''Karen, Apa yang membuatmu tersenyum lebar seperti itu?'' goda Livia.
''Apa kau mendengar ucapan ku, Karen?'' lanjutnya.
Karen tetap tidak mendengar perkataan Livia. Karen terlalu keasikan memainkan handphonenya. Dengan cepat Livia mengambil handphonenya. Lalu berlarian menjauhi Karen.
Karen yang merasa terkejut dan langsung berusaha untuk merebut smartphonenya dari Livia yang menjahilinya.
''Kembalikan ponselku, Livia'' ujar Karen kelelahan.
''Wow, Jadi kau sedang chattingan dengan James. Yang membuatmu sedari tadi tidak mendengar ucapan ku dan kau senyum-senyum. Apa kalian sudah jadian?'' tanya Livia penasaran.
Karen memang sudah terbiasa di bom dengan berbagai pertanyaan oleh Livia.
''Ah..tidak, Livia. Cepat Kembalikan handphonenku!'' ujar Karen gugup.
Livia langsung tersenyum sambil mengembalikan smartphonenya kepada Karen.
Karen merasa gugup karena Livia sudah mengetahui bahwa ia sedang dekat dengan James.
"Anak manjaku akhirnya sudah move-on!'' ejek Livia.
"Jangan menggodaku, Livia'' ujar Karen.
''Hahaha'' Livia tertawa merasa puas menggoda Karen.
''Aku akan berangkat bekerja, Karen"
"Apa sebaiknya kau beristirahat lagi saja, Livia?''
"Jangan khawatir, Karen. Aku sudah baik-baik saja''
"Baiklah, Livia. Jaga dirimu baik-baik'' ujar Karen membuat Livia mengangguk.
***
Pada saat Livia beranjak akan masuk ke dalam kantornya. Tiba-tiba kepalanya kembali merasa sangat pusing hingga tubuhnya terjatuh pingsan.
Perlahan-lahan Livia membuka matanya seperti ngeblur. Ia sangat terkejut setelah melihat ada seorang pria sedang duduk di kursi dan menatap matanya.
"Pak..Juan?'' ujar Livia gugup.
''Kau sudah baikan?'' tanya Juan.
"Bagaimana saya bisa disini, Pak?''
"Aku yang membawamu kesini karena kau tadi hampir terjatuh pingsan. Apakah kau sakit? Sebaiknya kau istirahat saja di rumahmu''
Livia langsung terduduk. Dan menatap mata Juan yang merasa khawatir padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
James And Karen
RomanceCerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama, tokoh, latar belakang, tempat, maupun alur cerita. Mungkin hanya secara ke tidak sengajaan. Cerita ini murni dari imaginasi sang penulis.