Di Kampus
"Vina ..." panggil Vino. Namun, bukannya Vina berhenti, justru ia berjalan dengan cepat, berusaha menghindar dari orang yang telah memanggilnya. Vino tersenyum miring, lalu ia mengejar Vina dengan langkah yang lebar, sehingga dengan mudahnya ia mensejajarkan langkahnya dengan langkah Vina. Vina mendengus tak suka.
"Gue gak dapet sesuatu, gitu?" Tanya Vino blak-blakan. Vina tidak menjawab pertanyaan Vino, hanya menganggap Vino sebagai angin lalu saja."Seriously, Vin? Setelah apa yang gue lakuin ke lo, dan lo gak mau bales bantuan gue?" tanya Vino lagi.
Vina hanya diam saja. Sedangkan Vino hanya mendengus menahan untuk tidak mencubiti pipi perempuan itu."Lo tau, Vin? Setiap gue panggil lo "Vin," gue berasa lagi manggil nama gue sendiri tau, nggak?"
Lagi-lagi hanya keheningan yang memberikan jawaban untuk pertanyaan Vino. Karena sebal dengan perlakuan Vina, Vino dengan inisiatif mengambil kacamata Vina. Vina mendelik ke arah Vino seraya berkata,"Balikin, nggak?" Vino menjawabnya dengan bersiul-siul. Vina menggeram kesal, lalu ia menunjuk wajah Vino dan berkata,"Lo ... Balikin kacamata gue!"
"Gak ada lo, adanya gue. Dan gue punya nama," jawab Vino, lalu meninggalkan Vina. Vina berdecak tidak suka, ia mengejar Vino yang sudah terlewat jauh dengan berlari dikarenakan perbedaan kakinya yang tidak sepanjang Vino mengharuskannya untuk berlari.
Setelah Vina sudah memposisikan dirinya disamping Vino, dia berkata lagi,"Balikin kacamata gue." Vino pun menjawab,"Panggil nama gue dan gue akan balikin kacamata lo."
"Tapi, gue nggak tau nama lo," lirih Vina.
"YOU WHAT?! LO GAK TAU NAMA GUE?! ASTAGAH, LO KETINGGALAN JAMAN BANGET BRE! LO TINGGAL DIMANA?! KOK BISA GAK TAU NAMA GUE?! SECARA GUE ITU TERKENAL GITU LOH!" ucap Vino dengan heboh membuat Vina reflek memutarkan kedua bola matanya. Satu kata untuk Vino, Lebay.
"Lo terkenal, bukan berarti semua orang wajib kenal sama lo," ujar Vina dingin. Vino berdecak gemas, ia sudah tak tahan untuk mencubiti pipi Vina. Dengan gemas Vino mencubiti kedua pipi Vina hingga membuat perempuan itu merintih kesakitan dan meminta Vino untuk segera dilepaskan. Vino pun melepaskannya seraya bertanya,"Lo tuh anak siapa, sih? Kok gemesin banget?"
Vina memutarkan kedua bola matanya, lalu berkata,"Balikin kacamata gue." Vino menggeleng kepalanya. Vina pun bertanya,"Kenapa?"
"Karena lo harus manggil nama gue dulu," kata Vino.
"Gue gak tau nama lo," balas Vina.
"Kalau gak tau, kenalan lah."
"Gak mau."
"Ck, jadi perempuan kok batu banget? Jadi makin pengen ngetekin deh." Vina mendelik dan mundur dua langkah, menjauh dari Vino. Vino terkikik melihat ekspresi horror Vina."Canda," ucap Vino.
"Terus gimana?" tanya Vina.
"Hmm ... " gantung Vino."Gimana kalau lo manggil gue beb? Eh jangan, nanti dikiranya bebek. Atau yang? Eh jangan deng, nanti dikiranya eyang. Hm, gimana kalau sayang? Atau Ai? Nahkan, bagus, kan?" tanya Vino dengan tersenyum lebar sedangkan Vina menggeleng tanda tidak setuju.
"Gak mau," jawab Vina.
"Ck, gue suruh ngajak kenalan sama gue, lo gak mau. Gue suruh lo panggil sayang atau ai, lo gak mau. Mau lo apa?" gemas Vino sembari menjambak rambutnya dengan gemas.
"Balikin kacamata gue," jawab Vina.
Secara tiba-tiba Vino tersenyum lebar, seperti mendapatkan cahaya ilahi, atau hidayah, atau semacamnya. Lalu, ia berkata,"Gini deh, kalau kita ketemu lagi, gue bakalan ngasih kacamata lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
NANOZOVE
Genç KurguSiapa yang tidak kenal dengan Double V ? Vino dan Venzo. Kembar yang tak sama. Mereka dulu sangatlah akur, hingga karena permasalahan cinta menghancurkan segalanya membuat mereka berdua terpaksa berjanji untuk tidak saling kenal ketika masuk SMA. Na...