• • • •Hari pun mulai sore, anak-anak SMA Mutiara bergegas pulang. Bel sudah berbunyi 30 menit yang lalu dan sekolah pun mulai sepi. Irene yang masih sibuk di kelasnya bersama teman-temannya harus kerja rodi karena tugas yang harus dikumpulkan esok hari.
Waktu sudah menunjukan pukul 06.00 WIB, Irene dan kawan sekelompoknya pun bergegas pulang karena hari sudah mulai gelap dan tugas mereka pun sudah selesai.
"Ren gue duluan ya, lu nggak apa-apa kan keluar sendiri?" Tanya Windi sambil merapihkan rambutnya yang berantakan.
"Oh ya udah Win lu duluan aja, gue mesti rapihin barang-barang gue." Ucap Irene yang sedang kerepotan merapihkan mejanya yang penuh buku-bukanya.
"Oke maaf ya Ren, gue buru-buru pacar gue bawel banget nyuruh cepet-cepet keluar. Nih dia sms gue mulu!" Ucap Windi sambil menunjukan ponselnya ke Irene.
"Iya selow aja Win." Kata Irene lalu tersenyum.
"Dahhh Irene hati-hati ya di jalan?" Ujar Windi dan meninggalkan Irene sendirian.
Sebenernya teman sekelompok Irene ada 5 orang, namun karena 4 orang sudah terlebih dahulu pulang dan meninggalkan mereka berdua. Sebenarnya Irene dan Windi sudah janjian pulang bareng, namun ternyata Windi mendapat pesan bahwa pacarnya sudah menunggunya. Mau tidak mau Irene pun pulang sendiri.
"Ahh selesai juga." Ucap Irene sambil meregangkan otot-ototnya yang kaku.
"Ternyata kelas kalau udah jam seginih serem juga." Irene pun memperhatikan kelasnya tersebut dan buru-buru keluar dari kelasnya.
Irene berjalan melewati kolidor sekolah, dia tertegur melihat puntung rokok yang mengotori sekitar kolidor sekolah. Ia pun mendekati.
"Nih orang ngerokok di area sekolah, nyampah lagi dikira sekolah tempat sampah. Menti di basmi nih orang?" Irene pun memungut puntung rokok tersebut.
"Lu kira gue serangga?" Aron pun berbicara tepat ditelinga Irene.
"Ahh... Lu tuh setan." Irene benar-benar kaget dan melempar puntung rokok itu kesembarang tempat lalu berlari. Namun dia terlambat karena tasnya ditarik dari belakang.
"Lepasin nggak lu? Gue mau pulang. Oke kalau lu penunggu tempat ini, gue nggak bakal ganggu lu kok. Gue cuma mau pulang." Irene masih diposi membelakanginya dan memohon agar melepaskan tarikan ditasnya.
Aron pun terkekeh dengan apa yang diucapkan Adik kelasnya tersebut.
"Kok lu diem aja sih tan, udah ya lepasin gue? Kalau lu mau makan gue lu pasti nyesel. Daging gue nggak enak, darah gue juga pahit." Sambung Irene sambil memberontak.
"Balik badan lu?" Perintah Aron masih memegang bahu Irene.
"Nggak mauuuuu, muka lu pasti serem!" Kata Irene sambil menutup mata menggunakan tangannya.
Aron pun, dengan paksa membalikan badan Irene menghadapnya. Setelah dibalikan tubuh Irene menghadap Aron, Irene pun memukul tubuh Aron menggunakan tasnya.
"Dasarrr setann biadabbbb..." Irene pun memberentikan aksinya, setelah mendengar ringisan dan seseorang di depannya.
"Udah puas aniaya gue?" Ucap Aron dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Infinity
Novela JuvenilCinta tak menuntut apa-apa, tanpa perhitungan, bisa memberi tanpa pamrih, bisa menerima tanpa mengeluh, bisa dibagikan ke semua orang yang membutuhkan, bisa mengerti tanpa harus diucapkan dan tanpa syarat apapun. Ini kisah cinta antara Si hangat Ire...