04

97 5 0
                                        

Suga merebahkan dirinya pada ranjang kesayangannya, hari minggu yang cerah memang sangat cocok diisi dengan kegiatan rebahan, menurutnya jika ingin menjadi seorang pahlawan maka berdiam diri dirumah dengan hanya bangun ketika lapar sudah sangat membantu kehidupan bangsa dan negara, wabah yang akhir-akhir ini sedikit mereda tidak mengurungkan jiwa malasnya jadi bersemangat, maka dari itu ia memutuskan untuk tidak pergi kemanapun, ini adalah pilihan mutlak tak bisa diganggu gugat.

Di lain sisi Rosé tengah bersiap untuk pergi keluar untuk mencari udara segar, tak butuh waktu lama untuk tampil cantik, karena dirinya merasa bahwa apapun yang ia kenakan selalu terlihat cantik, tentu saja berkat pinggang kecil yang ibunya wariskan.

Ting..

Sebuah pesan masuk dari ponsel Rosé, segera ia membuka isi pesan tersebut.

Loeypark
Sudah siap?
Aku menuju rumahmu, ayo sarapan bersama, bermain di taman dan menghabiskan hari minggu ini dengan kegiatan yang menyenangkan.

Rosépark

Sudah siap komandan?!
Baiklah hati-hati, kutunggu

Loeypark
Oke

.
.

"Yoongi-ah.. bangun!! Mau sampai kapan kau mencoba menjadi mayat?!" ucap seseorang yang tengah sibuk membangunkan Suga.

Jangan harap Suga akan segera bangun ketika seseorang mengguncang tubuhnya pun ia akan fokus dalam mimpinya.

"Eungh.." leguhnya menarik kembali selimut untuk menutup seluruh tubuhnya.

"Sug-ah .. MIN YOONGI PEMALAS AYO BANGUN!!"

"SUGA!! BANGUN ATAU HUJAN AKAN TURUN SEBENTAR LAGI?!!" teriak ibu Suga yang sudah dibuat naik darah oleh anaknya.

Frustasi terhadap pria yang mengabdikan dirinya untuk tidur, wanita paruh baya yang diketahui sebagai ibu dari Suga pun pergi karena sudah tak sanggup menghadapi anaknya yang sibuk mati suri di hari minggu yang cerah ini.

.
.
.

"Astaga aku laparrr?!!!" teriak Suga dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Eomma, berikan aku makanan?!!" teriaknya lagi, namun tak ada sahutan dari sang ibu.

Suga terpaksa membuka matanya, menatap jendela kamarnya yang disinari cahaya menyebalkan, seperti pintu taubat bagi orang-orang yang menyesal menyia-nyiakan hari minggu yang indah.

Suga beranjak dari kamarnya menuju tempat dimana ia bisa mengisi perutnya yang mulai menciut. Menuruni tangga dan bergegas menuju meja makan dengan tudung saji diatasnya membuat Suga tak sabar untuk menyambar makanan yang berada dibalik tudung tersebut. Dengan hitungan 1-2-3 tudung itupun terbuka...

menampilkan serbet kotak-kotak dan kertas diatasnya.

"Cari saja makanan diluar, aku tidak akan menyiapkan makanan bagi anak yang selalu mati suri disetiap hari libur tanpa pernah membantu ibunya berbelanja" - Ny. Min

Begitulah isi dari kertas yang sengaja tertutup tudung saji, alih-alih mendapatkan makanan lezat buatan ibu, ternyata kertas berisi omelan sang ibu yang menurutnya dengan membaca saja sudah seperti mendengar, yang membuat telingannya pegal.

"Ah eomma tidak bisakah membuat sesuatu sebelum pergi, rasanya begitu lapar hingga ingin meninggoy" kesal Suga dengan wajah yang ditekuk layaknya kertas lipat.

First Love ; Myg x RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang