Chapter 3 | The Conversation

15.3K 1.1K 16
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rahasia.

Satu kata yang bermakna sangat dalam di dalam sebuah hubungan. Hanya dengan rahasia mampu menghancurkan dan menghilangkan kepercayaan yang sudah dibangun lama. Namun, bagaimana jika kau menyembunyikan rahasia itu karena kau merasa itu adalah hal yang benar?

Aku tahu dengan keputusan terakhirku menyembunyikan Liam memang keliru, tetapi siapa yang tidak akan berbuat serupa jika itu terpaksa? Memang secara tidak langsung Maxwell mengetahui kehamilanku lewat penyadapannya, tetapi dia tidak mendengarnya langsung dariku.

Aku mendesah pelan dan menatap Liam yang tertidur pulas di gendonganku. Sudah sepuluh menit yang lalu aku selesai menyusuinya, tetapi rasanya aku tidak mau beranjak dari tempat ini. Aku masih belum siap untuk menghadapi Maxwell dan masa depan anakku.

Aku tersenyum kecil saat melihatnya menguap. Tangannya terkepal dan wajahnya begitu damai. Aku penasaran, apa yang sedang anakku mimpikan saat ini?

Aku mendengar suara pintu terbuka dan merasakan kehadiran Maxwell di dalam ruangan. "Kau tahu, aku tidak bisa hadir saat kelahirannya karena keputusanmu. Katakan padaku, Elly, apa menyembunyikan seorang anak dari ayahnya itu tindakan yang bijaksana? Apa aku melakukan suatu kesalahan yang begitu besar hingga kau memberiku hukuman seperti ini?"

"Aku ..." Aku membersihkan tenggorokan yang terasa kering dan kembali melanjutkan, "aku hanya tidak mau egois. Jika aku mengatakan kalau aku hamil, kau akan mengabaikan kewajibanmu. Aku juga tidak mau anakku dianggap sebagai anak haram."

"Anak haram, katamu? Apa kau pikir dia hadir karena suatu kesalahan? Dia hasil dari buah cinta kita, Elly." Maxwell mengeluarkan tawa palsu. "Dan demi Tuhan, aku mengatakan itu agar ayahku tidak mencurigai apa pun! Kau tidak tahu betapa sengsaranya aku karena harus berusaha mencarimu dan melakukan rencana yang sudah kuatur. Selama setahun aku menunggumu, berharap mungkin saja kau akan menghubungiku dan mengatakan tentang kehamilanmu. Tapi hasilnya nihil."

Tubuhku bergetar dan gendonganku pada Liam mengerat. Air mataku sudah mengalir deras sedari tadi. Menangisi waktu yang terbuang sia-sia.

"Aku melakukan semua ini agar kau bisa bersanding di sisiku, Elly." Kali ini, Maxwell berkata dengan begitu pelan. Jika saja suasana ruangan ini ramai, mungkin aku tidak akan mendengar kata-katanya itu. "Kau tahu, aku ingin melamarmu malam itu. Malam di mana ayahku mengatakan mengenai perjodohanku."

Tubuhku menegang.

"Kau terkejut, bukan? Sayang sekali bukan kebahagiaan yang kudapat."

Aku mendeteksi nada ironi dalam suaranya. Isakanku semakin keras saat mengetahui kesalahanku. Oh, Tuhan!

"Aku mengikuti kemauan ayahku hingga waktunya tiba. Setelah malam penobatan, aku langsung membatalkan pertunangan dengan wanita itu. Jika saja kau mau percaya padaku, mungkin jadinya tidak akan seperti ini."

The Royal Heir (Book Two Of The Royal Series) ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang