Part 5 🔫

74 5 0
                                    

Disisi lain Kirana dan teman teman nya sedang mengobrol dikantin. Entah ngomongin apa, tadi topik pertama sih tentang Praktek dikelas, setelah itu Bella dan Devi pada ngomongin anak cowo so keren itu yang bandelnya minta ampun dari kelas tetangga. Ada banyak orang orang nya, tapi yang aku kenal cuma 5 orang. Ada Hamdani yah bisa disebut sebagai ketua, dan ada teman teman nya juga yang bernama Fariska, Guntoro, Latif, Prayoga. Aku kenal sama mereka semua ketua Geng mereka yaitu Hamdani, dia temanku waktu SD. Kelakuan dia dari SD sampe sekrang gak berubah berubahnya tetep ajah bandel.
Fariska, orang yang sok Cool itu. Dia teman SMP ku waktu kelas 1 SMP.
Guntoro, orang berkulit sawo matang dan kalau sedang melucu pasti garing, dia temanku waktu kelas 2 SMP, bersama Latif dan Prayoga
Latif, orangnya sih lumayan tapi dia sedikit Cadel.
Prayoga, orangnya kurus tinggi.

"Eehh.. Ehh.. Latif ganteng yah." celetuk Bella yang membuat aku dan Devi melotot kepadanya.

"Apanya yang ganteng?" tanyaku kepada Bella.

"Yah.. Gimana gitu." jawabnya sambil tersenyum dan memegangi pipi dengan kedua tangannya.

"Hmm.. Dari mana coba gantengnya, liat ajah penampilan nya. Dari ujung kaki hingga ujung rambut ajah ga ada menarik menariknya. Lihat tuh, tali sepatu warna merah, Celana ngatung kaya orang kebanjiran, baju ga dimasukin kedalam celana, gak pake dasi, dan rambutnya aduhh kaya jambul onta." ucapku yang menunjuk ke lelaki yang sedang duduk duduk di kursi dipojokan sana.

"Aduh Ana, menurul kamu seperti itu, Tapi menurut aku Latif itu kerenn." kata Bella yang kini sedang bertepung tangan.

"Hello.. Bella, Fariska dong yang lebih keren dan Cool." Devi yang dari tadi melihat kearah Fariska.

"Kalian ini pada sakit yah?" ucapku dengan nada kesal keteman temanku yang sedang melihat keindahan Tuhan itu. Itu kata Bella dan Devi.

Karena kesal dari tadi aku cuma dianggurin doang karena Bella dan Devi sedang melihat pujaan hatinya aku pun menggebrak meja kantin dengan tanganku.

Brak!

Dan akupun sukses membuyarkan lamunan kedua temanku ini dan langsung ditatap tajam oleh kedua temanku. Dan akupun hanya tertawa melihat muka sebal mereka dan muka kaget mereka. Hahaha

***

Bel masuk akan segara berbunyi. Aku dan teman temanku sudah berada didalam kelas karena takut dihukum sama Guru Killer, namanya Ibu Rita. Ibu satu ini kalau marah bisa sampe nampar murid nya, mau itu cowo atau cewe. Bu Rita kalau menampar juga ada alasannya. Satu, kebanyakan anak cowo yang ngelakuinnya, mereka ketauan bolos, ikut tawuran, dan ketauan merokok di belakang kantin sekolah. Dua, anak cewe. Ketauan membawa Make-up kesekolah.
Kebanyakan orang takut dengan Guru Killer itu. Tapi malah sebaliknya denganku, aku malah seneng diajar sama Ibu Rita, karena dia Tegas menghukum murid yang bandelnya udah ngelewatin batas itu.

Bel masukpun berbunyi, aku sudah siap belajar dengan "Guru killer" itu. Bu Rita memegang matapelajaran PPKN untuk anak kelas 3 SMP.


***

Bel pulang telah berbunyi, anak anak pun keluar dari sel tahanan. Yah teman temanku menyebutnya seperti itu karena menguras tenaga dan pikirannya.

Seperti biasa aku pulang sekolah naik angkot atau jalan kaki. Dan sekarang aku pulang jalan kaki sedangkan rumahku jauh. Tapi tenang, ada jalan pintas dibelakang sekolah yang harus ku lewati cuma perkebunan teh dan sawah. Kalau boleh jujur sih mendingan pulang sekolah jalan kaki menyehatkan tubuh.

"Ana." panggil seseorang dibelakangku.

Dan otomatis aku menengok kebelakang karena namaku dipanggil. Aku melihat seseorang yang sedang menuju kearahku, aku kenal dia.

"Iyah, ndra." akupun menatap indra yang sedang berdiri didepanku.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya indra.

"Pulang sendiri." jawabku.

"Kita jalan kaki bareng yuk, kan rumah kita searah." ajak indra sambil berjalan disamping Ana.

Dengan ragu Ana pun mengiyakan ajakan dari indra. Toh gak ada salahnya jugakan lagi pula rumah kita searah.

Dan merekapun berjalan menelusuri pematang sawa dan kebun teh itu. Diperjalanan hening tidak ada yang memulai. Akhirnya indra mengakhiri keheningan ini, dengan susah payah mencari topik pembahasan untuk memulai mengobrol dengan Ana.

"Ekhem.." Indra berdehem lalu menengok ke arah Ana.

Ana yang sedang fokus berjalan agar tidak terjebur ke sawah langsung menoleh ke arah indra.

"Yah ada apa ndra?" tanya Ana yang kembali fokus berjalan.

"Setelah lulus SMP km mau masuk SMA mana na." tanya Indra masih berjalan dibekalang Ana.

Ana pun membalikan tubuhnya untuk menatap indra. Indra tak tau kalau Ana berhenti mendadak didepan nya Alhasil mereka saling bertubrukan, merka bertatap muka sejenak, untung saja Ana tidak terjebur dipematang sawah.

Beberapa detik kemudian Ana berdecak "Indra kenapa kamu gak berhenti sih?" tanya Ana membuyarkan tatapan mereka tadi dan Ana pun langsung mundur supaya mereka agak berjauhan.

"Yah siapa suruh kamu berhenti mendadak." balas Indra bertanya pada Ana.

"Yah kan tadi kamu nanya makannya aku balik badan, tapi kamu nya jalan terus dan aku tidak sempat menghentikan langkah kamu." jelas Ana pada Indra.

"Emang aku nanya apa ke kamu" tanya Indra bingung.

"Ishh.. Dasar tua, tadi kamu nanya ke aku 'Ana kamu nanti lulus SMP mau lanjut ke SMA mana' " ucap Ana yang sedikit kesal kepada Indra.

"Ohh iyah, Astagfirullah." Indra langsung menepuk jidatnya. "Nah sekarang jawab pertanyaanku Ana." lanjut Indra.

"Aku mau sekolah di SMAN 1 PUSAKA NEGARA, yapp sama kaya kakak ku ka Lian, aku pengen ngikutin ka Lian."

"Ohh, kamu pasti bisa masuk kesekolah itu Ana." Indra memberi semangat kepada Ana.

"Iyah makasih ndra, lah km sendiri setelah lulus SMP mau ke SMA mana?" tanya balik Ana kepada Indra.

"Aku sama kaya kamu." jawab Indra.

Ana pun hanya ber-ohh panjang.

'Seberannya aku pengen selalu ada disisi kamu Ana.' batin Indra.

Tak terasa sudah sampai didepan rumah Ana. Ana pun berhenti di halaman rumahnya. Dan Indra pun berpamitan kepada Indra untuk melanjutkan perjalanan pulangnya.

"Assalamualaikum, Ana pulang." ucap Ana.

"Waalaikumsalam." jawab ibu yang sedang duduk diruang tamu.

Aku langsung mengecup punggung tangan ibu, akupun celingak celinguk ada sesuatu yang kurang dirumah, Kak Lian belum pulang kan dia kalau pulamh sekolah sore terus.

'Ayah kemana?' batinku.

Aku pun langsung menanyakan keberadaan Ayah kepada ibu.

"Ibu, Ayah kemana?" tanyaku kepada ibu.

Bukanya dijawab oleh ibu malah Ana disuruh makan sama ibunya itu. "Ganti seragam kamu lalu makan, cepat" perintah ibu.

Sedikit ada rasa curiga kepada ayah dan ibunya. Seperti ada yang ditutupi oleh mereka.

Udah aahh.. Huuff,, cape juga yah bikin cerita😅 harus ngurek² imajinasi and masa lalu😢

Kuyy ahh Voment and Komennya ditunggu😊😁

Mimpi TerindahWhere stories live. Discover now