkerama.

HAPPY BIRTHDAY LOUIS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang