Two

24.2K 1.6K 23
                                    

Gerbang sekolah yang menjulang tinggi dengan ukiran kuno masih melekat. Apalagi bangunan yang ada didepannya itu bangunan tua tetapi masih kokoh. Hanya sedikit berkesan modern karena terdapat mobil dari murid dan guru disini.

Suasana mencekam dengan angin yang bertiup mengakibatkan daun kering dan juga helaian demi helaian rambut Manda terbang.

Ia berjalan masuk melewati taman yang indah dengan gugup pasalnya murid-murid yang ada disana melihat kearahnya dengan pandangan yang sulit diperhatikan. Ia menghiraukan tatapan tersebut dan lebih memilih berjalan cepat untuk sampai diruang kepala sekolah.

Saat tiba dilorong tersebut suasana kian terasa menakutkan karena lorong ini sepi dan dingin. Cahaya matahari lewat dari jendela-jendela yang ada disekitar walaupun tertutup dengan pohon-pohon.

Langkah kakinya terdengar hingga ujung karna sepinya lorong ini. Tiba-tiba angin dingin berhembus melewati dirinya seperti seseorang yang sedang berlari.

Sontak Manda berhenti dari jalannya dan melihat-lihat keadaan sekitar. Tidak ada siapapun kecuali dirinya yang sedang berdiri. Pikirannya mulai negatif bila ada makhluk halus yang sedang mengganggunya.

"Mine." Suara lirih terdengar ditelinga sebelah kanan. Ia pun menoleh dan disana tidak ada siapapun.

"You're mine." Suara itu kembali terdengar tetapi disebelah kiri. Hal itu membuat Manda menegang ketakutan dan ia memejamkan matanya agar tidak mengganggunya.

Puk

Manda berjengit kaget saat ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Miss. Derson." Suara wanita terdengar dari belakangnya. Ia pun membalikan tubuhnya menghadap wanita itu.

"A-ah ya." Jawabnya gugup.

"Anda kenapa berhenti disini. Mari saya antar anda keruang kepala sekolah." Ajak wanita itu. Manda pun mengikuti langkahnya.

Sesampainya diruang kepala sekolah. Dirinya melihat bahwa ruangan tersebut sama dengan bangunan lainnya tetapi hanya sedikit modern dengan adanya komputer didepan pria paruh baya, televisi serta alat pendingin ruangan.

"Silahkan duduk miss. Derson." Ucap wanita itu yang seumuran dengan ibunya Elisa.

"Perkenalkan nama saya Johan selaku kepala sekolah disini dan disamping anda mrs. Betty wali kelas anda." Kata mr. Johan.

"Untuk jadwalnya sudah ada di mrs. Betty yang nanti memberikan. Dan sebaiknya anda masuk kelas karena bel sudah berbunyi. Anda tidak inginkan dihari pertama anda telat."

"Ya."

"mrs. Betty tolong anda antarkan mrs. Derson kekelasnya." Perintah mr. Johan kepada mrs. Betty.

🍃🍃🍃🍃🍃

Sesampainya didepan pintu kelas. Mrs. Betty menyuruhnya tetap berdiri disana karena ingin memberikan kejutan kepada murid-murid yang ada didalam.

"Anak-anak kita kedatangan murid baru dikelas ini. Miss. Derson silahkan masuk."

Manda pun memasuki kelas tersebut dengan gugup. Tangannya meremas tali tas yang ia pakai.

"Silahkan perkenalkan diri anda." Perintah mrs. Betty.

"Hai, saya Amanda Derson. Pindahan dari Indonesia." Ucapnya singkat dan senyum kikuk.

Murid disana mulai ramai karena kehadirannya. Dan entah apa yang diributkan. Murid-murid disana ada yang memandangnya biasa, sinis bahkan jahil.

"Silahkan anda duduk didepan mr. Xander." Tunjuknya.

Deg

Tiba-tiba saja jantungnya berdetak kencang. Ia yang duduk disana adalah pemuda yang melihatnya dengan tatapan tajam sewaktu dimobil.

Manda menghiraukannya dan berjalan kearah depannya walaupun pemuda itu masih saja melihatnya seperti waktu tadi.

Dan akhirnya pelajaran pertama dimulai walaupun dengan keadaan yang tak tenang karena ia merasa diperhatikan sedari tadi.

🍃🍃🍃🍃🍃

Bel berbunyi pelajaran telah usai kini saatnya pergi istirahat.

"Huh." Hembusnya kasar.

"Hai." Disana terdapat dua gadis yang sedang menyapa dirinya.

"Hai."

"Kenalakan namaku Risa dan ini temanku Ara." Tunjuk dirinya yang memiliki warna rambut pirang dan mata abu-abu dan disebelahnya Ara yang berambut coklat muda dengan warna mata biru.

"Manda."

"Sebaiknya kita pergi kekantin bersama." Ajak Ara dan dibalas anggukan Manda.

Mereka bertiga berjalan menuju kantin disana terdapat meja-meja panjang yang sudah terisi dengan murid-murid disekolah ini. Ia mengikuti Risa dan Ara yang menuju bangku kosong disebelah pemuda yang tadi menatapnya tajam.

"Kau pesen apa Man?" Tanya Ara.

"Hm. Samakan saja dengan kau."

🍃🍃🍃🍃🍃

"Jadi, dia gadis yang sedari tadi kau perhatikan?" Tanyanya gadis itu kepada pemuda yang masih saja diperhatikan.

"Hm." Jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

"Cantik juga, tapi dia manusia."

Pemuda itu menatap tajam kepada gadis yang ada didepannya itu. Ia tak suka bila ada yang merendahkan gadisnya apalagi menyakitinya.

"Bukan urusanmu."

"Ckck, hehe." kekehnya dengan memandang gadis yang dimaksud pemuda itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

🍃🍃🍃🍃🍃

You're Mine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang