Tilte : Mainan juga Permen dan Kecupan Sayang di Pipi
Author : overflakkie
Cast : Park Jimin dan Kim Taehyung
Genre : Rape; Yaoi
Rating : M
Disclaimer : BANGTANSONYEONDAN is belong to BIGHITEnt. And this story is mine. Thankyou.
Warning : Typo(s), OOC, Implicit contents, age gap, pedophilia, etc.
.
.
Sore itu, lima belas tahun yang lalu, langit tertutup monokrom jingga yang rata. Seberapa keras pun Jimin meronta meminta lepas, pria paruh baya di atasnya terus bergerak seolah tuli pada jerit tangis Jimin, buta pada luka di sekujur tubuh Jimin, tak peduli pada mental dan masa depan Jimin.
Park Jimin masih berusia lima tahun, terlalu muda dengan rasa penasaran tinggi juga bodoh sebab tak pernah takut dengan orang asing selama Jimin diberi mainan dan permen juga kecupan sayang di pipi. Masih terlalu muda untuk merasakan kekerasan dan paksaan—terutama ketika paman baik hati yang biasa memberi Jimin mainan dan permen juga kecupan sayang di pipi mendadak membawanya masuk ke dalam mobil dan melepas seluruh seragam Jimin. Rompi kotak-kotaknya yang berwarna biru, kemudian celana selutut dengan motif serupa dan kemeja putih polos—semuanya lolos dari tubuh mungil Jimin.
Mainannya bukan mobil-mobilan atau layang-layang, melainkan benda aneh yang bergerak keluar masuk bersama dengan paman baik hati.
Permennya juga tidak manis, tetapi hambar dan tidak enak—belakangan Jimin tahu itu bukanlah permen, tapi obat. Jimin hanya bisa berharap itu bukan narkoba karena kata ibunya, jika menggunakan narkoba, Jimin bisa ditangkap oleh polisi.
Ciumannya tak lagi penuh rasa sayang di pipi, melainkan kasar berdarah di bibir—di mulut.
Pandangan Jimin memburam oleh air mata, anak laki-laki itu memejamkan matanya erat-erat mencoba mengeluarkan air mata yang mengganggu penglihatannya. Paman baik hati itu tersenyum puas, namun gerakannya masih tetap membuat Jimin menjerit keras sekali dan menangis hingga matanya perih.
Mulutnya kembali diterobos oleh paman baik hati. Jimin menangis dan menendang-nendang udara dengan kakinya yang terpasang kaus kaki garis-garis lucu hingga atas mata kaki. Matanya menatap takut ketika mendadak ditutup dengan kain hitam—Jimin tak bisa melihat apa pun lagi. Mulutnya juga sudah dilakban. Tangannya diikat dengan sabuk. Dan kakinya digantung ke atas—terbuka kelewat lebar hingga Jimin merasa pangkal kakinya akan sobek dan terpisah satu sama lain.
Jimin ingin pulang.
Dan Jimin dipulangkan pada pagi harinya, dengan kondisi separuh sinting. Tak henti-hentinya menggigiti kuku dan menatap takut semua orang. Semua orang asing akan memberi Jimin mainan dan permen juga kecupan sayang di pipi—kemudian membawa Jimin masuk ke dalam mobil yang sempit dan menyiksanya. Jimin tak lagi mau menerima mainan dan permen juga kecupan sayang di pipi.
Tak ada paman baik hati.
Semua orang yang memberi Jimin mainan dan permen juga kecupan sayang di pipi adalah orang jahat.
***
Jimin diminta datang ke rumah Taehyung—murid hiperaktif dari kelasnya di sanggar tari—sebab ibunya Taehyung bilang, Tae tidak mau makan jika Jim-hyung tidak melihat secara langsung betapa Tae makan banyak dan masih mengatai Tae kerempeng di kelas tari. Awalnya Jimin pikir, guru tukang cerca sepertinya akan langsung dimarahi habis-habisan oleh orangtua muridnya, kemudian dilaporkan pada pengelola sanggar dan Jimin dipecat lalu mati kelaparan di apartemennya. Tragis. Akan tetapi, ketika Jimin menekan bel di samping pintu depan rumah Kim Taehyung, anak laki-laki yang baru berusia enam tahun itu menyambutnya dengan senyum sumringah. Menarik Jimin masuk ke dalam rumah dan memaksanya duduk bersama keluarga Taehyung di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
#3: The Burning Stars on the Youthful Day
FanfictionSelamat datang, Tuan dan Nona di kafe yang kami cintai Flow de Mémoire! Di bulan Juli dan Agustus ini, kami sajikan taburan bintang yang akan membuat masa muda Anda terasa luar biasa, kami harap sajian kami membuat Tuan dan Nona menikmati masa muda...