Bagian 10

16.5K 1.1K 104
                                    

WARNING!
ALUR AGAK CEPAT DIKARENAKAN AUTHOR SUDAH KEBINGUNGAN 😂
SILAHKAN GUNAKAN SABUK PENGAMAN/? ANDA.
SEKIAN

Karena saat ini, aku tahu. Aku terbangun untuk siapa.

..
..

Jaejoong memanggil kedua Orangtuanya dan Yunho dengan suara begitu pelan bahkan nyaris tak terdengar dibalik masker oksigennya. Sang dokter pun meminta perawat untuk memanggil kedua Orangtua dari Jaejoong dan Yunho.

"Bagaimana kondisi Jaejoong?" Cemas Yunho. Mereka semua menatap sang perawat.

"Ia telah sadar. Pasien memanggil kedua orangtuanya dan Yunho." Ujar perawat tersebut.

"Saya orangtuanya." Ujar kompak Hyun Joong, Hwang dan Kangin bersama. Mereka hanya saling menatap, seketika Kangin tersadar, tak mungkin jika Jaejoong mencarinya. Ia pun mempersilahkan Hyun Joong dan Hwang saja yang memasuki ruang ICU bersama Yunho.

Mereka pun memasuki ruangan tersebut dengan mengenakan pakaian khusus, cukup miris melihat Jaejoong saat ini, Yunho meraih tangan kanan Jaejoong dan berdiri disisi kanan Jaejoong, sementara Hwang dan Hyun Joong berada di seberang Yunho. Jaejoong menatap dengan sorot mata lelahnya.

"Kau sangat membuatku khawatir Jae, jangan tinggalkan aku, kumohon." Yunho mengecup berkali-kali tangan Jaejoong. Jaejoong hanya mampu menatap Yunho, rasanya ia lelah sekali.

"Bagaimana anak-anak Yun?" Ujar Jaejoong begitu pelan, bahkan terdengar berbisik, Yunho tersenyum dan kembali mengecup tangan Jaejoong.

"Mereka telah lahir. Terima kasih Jae sudah memperjuangkan mereka, terima kasih." Air mata Yunho terjatuh. Jaejoong hanya menatap Yunho, ia ingin menghapus air mata tersebut, tetapi untuk mengangkat tangan pun ia sangat lelah. Ia menyesal mengapa anak-anaknya harus terlahir begitu dini?

Jaejoong melirik Hyun Joong dan Hwang yang berada disampingnya.

"Umma." Ujar Jaejoong begitu pelan, Hyun Joong dan Hwang terkejut dengan sapaan itu, ia tak salah mendengar? Hwang segera mendekatkan wajahnya kepada Jaejoong, ia ingin memastikan bahwa Jaejoong benar memanggil dirinya Umma.

"Kau memanggilku apa Joongie?" Tanya Hwang.

"Umma. Nyonya Ummaku kan? Kalian Orangtuaku?" Ujar Jaejoong. Hwang menutup mulutnya dan menangis haru.

"Iya sayang. Hiks a-aku Ummamu Joongie. Ini Umma." Jaejoong tersenyum dibalik masker oksigennya. Air matanya pun mencelos begitu saja.

"Joongie sayang Umma, sayang Appa. Maaf Joongie sempat berpikir kalian jahat, maaf Joongie baru berani memanggil kalian." Hwang menggelengkan kepalanya, ia meraih tangan Jaejoong dan mengecupnya, kapan Jaejoong mengetahui hal ini? Mereka sendiri tak pernah mengetahui itu.

"Joongie tak salah, Joongie tak perlu untuk meminta maaf, kami yang salah nak, kami yang membiarkanmu tersiksa, bahkan.. hiks Umma sempat membencimu, maafkan Umma nak, maaf."

"Uljima." Lirih Jaejoong. Hwang segera menghapus air matanya, bahkan ia tersenyum dan mengecup kembali tangan Jaejoong dengan lembut. Ia sangat berterima kasih kepada Tuhan telah membuat anaknya kembali tersadar. Jaejoong menatap Hyun Joong.

"Appa." Ujarnya, Hyun Joong pun menundukan wajahnya. Matanya telah berkaca.

"Ya nak, Appa disini." Ujarnya dengan suara gemetar. Jaejoong tersenyum.

"Joongie sayang Appa, tak perlu Appa sembunyikan karena Joongie tahu semuanya. Joongie baik-baik saja." Ujar Jaejoong.

"Maaf, ini semua karena Appa." Sesal Hyun Joong.

Tears✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang