33 - Pemilik Susu Coklat

6.1K 771 275
                                    

Di sini lah Jihyun sekarang, duduk di sebelah kemudi ayahnya dengan tenang. Ia baru saja kabur dari Bibi Rose yang meminta penjelasan lebih tentang kepergiannya. Bibi Rose bilang jika ia tidak boleh menginap karena wanita ini datang untuk menemaninya. Jadi, ia sedikit mengancam bahwa Jihyun tidak sopan meninggalkan seorang tamu sendirian di rumah.

Tetapi anak ini adalah Min Jihyun, yang sudah lima hari tinggal berdua bersama sang bibi yang dengan sabar merawat anak secuek Jihyun, mengantar dan menjemputnya sekolah di sela pekerjaannya, dan membuatkannya makanan. Namun, semua kebaikan itu seolah dilupakan, dan dengan kurang ajarnya Jihyun melarikan diri begitu ayahnya mengajaknya keluar.

"Bibi Rose itu cerewet sekali!" Curhatnya, begitu mobil yang mereka tumpangi keluar dari kompleks perumahan.

"Ada apa dengan Bibi Rose?"

"Dia selalu berbicara. Apa pun. Apalagi jika dia sudah tertawa sambil menonton acara komedi, rasanya ingin aku buang televisi di rumah!" Dengusnya kesal, bibirnya maju hampir menyerupai pantat ayam. Yoongi mencubit gemas bibir yang mengerucut itu.

"Kemarin di sekolah ada pemotretan, dan aku menjadi modelnya."

Celutuk Jihyun mengalihkan perhatian Yoongi dari macetnya jalanan. Ia menoleh dengan penasaran.

"Memang pemotretan apa?" Yoongi tidak tahu-menahu soal ini.

"Katanya di sekolah ada seleksi model majalah anak-anak, lalu aku dan Woojo terpilih."

"Wah, sesimpel itu?"

"Ya." Katanya singkat, sembari membuka ujung kertas permen karet sebelum dilahap dan dikunyah sampai pipinya pegal.

"Aku tidak menyangka jika putri Appa akan menjadi model." Ia tersenyum, mengacak rambut Jihyun, "Coba peragakan gayamu, seandainya di depanmu ada seorang fotografer."

"Apa itu otogafer?"

"Fo-to-gra-fer, orang yang selalu membawa kamera dan menyuruhmu bergaya."

"Oh..." Jihyun mengangguk-angguk, "Kata Guru Kim, aku hanya perlu diam dan tersenyum sedikit, sebab aku sudah cantik."

Yoongi menyemburkan tawa, tangannya terangkat menutupi mulut—memperlihatkan otot-otot dari lengannya yang sedikit menonjol dari balik kulit putih pucat itu. Jas yang biasa ia kenakan sudah tanggal dari tubuhnya, menyisakan kemeja biru muda yang ia gulung hingga sebatas siku.

"Siapa yang mengajarimu menjadi percaya diri seperti ini?"

"Tidak ada. Aku hanya sering mendengar orang-orang berkata aku-cantik-aku-manis-aku-lucu ketika mereka bertemu aku."

"Jihyun, Appa tidak bisa membayangkan bagaimana jika kau besar nanti. Apakah masih seperti ini atau tidak..." Yoongi menggelengkan kepala, lantas mengacak rambut Jihyun yang baru ia sadari sudah sepanjang itu.

"Ini dia fotoku kemarin."

Pria itu menerima iPad yang baru saja disodorkan putrinya, kemudian berdecak tak percaya.

"Wah, aku masih belum percaya." Tuturnya, sebelum kedua netranya beralih dari jalan, sedikit-sedikit mencuri pandang ke arah layar di benda itu.

" Tuturnya, sebelum kedua netranya beralih dari jalan, sedikit-sedikit mencuri pandang ke arah layar di benda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Behind the MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang