28B - Danau Kesedihan

9.6K 1K 363
                                    

Setelah melewati perdebatan panjang selama dua hari, akhirnya kemenangan kembali jatuh pada gadis kecil mereka. Entah sudah berapa kali Jihyun merajuk pada ayahnya mengenai keinginannya yang lain. Dan Yoongi menyanggupinya hari ini. Mereka akan berkunjung ke rumah orang tua Yoongi yang berada di Jepang. Tidak ada hal yang kurang, Choi Jiwon hanya menghela napas ketika anak itu menyebut ingin pergi bersama kedua orang tuanya.

Di dalam mobil jemput yang Yoongi sewa, Jihyun sama sekali belum berhenti mengoceh selama perjalanan mereka ke rumah orang tua Yoongi yang notabenenya mantan mertua Jiwon. Wanita itu hanya diam, sesekali memerhatikan putrinya. Perasaan lega menguasai hatinya, setidaknya Jihyun tak lagi memasang wajah tidak bersahabatnya.

"Pakai jaketmu dengan benar, Hyun-ah... Udara disana sangat dingin." Kata Yoongi menasihati anaknya. Namun yang dilakukan Jihyun selalu membuat ayahnya menghembuskan napas pasrah.

"Jangan berdecak seperti itu, Jihyun. Eomma tidak suka mendengarnya." Jiwon ikut campur tangan. Ia tak tahu darimana putri mereka mempelajari apa yang selalu orang dewasa lakukan. Jihyun bahkan tahu dengan baik bagaimana cara membantah orang tuanya. Dia tak mengira putri mereka menjadi senakal ini.

Mobil yang mereka tumpangi masuk ke dalam pelataran rumah dengan halaman yang luas. Ini pertama kalinya bagi Jiwon. Dalam beberapa menit kedepan ia akan kembali berjumpa dengan orang tua Yoongi setelah bertahun-tahun terlewati.

"Ayo." Ajak Yoongi. Pria ini tahu apa yang sedang dipikirkan oleh ibu dari anaknya. Jiwon terlihat ragu dengan kehadirannya disini.

Sepasang mata berwarna coklat terang milik Jiwon tak lepas dari pemandangan menakjubkan sebagai latar belakang rumah Tuan dan Nyonya Yoon. Kediaman mereka yang sekarang lebih sederhana, bahkan lebih didominasi dengan gaya tradisional ala Jepang. Tetapi itu yang membuat Jiwon tertarik. Udara disini pun sangat sejuk. Sejauh mata memandang, ia hanya bisa menemukan beberapa rumah dengan jarak sedikit jauh. Sisanya adalah pegunungan dan tanah lapang yang luas dengan rumput hijau di atasnya. Jiwon merasa lepas hanya dengan melihat pemandangan disini.

"Indah bukan?" Tanya Yoongi dibalik tubuh wanita bersurai halus. Pria itu sedang menarik satu buah koper besar ditangannya.

"Sangat indah." Jawabnya masih terpana.

"Eomma, kau belum pernah lihat bukan kalau ada danau disana. Di sekitar sana! Bagus sekali! Aku yakin kau pasti menyukainya." Sahut Jihyun. Rupanya mereka-Yoongi dan Jiwon-berhasil membuat anak itu lupa dengan permintaan-keramatnya.

"Benarkah?"

"Ya, tapi perlu masuk hutan terlebih dahulu."

"Tidak ada hutan disini, Appa."

"Ada, dulu saat Jihyun kesana kan juga melewati hutan."

"Bukan. Kami hanya melewati pohon-pohon besar. Cukup menyeramkan, apalagi saat itu hujan turun dengan deras."

Mendengar penuturan Jihyun, Yoongi menghela napas sabar. Semua tahu jika watak keras kepalanya menurun pada putrinya. Jadi, pria ini tidak bisa berbuat apa-apa ketika sifat mereka sedang beradu. Mungkin ibu atau ayah Yoongi dulu juga mengalaminya ketika menghadapi karakter putranya yang menyebalkan.

"Pohon-pohon besar itu dinamakan hutan, Jihyun." Yoongi masih mencoba menjelaskan, tetapi putrinya seperti tidak peduli. "Dan memang katanya, semua orang yang mencoba masuk kesana pasti kehujanan. Itu kenapa danaunya dinamakan Danau Kesedihan."

Jiwon menggerakan bola mata, merasa tertarik dengan cerita Yoongi. Namun tak terasa langkah mereka sudah sampai di ujung teras rumah, hingga cerita Yoongi selesai sampai disana.

"Tunggu sebentar, aku akan pergi membeli bibit tanaman yang kau pesan."

Suara seseorang yang dikenal mereka terdengar dari dalam, sebelum wajah kebapakan yang dulu sering mereka jumpai nampak dari balik pintu geser. Saat itu juga Yoongi membungkuk, disusul dengan Jiwon dan Jihyun.

Behind the MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang