ㅡ fifth

213 50 0
                                    


arin tersenyum kecil, ia menyelipkan anak rambutnya kebelakang. kebiasaan saat ia merasa gugup.

mark terkekeh pelan, ia mulai berjalan mendekat.

"so.... is it yours, mr. lee?" tanya arin menunjukan bola kaki yang berada ditangan nya.

mark mengangguk kecil. "yup, ada rencana mau main futsal di lapangan"

arin menyodorkan bola tersebut ke mark. "well goodluck then. semoga menang"

mark mengambil bola tersebut dan tersenyum kecil.

"mau nontonin saya nggak?" tanya nya iseng.

arin tersentak kecil, lalu ia tersenyum lebar.

"nggak ada yang nontonin ya?" ucap arin dengan maksud menggoda mark.

mark tersenyum kecil, "nawarin kamu doang. kali aja kamu mau nonton"

"hmm tapi saya udah janji mau pulang bareng sama temen-temen saya" balas arin merasa tak enak dengan mark.

"yah. sayang sekali. it's okay. maybe next time?" ucap mark

"yup. next time!" ucap arin antusias.

"yaudah saya duluan ya. see you when i see you" pamit mark

"bye mark!" ucap arin sambil menatap kepergian mark, ia tersenyum lebar.

terus begitu sampai-sampai ia dikagetkan oleh tzuyu dan doyeon.

"eh kampret kaget gue!" latah arin

tzuyu dan doyeon langsung tertawa

arin merengut, mendekapkan tangan nya didepan dada.

"kaget gue gara gara lo pada! ngomong kek jangan ngagetin kaya tadi!" omel arin kesal

tzuyu yang sudah meredakan tawanya langsung mengacak rambut arin gemas.

"sorry sorry, nggak ada maksud. lagian lo tadi kayanya lagi bengong. kita mah takut lo kesambet makanya langsung kagetin aja kalau-kalau habis itu lo malah kemasukan macan garong" penjelasan tzuyu membuat arin melongo bingung.

"apaan sihhhh! lo kira gua kesurupan apa?!" arin masih nggak nyantai yang membuat doyeon tertawa lebih keras.

"hahahaha rin seharusnya lo lihat ekspresi lo sendiri tadi" ucap doyeon disela tawa nya.

arin misuh-misuh nggak jelas. merasa kesal dengan tzuyu dan doyeon. bodo amat!

tidak lama kemudian muncul perempuan berpipi gembul keluar dari toilet perempuan. siapa lagi kalau bukan kang mina.

melihat sudah ada tzuyu dan doyeon disini, membuat mina langsung mengerti bahwa mereka sudah pulang. baguslah, setidaknya mina dan arin tidak perlu menyusul ke kelas mereka, fikirnya.

"dah hayu pulang" ucap mina langsung menggandeng lengan arin yang masih cemberut itu.

"eh min tau nggak? arin lagi ngambek sama kita" ucap doyeon sengaja menggoda arin. tzuyu yang disamping doyeon hanya terkekeh.

"ih dieeeem!" ucap arin merajuk.

mereka bertiga tertawa, melihat arin marah itu sangat menggemaskan. dimata mereka bertiga, arin adalah sahabat mereka yang masih seperti anak kecil yang lucu.

o O o

sekarang arin, mina, doyeon, dan tzuyu sudah melewati lapangan sekolah yang sudah ramai.

arin yang melihat mark sedang menggiring bola hanya tersenyum malu dan salah tingkah. mina yang disampingnya mendelik heran, dan langsung melihat kearah yang membuat arin menjadi malu malu kucing begitu.

mina melihat seorang pria tampan berwajah blasteran sedang mengoper bolaㅡ mina langsung mempunyai ide cemerlang.

"rin gih sana lo nontonin disitu! semangatin prince charming lo" ucap mina mendorong-dorong arin kearah lapangan yang sudah dipenuhi siswa yang menonton futsal di lapangan SMA Saint Louis.

arin tersenyum malu, "apaan sih lo"

doyeon dan tzuyu pun terkekeh geli, dan langsung menyeret arin.

"ayo dah, kita temenin" ucap tzuyu merangkul arin yang memang dibilang pendek darinya.

arin hanya pasrah, dia tidak bisa berbohong bahwa sebenarnya dia juga ingin melihat anak baru pindahan dari Canada tersebut.

mereka berempat pun duduk didekat ruang guru yang memang ada kursi panjang, cukuplah untuk mereka berempat.

"ternyata ganteng beneran ya rin. pantes dah lo demen" goda doyeon yang membuat arin tertawa malu.

"ck ah geli gue lihat arin kaya gini" ucap mina sambil menggeleng-gelengkan kepala nya.

maaf ya mina, temanmu ini sudah jatuh sejatuhnya ke pesona si anak baru, mark lee.

heartshaker! ♡ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang