Nine

18K 1.1K 9
                                    

Manda bingung akan ucapan Ariana yang mengatakan bahwa ini adalah rumhnya.

“Aku harus pulang karena ibuku pasti menunggu.” Jawabnya bingung.

Tak lama kemudian seorang pria dengan rahang tegas menghampiri mereka. Manda dan Ariana mengalihkan perhatiannya kepada pria itu yang tak lain adalah Alan. Alan datang dengan rahang mengeras serta tatapan yang sulit diartikan.

“Tidak kau akan tetap disini!!” bentak Alan yang membuat Manda terdiam mematung.

“Sebaiknya kalian bicarakan ini dengan baik-baik.” Lerai Ariana saat tau putranya akan marah.

Sesuatu menyentak Manda membuat dirinya terbangun dari terdiamnya. Alan menyeret tangan Manda dengan kasar membuat dirinya meringis kesakitan dibuatnya. Mau tak mau ia mengikuti langkah Alan yang semakin cepat agar dirinya tidak jatuh terseret.

“Awwh, A-Alan. Sst sa-kit.” Ucapnya terbata.

Ceklek

Bruugh

“Arrgh.” Teriak Manda saat dirinya dibanting kekasur oleh Alan.

Alan terlihat marah dengan wajah memerah dan otot-otot menyembul diarea leher dan wajahnya. Sedangkan Manda hanya terbaring ketakutan dan air mata yang berjatuhan saat menatap Alan. Alan bergerak menuju dimana Manda berada sedangkan Manda memundurkan tubuhnya takut bila terjadi sesuatu dengan dirinya.

“Apa maksud kau pulang?” Tanya Alan dengan tatapan tajam dan dingin saat dirinya berada dipinggir Kasur.

“A-aku hanya mau pulang kerumah.” Jawab Manda takut dengan sesenggukan dan masih  dirinya memundurkan tubuhnya dari jangkauan Alan.

“Tidak!! Tempatmu sekarang disini bukan disana lagi!!” bentaknya sambil menyeret kaki Manda yang berada disekitar jangkauannya.

“Arrgh, ti-tidak! Kau bu-bukan siapa-siapaku!!” bantahnya sambil mencoba meloloskan dirinya.

“Bukan siapa-siapa ya.” Seringainya dengan mencengkram rahang Manda kuat dan membuat dirinya meringis kesakitan.

Manda merasa ini bukan Alan yang dia kenal. Alan yang biasanya tak akan membuat dirinya terluka. Dan Manda menatap mata tajam Alan takut dirinya bahkan sudah menangis dalam diam.

Tanpa disangka Alan mencium bibirnya dengan kasar seperti orang kelaparan bahkan tak memedulikan Manda yang memberontak. Yang hanya difikiran Alan sekarang adalah menjadikan Manda miliknya seutuhnya. Tanpa memedulikan bagaimana masa depan Manda.

🍃🍃🍃🍃


Suara air gemericik membangunkan seseorang yang masih tertidur dengan pulas. Ia meraba-raba Kasur yang ada disebelahnya. Kosong seseorang yang berada disebelahnya tak ada ditempat. Ia bangkit dan berjalan menuju sumber suara itu yang berada didalam kamar mandi.

Tok tok tok

“Manda!!” teriaknya didepan pintu kamar mandi.

Manda yang menangis didalam hanya diam mematung saat mendengar teriakan seseorang pria yang tega membiarkan masa depannya terenggut. Dirinya berada dibawah air shower yang masih mengalir dan membiarkan gaun pemberian Alan basah.

“Manda kau berada didalam!?” teriak Alan khawatir.

Manda yang tersadar kembali menangis memikirkan kejadian yang membuat dirinya ternoda. Bagaimana jika dia hamil lalu apa yang akan dikatakannya pada Elisa ibunya. Ia pasti kecewa karena tak mampu menjaganya untuk suaminya kelak.

Braak

Pintu kamar mandi terbuka lebar dan menampilkan wajah cemas Alan. Alan melihat tubuh Manda yang menggigil berada dibawah guyuran air shower. Ia segera mematikannya dan berjongkok untuk mengangkat tubuh Manda.

Plaak

Tanpa disangka Manda menampar pipi Alan kuat hingga dirinya jatuh kebelakang. Alan mencoba bangkit dan menggendong Manda tetapi Manda justru memberontak bahkan memukul Alan sambil menangis. Sedangkan Alan hanya pasrah saat Manda memukul dirinya.

Memang kejadian tadi adalah kebodohannya dalam sejarah tetapi dirinya tidak menyesal telah menjadikan Manda sebagai miliknya seutuhnya. Bilang saja Alan adalah pria brengsek tetapi dia akan bertanggung jawab terhadap matenya sekaligus ibu dari anak-anaknya nanti.

“Aa-ah ap-pa yang harus ku katakana pada ibuku.” Ucapnya saat dirinya menangis sesenggukan dan menempelkan kepalanya pada dada Alan saat dirinya lelah memukulinya.

Alan memeluk Manda menghiraukan bajunya yang terkena air.  “Sst aku akan menikahimu.” Lirihnya tepat ditelinga Manda.

Manda pun mendongak menatap Alan. Apakah pria itu main-main atau sungguhan. Ia melihat tepat dimata Alan dan mencari kebohongan tetapi yang dilihatnya adalah sungguh-sungguh.

Dalam hati kecil Manda untuk menerima Alan sebagai calon suaminya nanti tetapi pikirannya menutupi segalanya. Ia bingung harus menjawab apa kepada Alan.

Lama kelamaan kepalanya semakin sakit seperti tertimpa sesuatu sehingga ia jatuh tak sadarkan diri. Alan yang melihat itupun dengan sigap mengendong Manda kekasurnya.

Tak lupa ia teriak memanggil pelayan dan juga dokter. Dan membuat heboh disegala penjuru pack.

“Ada apa sayang?” Tanya Ariana pada Alan.

“Manda mom.” Lirihnya dengan pandangan sedih.

“Kenapa dengan Manda?” Tanya Aron tegas.

“Dia pingsan dikamar mandi.” Jawabnya menunduk sedih.

Tak lama kemudian datanglah dokter Kenneth dengan peralatan medis yang biassanya dia bawa. Alan mempersilahkan dokter Kenneth masuk sebelum itu dia sudah meminta pelayan untuk mengganti baju Manda yang basah dengan pakaian hangatnya.

Beberapa jam kemudian dokter Kenneth keluar dengan wajah yang sulit diartikan membuat semua orang termasuk Alan cemas. Dokter Kenneth melihat Alan dengan guratan marah sekaligus kecewa padanya.

“Bagaimana Kenneth?” Tanya Ariana cemas.

“Huuft, Alan apa kau melakukan hubungan intim dengan Manda?” Tanyanya pada Alan dengan pandangan tajam.

“Ya.” Ucapnya sambil menunduk.

“Apa!!” teriak semua orang yang ada disitu.

“Alan!! Apa dad mengajarkanmu seperti itu!!” teriak Aron marah.

“Mommy kecewa dengan kau Alan.” Ucap Ariana menangis dengan menutup mulutnya.

Buugh

🍃🍃🍃🍃

Cukup sekian update hari ini untuk your's mine. Maaf bila membuat kecewa readers. Dikarenakan hp saya penyimpanan internnya penuh dengan tiba-tiba. Kemungkinan updatenya tersendat-sendat.

Salam thedancefingers88

You're Mine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang