Bagian Tiga : Rekaman

532 49 22
                                    

Sesuai janji Daniel semalem yang bilang mau ngunjungin makam orangtua nya Chungha, mereka kini sedang siap-siap berangkat dengan pakaian sesantai mungkin.

"Sayang udah siap belum?" tanya Chungha yang sedang memakai sepatunya.

"Iya sebentar."

Ini nggak kebalik malah Daniel yang ngaret? Emang Daniel make up dulu?

Enggak kok.

Jadi jawaban kenapa Daniel yang ngaret itu karena pagi-pagi pas Chungha bangunin Daniel malah minta kelonan lagi. Kebiasaan banget emang kebo berparas manusia tampan itu.

(Jadi sebenernya kebo apa manusia?)

Chungha udah di kamar mandi aja masih sempet-sempetnya digodain padahal kan ada kamar mandi yang lain eh Daniel yang lagi mager malah alesan mau mandi bekasan Chungha katanya kamar mandinya jadi wangi. Apaan coba.

"Ayo." Daniel udah siap, dia diri disamping Chungha sambil ngulurin tangannya dan menggandeng Chungha sampai ke mobil.

"Silahkan masuk ibu negara." goda Daniel saat ia membuka pintu kursi depan.

Pas Daniel udah masuk ke mobil dia ngeliat Chungha belum pake selt belt nya dan malah mainin hapenya. Dengan sigap aura boyfriend materialsnya keluar, Daniel langsung ngedeket ke badan Chungha dan memakaikan selt belt nya.

"Sengaja ya biar aku yang pakein." godanya sedikit berbisik.

"Hah enggak tuh, sini aku bisa." Chungha menarik selt belt dari tangan Daniel namun Daniel mengambilnya kembali dan memakaikannya.

"Duh gitu aja ngambek, gemesin banget sih." Daniel mulai menjalankan mobilnya dengan mulut yang masih terus menggoda Chungha.

"Biarin." jawabnya ketus dan membuang muka ke luar jendela.

"Kamu kalo udah gemesin aku makan nih." kata Daniel sambil menarik kepala Chungha agar menatapnya.

"Emangnya aku makanan apa bisa dimakan?"

"Ya dibagian tubuh kamu aja ada yang enak buat diemut."

"IHHH DANIEL MESUUUMM!"

Padahal Chungha kalo lagi dimesumin Daniel juga keenakan. Dasar wanita.

Karena jarak dari rumah mewah milik Daniel sampai ke makam orangtua Chungha lumayan jauh, jadi lah mereka yang berangkat dari jam 8 nyampenya jam 11 siang.

"Ayo Niel." Chungha menggandeng lengan Daniel lalu mereka berdua memasuki makam.

"Itu dia." Chungha menunjuk dua buah kotak yang didalamnya terdapat abu orangtuanya.

"Halo yah, ma.. ini Chungha."

"Udah lama banget ya Chungha hidup tanpa kalian, kangen banget rasanya pengen peluk."

Daniel yang mendengarnya segera memeluk Chungha dari samping dan mengelus punggungnya.

"Sebelumnya Chungha mau minta maaf ke mama sama ayah. Chungha jadi jarang ke gereja semenjak tinggal sama Daniel haha. Tau sendiri dia kalo pagi minta kelonan mulu." air mata Chungha turun namun gadis itu tertawa saat bercerita.

Daniel mengusap pelan pipi Chungha menggunakan jempolnya.

"Daniel juga disini kok, dia kan selalu sama Chungha hehe."

"Hai om tante, ini Daniel pacarnya Chungha calon mantu kalian. Kalian udah kenal kan, waktu itu Daniel pernah kesini kok."

Chungha tersenyum saat Daniel berbicara pada abu kedua orangtua nya walau mustahil mereka akan menjawab.

Daily Life ChungNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang