00

198 10 2
                                    

Motor besar itu baru saja terparkir tepat di sebuah studio musik. Kesan hitam dan merah tua mewarnai motor besar yang baru saja dikendarai sang pemilik motor tersebut. Pemuda dengan helm yang memiliki warna serupa dengan motornya itu kini telah dilepaskan, menampilkan rupa tampan dibalik helm tersebut.

"Hyeong! Suga hyeong!" sebuah suara dari arah samping kanan pemuda bermotor itu.

Pemuda yang diketahui bernama Suga itu merasa dirinya terpanggil segera mengarahkan pandangannya untuk mencari asal dari sumber suara.

Sumber suara tersebut kini telah sampai di samping pemuda yang masih setia menduduki dirinya pada motornya.

"Ada apa Jimin-ah?" tanya pemuda tersebut.

"Astaga darimana saja kau? Dari pagi aku disini, dan kau baru datang sore hari!" kesal pria yang bernama Jimin.

"Hanya mencari inspirasi diluar" jawabnya.

"Ck, harusnya kau beritahu aku jika ingin keluar, kau tahu aku sangat bosan menunggu mu." balasnya.

"Kenapa tidak pulang saja kalau begitu, merepotkan saja." ucap Suga yang beranjak dari motornya dan pergi begitu saja meninggalkan Jimin.

"Sialan kau hyeong!" gerutu Jimin, yang segera mengikuti jejak Suga dibelakang.

.
.
.
.

Suga kini tengah disibukkan dengan komputer miliknya, memilih bermalam di studionya dibandingkan harus pulang ke apartemen miliknya.

"Kau harus tidur, kau pikir tanpa tidur bisa membuat semua lagu yang kau garap selesai dalam satu malam? Itu hanya akan menambah stress!" ungkap seseorang yang tengah merebahkan dirinya pada sofa panjang di studio tersebut.

"Sepertinya ungkapanmu lebih cocok untuk mu, sebaiknya kau pulang jika berada disini membuatku merasa kau adalah ibuku." balas seseorang yang masih sibuk dengan layar komputernya.

"Jika bekerja seperti robot begini, lebih baik aku mendengar kau berkencan setidaknya walaupun merepotkan tidak akan membuat matamu rusak karena layar sialan itu."

"Kencan? Apa tidak salah dengar? Lalu bagaimana dengan kau? Menasehati memang mudah, tapi jika tak mendasar dan tidak ada contohnya untuk apa lebih dulu berkencan? Lihat lah dirimu dulu Park Jimin-ssi!" kesalnya yang sekarang tengah melirik kearah Jimin yang menyamankan diri dengan sofa.

"Aku memang belum memiliki nya, maka dari itu minggu depan mari kita mencari wanita cantik di Korea, Melebarkan sayap kita di Jepang sudah kita lakukan, bukankah kita sekarang ini sudah memegang 2 dari 3 yang di inginkan pria?" timpalnya lagi.

"Kau cari saja sendiri, saat pulang nanti yang ku habiskan hanyalah akan tidur dengan ranjang kesayangan ku."

"Apa kau tahu, 2 dari 3 yang di inginkan pria?" tanya Jimin lagi dan lagi.

"Apa?!"

"Harta, Tahta, kecuali wanita, tak lengkap bukan?" Ucap Jimin tak lupa dengan smirk yang menghiasi bibir tebalnya.

Tak ada jawaban dari Yoongi, yang membuat Jimin semakin keras mengajukan ajakan berkencan pada Yoongi, seorang yang bisa dikatakan 'anti wanita' Jimin benar-benar membuat Yoongi malas meladeni celotehnya, hingga Yoongi menyumpal telinganya dengan headphone yang ada di sampingnya.

.
.
.
.

Orang-orang berlalu lalang dengan menggenggam beberapa bawaan mereka yang dimuat dalam bentuk persegi panjang yang beroda dengan pegangan tangan untuk ditarik pemiliknya. Yoongi tengah berada dalam dunianya, mendalami alunan musik yang berasal dari piano yang didengar nya melalui airpod miliknya.

Jimin tergesa-gesa mencari keberadaan Yoongi, kini ia tengah menghirup banyak oksigen sehabis berlarian mencari Yoongi. Sejak tadi pikirannya dalam bayang-bayang Yoongi yang akan memarahinya. Tapi sepertinya tidak seperti ekspetasi yang Jimin kira, melihat Yoongi yang berdiam tanpa ada niatan untuk memakinya.

Menunggu memang menyebalkan tapi jika sudah berurusan dengan musik seperti nya masih bisa dimaafkan. Ya seperti berlaku hanya untuk Yoongi, dan ini seperti berkah bagi Jimin karena keterlambatannya tadi.

Informasi tentang penerbangan Jepang menuju Korea Selatan menyeruak di setiap ruangan. Menghantarkan Yoongi dan Jimin menuju gate yang tertera pada selembar boarding pass yang diberikan saat mereka check-in.

"Sampai bertemu kembali manusia asal negara kangguru" ungkap pria berpipi layak mochi dalam hati.

✨✨✨

Mohon dukungan nya sahabat penaku, dengan cara Love, Comment, Add to library, and Follow, i puple you💜 bila ada kekurangan tidak apa-apa:v

©sunshine

First Love ; Myg x RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang