04 - Traītre Maze

65 13 3
                                    

Judul    : Traītre MazeGenre   : Short Story Tema    : (Mystery, Thriller, Fantasy)Penulis : Dennisa Sirait                (@JeonKyle_) dan                Ar Rifyal Raizal Fajri                 (@ScarAstro)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Judul    : Traītre Maze
Genre   : Short Story
Tema    : (Mystery, Thriller, Fantasy)
Penulis : Dennisa Sirait
                (@JeonKyle_) dan
                Ar Rifyal Raizal Fajri
                (@ScarAstro)

"Rilley Amandha! Tunggu!"

Rilley menoleh ke belakang tepatnya dimana nama lengkapnya dipanggil seseorang. Iris matanya menangkap sesosok Lian Abraham yang tengah berlari mendekatinya.

"Sudah ... selesai revisi skripsi, belum?" tanya Lian  dengan napas tak terkontrol.

"Sudah dong, Lian Abraham, pacar aku yang manis." balas Rilley antusias. Ia tersenyum menyipitkan matanya sambil mengeratkan rangkulan tangannya pada buku yang ia pegang.

Satu hal yang Lian sukai dari Rilley, yaitu cara gadis tersebut tersenyum. Menurut teori Lian, melihat senyum Rilley bak mandi bersama sepuluh wanita.

"Wah, bersyukurnya aku menyukai gadis yang rajin." Lian mengacak-acak rambut Rilley. Selain Lian, satu hal yang Rilley suka dari Lian ialah bagaimana pria itu mengacak-acak rambutnya membuat kenyamanan tersendiri.

"BOO!!"

Sepasang kekasih itu terkejut setelah spontan merasakan tepukan keras pada bahu mereka masing-masing.

"Jessie!!" kesal mereka bersamaan. Yang membuat ulah hanya terkekeh sambil menautkan kedua telapak tangannya.

"Abisnya, udah berapa kali seorang Jessie Janetha mengingatkan kalian pasangan yang couple-couple cie-cie agar tidak melakukan aksi berpacaran di area kampus, taunya tetap pacaran juga!"

"Nggak usah lebay deh, Jes. Lo-nya sih jomblo mulu!" Rilley memberi pukulan pada bahu Jessie. Jessie hanya cengengesan.

"Tau nggak, aku nemuin tempat yang pas buat aksi urban exploring kita selanjutnya!" Jessie membuka lipatan kertas yang baru saja ia keluarkan dari saku seragamnya.

"Labirin?" terka Rilley dan Lian bersamaan. Sudah dipastikan muncul beberapa pertanyaan di kepala mereka.

Jessie menggumam. "Reignac sur Indre Maze, labirin terluas setelah Hedge Maze. Tempatnya di Louraine. Labirin ini terkenal angker! Gimana? Kalian mau mencoba masuk ke sana, 'kan?" Rilley dan Lian tampak berpikir setelah saling pandang.

"Ayo dong, masa takut sama labirin doang." Akhirnya mereka mengiyakan. Sudah menjadi kebiasaan Jessie merengek bila ditolak permintaannya.

*

“Lian, kita benar-benar mau kesana? sepertinya perasaanku kurang bagus,” tanya Rilley yang berada di dalam mobil jeep outdoor milik Lian.

Lian menatap Rilley di sampingnya seraya mengusap lembut pucuk kepala  Rilley. “Udah, kamu tenang aja, mungkin itu semua cuma firasat buta. Lagi pula kita juga sudah sering melakukan hal seperti ini, ‘kan?” jawab Lian sambil menyetir mobil yang menuju rumah Jessie.

Grahita AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang