Lygophile - 3
“Tidak peduli dunia menyakitiku sekeras apa, yang terpenting Rinjani tetap baik-baik saja.” —Anjas
🍁🍁🍁
Author's POV
Cukup dengan waktu kurang dari 5 menit Anjas sudah berada di depan Pintu Gerbang Rumah Rinjani. Tak butuh waktu yang lama pemilik Rumah langsung membukakan pintu, terlihat gadis dengan surai diikat kuda itu berjalan keluar menghampiri Anjas.
Rinjani bilang tidak perlu masuk ke dalam, sehingga Anjas memutuskan untuk menunggu Rinjani keluar dari dalam Rumahnya.
"Rin you okay kan?" Tanya Anjas memastikan.
Anjas memperhatikan Rinjani dari atas sampai bawah, mata gadis itu memang agak bengkak.
Walaupun jujur, dalam keadaan apapun Rinjani tetap akan terlihat cantik. Wajahnya yang cantik dengan tahi lalat di ujung matanya memberikan kesan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya.
Rinjani berjalan ke arah Anjas dengan langkah yang cepat dan dengan tatapan matanya yang sayu.
Anjas yang melihat raut wajah Rinjani yang begitu tidak bersahabat membuat pria itu kesal, Anjas penasaran hal apa yang membuat gadis itu seperti itu.
Rasanya Anjas ingin menghabisi siapapun yang membuat sahabatnya seperti ini. Anjas tidak pernah rela jika sahabat yang ia jaga dirusak oleh manusia-manusia brengsek.
Dulu Rinjani adalah gadis yang periang namun sejak Ayahnya meninggal Rinjani mulai menutup diri, Anjas mengenal Rinjani sejak kecil. Sehingga ia akan menjadi orang paling depan yang menghabisi siapapun ketika Rinjani disakiti.
Anjas bersumpah siapapun penyebab hilangnya senyum sahabatnya ini akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.
Tanpa mengucapkan sepatah kata Rinjani langsung naik ke atas motor sport milik Anjas.
"Lo kenapa Rin?" Tanya Anjas ketika Rinjani sedang memasang helm yang barusan ia berikan.
Rinjani hanya membalasnya dengan menaikan kedua bahunya dan Anjas membenci itu. Hal itu tidak memberikan jawaban apapun.
Merasa bertanya hanya akan membuang-buang tenaganya Anjas memutuskan untuk segera menyalakan motornya dan pergi meninggalkan Perumahan Rinjani.
Selama perjalanan baik Anjas maupun Rinjani, keduanya memilih untuk diam. Hanya hembusan angin yang mendampingi perjalanan mereka.
Anjas merasa kesal sekali, sejak tadi dirinya diam bukan karena lupa dengan keadaan sahabatnya. Anjas hanya tidak ingin terlalu memaksa Rinjani untuk bercerita.
"Ekhem!"
Kode yang Anjas berikan sungguh tidak berguna, Rinjani bahkan seperti patung. Seolah bisu, matanya sibuk memperhatikan jalanan kota yang mulai gelap.
Entah keindahan apa yang membuat Rinjani lebih memilih melihat kearah lain daripada melihat Anjas. Biasanya ketika Anjas dan Rinjani disatukan selalu berisik.
Bahkan keduanya pernah ditegur pengendara lain saking berisiknya ketika berada di lampu merah.
"Gue baik-baik aja kok, gue lagi pengen keluar aja. Hari ini gue nginep ditempat Lo, boleh yah?" Setelah sekian lama akhirnya gadis itu membuka suara.
Anjas hanya mengangkat kedua bahunya seperti yang Rinjani lakukan sebelumnya dan hal itu membuat Rinjani yang melihat itu sedikit menarik ujung bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lygophile [Tenang dan Gelap] - Xiaojun
Short Story❝Segala hal tentang kamu hanya akan menjadi kisah tanpa akhir.❞ ―Dhika ❝Ternyata bukan terang yang dia benci.❞ ―Rinjani • • Start : September 2024 Finish : ... Note : Cerita ini merupakan Spin off dari cerita "Dandelion Di Ujung Senja"