Hyun Joong menangani Jaejoong dengan alat seadanya yang ia miliki. Entah kali ini akan berapa lama lagi Jaejoong memejamkan matanya. Yunho setia menatap Jaejoong, ada apa dengan Jaejoong?
"Terima kasih sudah sempat membawa Joongie walau Rumah sakit menolaknya." Yunho pun mengangguk.
"Apa yang terjadi? Mengapa sampai mengkhawatirkan sekali?" Tanya Yunho. Hyun Joong mencoba tersenyum dan merapikan selimut pada diri Jaejoong.
"Kau dekat dengan Joongie?" Tanya Hyun Joong. Yunho hanya diam, ia tidak dekat. Ia hanya bagian yang menghancurkan kehidupan Jaejoong.
"Sebelumnya ada teman Joongie datang. Namanya Park Yoochun jika tidak salah. Ia tahu akan penyakit yang Joongie derita sejak kecil." Yunho mengerutkan dahinya. Sejak kecil?
"Apa yang Jaejoong derita?" Tanya Yunho penasaran.
"Paru-paru yang Joongie punya rusak. Bahkan kini telah menjadi kanker. Memang masih stadium awal, tetapi karena Joongie menolak untuk diobati, aku tidak menjamin. Walau kita mengangkat kankernya, tetap saja paru-paru Joongie bermasalah. Satu-satunya jalan transplantasi. Biayanya pun cukup mahal." Yunho tak percaya dengan apa yang ia dengar. Jaejoong? Ia telah menambah penderitaan Jaejoong hanya demi sebuah taruhan?
"Mengapa Jaejoong menolak untuk diobati? Bukankah ia akan mati jika terus seperti ini?" Tanya Yunho kembali. Hyun Joong terkekeh dan membelai lembut rambut Jaejoong.
"Karena anak-anaknya. Jaejoong tahu dampak pengobatan itu akan melukai anak-anaknya. Jika Jaejoong tidak mengalami keguguran, anak-anak itu akan mengalami cacat jika Jaejoong melakukan pengobatan." Yunho mengusap kasar wajahnya. Ia benar-benar merasa sangat bersalah.
"Sebaiknya kita membawa Jaejoong ke Seoul, kita tangani Jaejoong disana Ajushi. Demi Jaejoong." Hyun Joong hanya tersenyum.
"Joongie takut untuk kesana. Ia takut akan semua kenangan disana. Jika memaksakan, akan berakibat buruk pada kesehatannya. Ah ya, kita belum sempat berkenalan. Aku Kim Hyun Joong." Hyun Joong mengulurkan tangannya, Yunho pun menyambut tangan tersebut.
"Jung Yunho. Kekasih Jaejoong. Appa dari anak-anak Jaejoong." Mendengar itu raut wajah Hyun Joong pun berubah. Jadi inilah pemuda yang membuat Jaejoong tersiksa?
"Jadi kau orang yang tidak bertanggung jawab itu? Kau yang membuat Joongie dihina seluruh orang? Astaga aku malah membiarkan kau mendekati Joongie. Sebaiknya kau pergi, aku tidak ingin karena kedatanganmu kondisi Joongie memburuk."
"Ajushi, ku mohon percayalah. Aku akan memperbaiki semuanya, aku akan membuat Jaejoong bahagia." Mohon Yunho, tetapi Hyun Joong hanya mampu menghelakan nafasnya. Apa yang harus ia lakukan? Yunho terlihat begitu serius, tetapi bagaimana dengan Jaejoong?
Hyun Joong pun pada akhirnya membiarkan Yunho dekat dengan Jaejoong. Mungkin saja Yunho mampu membuat semangat hidup Jaejoong bertambah.
.
.
Yunho telah menghubungi asistennya untuk mengatur pekerjaannya. Untuk beberapa hari ini ia akan menetap di Busan. Ia akan kembali bila Jaejoong mau kembali bersamanya. Ia akan meminta persetujuan kedua orangtuanya untuk menikahi Jaejoong kelak.
Di lain tempat, Hwang masih terdiam, ia benar-benar memikirkan ucapan Hyun Joong. Ia mencoba menepis ucapan tersebut dari pikirannya. Tidak mungkin Jaejoong anaknya. Hyun Joong pasti mengada.
Kondisi Jaejoong semakin mengalami penurunan, ia semakin kehilangan kesadaran. Memang seharusnya Hyun Joong membawa Jaejoong. Tetapi percuma, Hwang tak akan mengerti, ia tetap menutup semua Rumah Sakit untuk Jaejoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears✔
FanfictionTak peduli berapa banyak orang menghinaku, karena aku yakin suatu hari nanti air mataku akan lelah mengalir. Sebelum saat itu tiba, biarlah aku merasa sedikit kebahagian. Bolehkah?