aku melangkahkan kakiku memasuki rumah besar yang berada didepanku. Aku mengikuti langkah Farid yang sedang menggendong Kenzo di dekapannya. Kami disambut oleh wanita paruh baya yang mukanya sangat ramah sekali. Sepertinya dia asisten dirumah ini.
"Bi Sarah, kenalin ini teman saya namanya Rindri. Mulai sekarang dia akan menjadi Ibu ASI dari kenzo."
"Rin, ini Bi sarah kepala asisten rumah tangga disini. Kalau butuh apa-apa minta tolong dia saja." Aku tersenyum kepada Bi sarah.
"Ayo non saya bawakan barangnya kedalam." Ucap Bi Sarah ramah walaupun di wajahnya sempat terbesit kebingungan. Aku memakluminya. Siapa sih yang tidak bingung dengan kedatangan orang asing dengan tiba-tiba kerumah besar ini dan menjabat sebagai ibu ASI.
"kamu ikutin Bi Sarah ya. Dia akan menunjukkan kamarmu. Aku mau taruh Kenzo dulu di kamarku dulu." Aku mengangguk. Namun rasanya ada yang aneh.
"Farid, Kenzo tidak tidur denganku. Bagaimana jika dia menangis dimalam hari." Farid tampak berfikir.
"Kita omongin nanti saja ya bagaimana baiknya." Aku mengangguk lagi dan tak bertanya lagi,
Aku kemudian Bi sarah menuju lantai dua dan kekamar paling ujung. Kamar yang menurutku lumayan mewah. Ya lumayan. Karena kamarku di rumah asliku lebih mewah daripada ini. Namun segini saja sudah lebih dari cukup.
"Ada yang dibutuhin Non?"
"Nggak bi. Saya mau langsung mandi saja."
"Baik non. Nanti setelah mandi langsung kebawah saja non. Saya sudah masak untuk makan siang." Aku tersenyum dan mengangguk. "Maaf non, saya boleh bertanya sesuatu. Maaf kalau saya lancang."
"Soal diri saya ya bi? Saya teman lama Farid. Kemudian kami bertemu lagi kemarin. Anak saya juga baru saja pergi dan saya ada masalah dengan suami dan mertua saya. Jadi Farid meminta tolong saya untuk menjadi ibu ASI dari Kenzo dan dia juga akan membantu saya menyelesaikan masalah dengan suami saya."
Bahkan sebelum Bi sarah bertanya aku telah menjelaskan panjang lebar. Sebelumnya aku telah sepakat dengan Farid jika kami akan bilang jika kami adalah teman lama, bukan orang asing yang baru saja ketemu. Sisanya, kami memutuskan untuk jujur.
"maaf kalau saya lancang non."
"Ah tidak apa-apa bi. Panggil saya Rindri aja, saya nggak biasa dipanggail Non."
"Oke mba Rindri. Saya kebawah dulu."
Bi Sarah pun keluar dari kamarku dan menutup pintunya. Aku segera meletakkan Tas Ransel yang didalamnya terdapat beberapa bajuku. Namun aku kaget ketika melihat lemari didalamnya telah terisi beberapa baju tidur, beberapa baju santai dan beberapa baju jalan. Namun aku tidak menemukan pakaian dalam. Mungkin Farid meminta tolong orang untuk menyiapkan semua ini. Karena semuanya adalah pakaian baru. Sementara untuk pakaian dalam, hmm... mungkin saja dia tidak tahu ukuranku. Apalagi aku yang habis melahirkan otomatis ukuran pakaian dalamku juga meningkat.
Aku segera masuk kedalam kamar mandi dan memakai celana kain panjang dan pakaian yang mempunyai kancing didadanya. Kupikir akan memudahkanku untuk menyusui Kenzo nanti. Aku segera turun dan mendapati Farid sedang duduk dimeja makan dengan beberapa hidangan didepannya. Dia langsung melihat kearahku begitu merasakan kedatanganku.
"Rin. Ayo makan." Aku mengangguk dan langsung mengambil tempat didepannya.
"Ada beberapa hal yang ingin aku omongin sama kamu nanti setelah makan. Kita omongin di kolam renang belakang saja." Aku kembali mengangguk mengiyakan sambil tetap mengambil beberapa sendok nasi kepiringku.
YOU ARE READING
Mother For My Son
Romansaaku kehilangan anakku ketika akan melahirkannya. padahal hanya dia yang aku miliki didunia ini. lalu harus kuberikan ke siapa ASI yang terus menerus aku hasilkan ini. -Rindri- istriku meninggal ketika berjuang melahirkan anakku. dia meninggalkanku d...