Part 7 🔫

61 4 0
                                    

Tak terasa hari-hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Bulan suci Ramadhan, dimana orang-orang berbondong bondong untuk menambah amalnya untuk di Akhirat kelak. Tak terkecuali Ana yang sangat antusias menyambut bulan suci Ramahdan, ada yang beda di hati Ana ketika bulan Ramadhan tiba rasanya senang sekali.

Seperti biasanya setiap bulan Ramdhan Pak Burhan ayahnya Ana akan berjualan Es kelapa muda dipinggir jalan bersama ibunya itu (nenek Ana). Ayah berjualan Es kelapa muda, sedangakan ibunya berjualan Nasi campur. Kenapa ayahnya Ana berjualan dipinggir jalan (trotoar) ? yah karena banyak orang yang berlalu lalang untuk mencari Takjil buat berbuka puasa nanti. Dan Alhamdulillah nya juga Ayah sudah memiliki pelanggan tetap, seperti teman-teman Ayah dan para tetangga.

Ayah yang sedang mengupas buah kelapa untuk dimasukan Airnya kedalam termos besar itu tengah sibuk dan Akupun sibuk beres-beres meja.

"Ayah sudah membeli susu, pelastik,dan sedotan belum yah?" tanyaku pada Ayah.

Ayah yang sedang sibuk mengupas kelapa pun menoleh "Astagfirullah, ayah lupa beli susu nya, Ana bisa beliin susu diToko sebrang jalan?"

"Oke siapp yah." Ayah pun langsung memberi selembar uang berwarna biru itu dan kunci motor.

Aku pun bergegas membeli susu di toko sebrang jalan itu. Aku sudah bisa naik motor itu sejak SD kelas 6. Entahlah rasanya ingin sekali bisa naik motor, bukan buat gaya-gayaan yah kaya anak-anak zaman sekarang. Aku pengen naik motor itu biar bisa nganter ibu ke pasar, kasihan kalau jalan kaki setiap pagi kepasar.

Sesampainya di Toko itu, ada banyak macam snack, minuman, deterjen, dan obat-obatan. Yah ini bisa dibilang Toko Toserba (toko serba ada). Dan aku pun langsung masuk kedalam untuk membeli susu pesanan Ayah.

"Belii.. Beli susu benderanya 2 yang kaleng"

"Iyah, nih susunya Ana, Ayahnya jualan Es Kelapa lagi Na." tanya Om Manto.

Oh iyah kenapa aku manggil Pak Manto dengan sebutan Om?? Karena Ayahku berteman dengan Pak Manto sejak SMA. karena gak enak manggilnya Pak Manto jadi Akupun manggil Pak Manto dengan Sebutan Om.

"Ehh iyah Om Ayah jualan lagi kaya biasanya." jawabku sambil tersenyum dan memberikan selembar uang berwarna biru itu.

"Oh Alhamdulillah, nih Ana kembaliannya." dan akupun langsung menerima kembalian tersebut.

"Terimakasih Om." jawabku sambil tersenyum kembali. Tak sengaja mataku melihat sosok didalam rumah Om Manto, seorang pria yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV.

Dia udah datang, kapan? Batinku.

Dan akupun langsung pergi dari toko tersebut. Entahlah ada rasa senang saat melihat lelaki tersebut. Akupun langsung menacap gas untuk segera kembali ke warung Ayah.

"Ayah nih susunya dan ini uang kembaliannya." Akupun langsung menaruh susu dimeja dan uang kembaliannya dimasukan ke dalam kaleng biskuit.

"Makasih anak Ayah yang cantik."

***

Setelah semuanya beres Ayah segera duduk di kursi kayu yang dibuat oleh ayah. Sengaja Ayah buat kursi dan meja untuk orang-orang yang ingin meminum Es kelapanya disini. Tak terasa sudah sore dan bentar lagi mau Adzan Asar.

"Ayah Ana pulang dulu yah, mau mandi terus mau Sholat Asar." akupun sambil berdiri dari tempat duduk dan berpamitan ke Ayah " Asslamualaikum"

"Waalaikumsalam, Ana nanti panggilin kak Lian buat jagain warung, Ayah juga kan mau mandi dan sholat." ucap Ayah.

"Siapp.. Ayahku yang ganteng." akupun meninggalkan Ayah. Dan Ayahpun hanya terkekeh geli memdengar Anaknya berucap seperti itu.

***

"Assalamualaikum, Ana pulang." Merasa tidak ada yang jawab Aku pun langsung masuk kedalam rumah, diruang tamu gak ada siapa-siapa, ruang keluarga juga gak ada siapa-siapa. Aku pun langsung menuju dapur siapa tau ada orang, dan benar saja ada seseorang disana sedang mengaduk aduk isi panci.

"Ana ngucapin salam gak ada yang jawab sama sekali." Akupun langsung berdiri disamping ibu dan sedikit memanyunkan bibir.

"Hehe.. Maaf yah anak ibu jawab salam gak ada yang nyautin" kata ibu sambil memgaduk aduk isi panci. "Yah udah balikan lagi ucap salamnya biar ibu bisa bales salam dari anak ibu yang manis ini" sambil mencubit pelan pipiku.

Akupun menghela napas males "Assalamualaikum ibunya Ana yang cuantik."

Dan ibu pun menjawabnya sambil tersenyum kearahku "Waalaikumsalam anak ibu yang suka marah."

"Iiihhh ibu mah." ucapku sambil menyenggol tangan ibu. Dan yang disenggol pun hanya terkekeh pelan melihat anaknya cemberut begini.

Dan akupun meninggalkan ibu didapur lalu menuju kamar untuk mengambil handuk dan mau ngasihin amanat Ayah untuk kak Lian. Akupun langsung membuka pintu, dan mataku langsung tertuju pada seorang gadis sedang tiduran itu sambil memainkan ponselnya itu. Ada Ide terbesit dikepala Ana untuk mengejutkan kakak nya itu yang sesang asik dengan Ponselnya. Akupun menjit jitkan kaki perlahan lahan mendekati ranjang tidur. 1,2,3 dan..

Doorrrr...

Akupun menggebrak ranjang tidur dan membuat kak Lian kaget dan beristigfar terus terusan.

"Ana apaan sih ngagetin, bilangin ibu baru tau rasa." ancam kak Lian dan langsung duduk menyila dikasur.

"Maennya Anceman, Ana atut iihh, ental Ana di omelin ibu imana." jawabku sambil menirukan anak bayi.

"Diihh gila, mau apa sih" tanya kak Lian To the point

"Ada Amanat dari Ayah, kakak surung kewarung buat jagain soalnya Ayah mau pulang mau mandi sama sholat. Jawabku jelas, lalu mengambil handuk yang ada dibelakang pintu.

"Iyah kakak kesana" kak Lian langsumg berdiri dan memakai kerudungnya itu. Gak usah dandan kak Lian memang canti, aku akui itu. Cuma dikasih bedak bayi itu muka kak Lian sudah makin cantik.


***

Setelah selesai mandi dan sholat Asar Ana pun langsung menghampiri ibu yang dari tadi berkutat dengan alat masak didapur. Ana tau ibunya sesang meyiapkan menu berbuka puasa, ada kolak, tumis kangkung, tempe dan tahu. Makanan paling enak itu yang dibuatin oleh seorang ibu karena memasaknya menggunakan bumbu cinta dan kasih sayang.

"Mau Ana bantu bu?" tawarku pada ibu.

"Engga usah Ana, Ana bantu kak Lian ajah di warung. Ayahkan masih mandi kasihan kakak kamu nanri kewalahan ngadepin pembeli." jawab ibu yang kini sedang menuangkan kolak kedalam mangkuk.

"Hmmm.. Yah sudah bu, Ana mau kewarung dulu mau bantuin kak Lian." akupun mengucapkan salam dan meraih tangan ibu lalu ku cium.

Lumayan deket warung Ayah sama rumah, aku pun santai berjalannya sambil menunggu Adzan Magrib yah siapa tau tiba diwarung udah Adzan magrib, padahal masih 1 jam lagi Adzannya juga. Niatnya ingen berjalan santai ia melihat kakak nya itu tengah kerepotan meladenin pembeli yang cukup banyak sampai² warungnya tidak kelihatan. Ana pun bergegas berlali menghampiri kakaknya itu. Tidak sengaja Ana berpapasan dengan seseorang lelaki.

Dia kan.. Batinku.








Hayoo siapa yang mau tau "Dia" itu siapa??😂 makannya tetap Stay sama Author, nanti Author kasih tau deh😁

Sebenernya Author kesepian nih😢 ada yang mau nemenin Author niup terompet??😂 sambil nunggu pergantian Tahun nihh Author sempetin nulis.😁

Ohh iyah kata pak ustad malem ini jangan keluar nanti tahun depan pulangnya kan seremm😆 gaje tuh pak ustad😂

Mimpi TerindahDonde viven las historias. Descúbrelo ahora