Pelan-pelan aja bacanya.... santai-santai, xixixixi... kan Jiwon sama Yoongi baru LDR😝
***
"Eomma, apakah aku harus ikut?"
"Ya, jika tidak, Jihyun mau dengan siapa di sini?"
"Tetapi kan ada Appa."
"Appa akan sibuk bekerja. Nanti Jihyun sendiri."
Anak itu berdiri di depan pintu kamar orang tuanya sembari mengamati sang ibu yang tengah mengepak barang-barang pentingnya ke dalam koper. Di belakangnya ada Roseline, yang memegang kedua bahunya.
"Aku kan sering pulang sore hari, Appa pasti sudah selesai dengan pekerjaannya."
"Tidak ada yang memasak makanan untukmu, Sayang." Jiwon berbalik, tatapannya menjelaskan bahwa ia begitu kelelahan.
"Aku ingin pergi sekolah, Eomma." Kali ini Jihyun mencoba memberi berbagai alasan. Memang benar adanya, anak ini hanya ingin pergi ke tempat belajar dimana ada Woojo di sana. Dia ingin memastikan bahwa temannya itu baik-baik saja jika mereka pisah kelas.
Sementara itu, Jiwon menghembuskan napas.
"Biarkan saja, Choi. Kau bisa pergi tanpa Jihyun. Tidak perlu khawatir, aku akan menjaganya." Tawar Roseline, yang sanggup mengundang raut heran Jiwon sebab wanita ini jarang sekali berbaik hati melakukan sesuatu untuknya.
"Tumben sekali, Rose..."
"Aku hanya ingin memudahkanmu agar kau leluasa merawat Paman."
Jawaban dari Rose seketika menyadarkan kembali apa niat awal Jiwon. Mungkin benar apa yang dikatakan saudaranya ini, tetapi Jiwon juga tidak bisa membuat repot orang lain.
"Jihyun pasti akan mengerti, aku bisa membagi waktuku untuk mereka."
"Kau sudah dengar sendiri jika anakmu tetap ingin di sini."
Tatapan seorang ibu itu jatuh tepat pada mata jernih putrinya yang sama-sama tengah memandangnya dengan penuh harap. Jihyun seolah menyetujui perkataan sang bibi, menentang Jiwon secara halus dengan jarak mereka yang lumayan jauh.
"Jihyun, sini mendekat ke arah Eomma."
Anak itu nampak berpikir, sebelum langkah kaki kecilnya bergerak ragu-ragu.
"Benar kau tidak ingin pergi?"
Ia mengangguk, dengan ekspresi manjanya yang membuat Jiwon gemas, "Hm... seharusnya Eomma tidak mengkhawatirkan aku."
"Eomma tidak bisa melakukan itu, Sayang." Jiwon mengusap pipi kanan Jihyun, berbicara dengan pelan agar anak itu sedikit mengerti dengan perasaannya.
"Tetapi aku sudah besar, aku tidak akan membuat repot Bibi Rose nanti."
Mendengar penuturan putrinya, Jiwon tak kuasa menahan haru. Ia belum merasa sesadar ini jika Jihyun semakin beranjak besar dengan usia tujuh tahunnya. Pikiran dan perkataan Jihyun bahkan makin meluas. Namun, Jiwon tetap saja masih menganggap anaknya seperti bayi yang baru lahir dari rahimnya kemarin sore. Ia selalu merasa was-was pada anak semata wayangnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Marriage
FanfictionCerita ini adalah kisah sederhana dalam rumah tangga. Aku tidak mengisahkan pernikahan yang bahagia dalam kehidupan Yoon Gi dan Ji Won, melainkan sebaliknya. Lima tahun mereka hidup dengan status saling terikat, namun bagaimana jadinya jika salah sa...