Hari ini Angan tengah berada di markas Black Rock. Namun entah kenapa hatinya merasa gelisah. Dia khawatir dengan keselamatan Senja pasca kejadian kemarin malam. Senja tidak seharusnya terlibat dalam pusaran masalahnya ini.
“Bro, dari tadi gua perhatiin lu bengong aja! Kenapa lu?” ucap Dion sehingga membuyarkan lamunan Angan.
“Kemarin Sonic ngikutin gua diem-diem. Gua rasa dia mau ngabisin gua,” jawab Angan.“Lu takut kalau lu abis?” tanya Dion.
“Nggak, bukan itu. Gua gak pernah takut sama mereka. Yang gua takutin itu adalah nyawa orang lain.”“Siapa?”
“Senja,” ucap Angan lirih.
“Hah? Itu nama orang? Siapa lu? Pacar?”“Dia cewek buta yang gua tolongin tempo hari pas dia lagi diganggu preman,”
“Kalau lu sampai sekhawatir itu. Artinya lu udah sayang sama dia,” ucap Dion.“Apaan sih lu?”
“Jangan bohongin perasaaan lu sendiri, Ngan,” Dion pun pergi meninggalkan Angan.++++
Saat ini tepat pukul dua belas malam. Angan semakin khawatir dengan keselamatan Senja. Angan pun memutuskan untuk datang ke rumah singgah untuk memastikan bahwa Senja baik-baik saja.“Assalamu’alaikum,” Angan memberi salam.
“Wa’alaikum salam,” terdengar suara Ibun yang terdengar cemas.
“Bun, kenapa wajahnya khawatir begitu?”“Senja belum pulang, Ngan. Ibun udah nanya kemana-mana tapi gak ada yang tahu dimana Senja. Tadinya malah Ibun pikir dia pergi sama kamu.”
“Aku hari ini gak ketemu Senja, Bun,” ucap Angan cemas.
“Ya Allah. Gimana ini? Ibun takut Senja kenapa-napa,”
“Ibun sekarang tenang dulu. Aku bakal cari Senja. Do’ain aku biar cepet ketemu Senja,” ucap Angan menenangkan Ibun.“Makasih ya, nak. Tolong Ibun. Ibun khawatir banget.”
“Iya, Bun. Sekarang Ibun masuk kedalam aja dulu. Disini dingin, nanti Ibun sakit,”Ibun pun masuk kedalam masih dengan raut wajahnya yang khawatir. Seketika air muka Angan berubah menjadi kemarahan, seperti mengetahui sesuatu. Ia merogoh saku jaketnya dan mengambil ponsel.
“Hallo Dion, kita ke markas Sonic sekarang! Gak usah banyak tanya! Bawa semuanya kesana!” ucap Angan dengan bengisnya.
++++
“Woy! Keluar lu semua!” teriak Angan di markas Sonic.“Wah wah wah! Kita kedatangan tamu!” Gery menyambutnya dengan senyum sinis diiringin tepukan tangan perlahan.
“Dimana cewek itu? Balikin sama gua!” tanya Angan sembari menarik baju Gery.
“Cewek yang mana?! Hah?!”
“Gak usah pura-pura gak tahu! Gua tahu semua permainan lu! Sekarang bilang, dimana Senja?!! Balikin ke gua sekarang juga!!”“Oh, namanya Senja. Cantik juga tuh anak. Buat gua aja ya? Gimana? Hah?”
BUUGGGGG!!!!!! BUUUUGGG!!!!!!
Angan melemparkan tinjunya pada Gery sehingga Gery tersungkur.
“Dion, amanin tempat ini. Gery cuma sendiri disini. Kalo nanti pasukannya dateng, lu urus semuanya. Gua tahu Senja ada di dalem sana,” perintah Angan pada Dion.
Angan melangkah dengan pasti menuju gudang dirumah kosong itu. Dirinya yakin bahwa Senja tengah berada disana. Hati Angan masih dipenuhi dengan rasa khawatir.
Perasaan takut akan keadaan Senja.
Angan pun membuka pintu ruangan tersebut. Disana terlihat Senja yang mulutnya dibekap dan tanganya yang diikat. Wajah Senja terlihat ketakutan. Angan segera berlari dan melepaskan Senja dari ikatan dan bekapannya.“Nja, ini gua, Angan,” ucap Angan sambil membelai lembut kepala Senja.
“Ngan, aku takut banget.”“Lu gak usah takut, udah ada gua. Sekarang kita pulang. Ibun sedang khawatir di rumah,” ucap Angan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seribu Angan Senja
Teen Fiction"Jangan pernah lupa untuk bahagia, walaupun kau tak bisa melihat cahaya kebahgiaan dunia... Dari Anganmu" Angan adalah seorang pemuda berandal yang seolah tak memiliki rasa takut. Namun suatu hari, hidupnya berubah karena hadirnya sosok baru.